TSOTML : 03

46.9K 4K 61
                                    

Didepan tv, Stela tengah mengingat alur novel yang sempat ia baca. Seharusnya Stela yang menjauhi Steve itu melebihi 6 bulan, dimana karakter Isabel sudah muncul dan mengisi kekosongan hati Steve yang selalu Stela abaikan sebagai saudara. Isabel mampu meluluhkan hati Steve saat Stela tiba-tiba menghilang dan pergi jauh meninggalkan pria itu. Meninggalkan Steve dengan penyesalan dan rasa bersalah terhadap Stela, juga rasa kehilangan seseorang yang sangat dekat dengannya. Dan dari saja tergantikan oleh sosok Isabel yang irit bicara namun selalu bertindak, seperti selalu menemani Steve dan bahkan sampai ada adegan harem. Sesuai dengan genre novel ini.

Awal mula pertemuan Steve dan Isabel itu disebuah halte bus. Isabel yang hampir terkena jambret dan Steve yang menolongnya. Dan selebihnya Stela tidak tau. Mungkin Stela hanya perlu membiarkan pasangan utama itu hidup bahagia.

Lagi pula tidak ada petunjuk sama sekali. Entah kemana hilangnya jiwa Stela asli dan malah menyeret jiwanya kedalam sini. Jadi jangan salahkan Stela jika ia berbuat semaunya saja.

"Kira-kira sudah sejauh mana hubungan mereka?"

"Siapa?" Suara yang tiba-tiba muncul disamping telinganya membuat Stela tersentak dan menjerit.

"AAAA!!!!"

Stela menutup wajahnya, kebiasaannya saat terkejut. Tapi sedetik kemudian membukanya lagi dan menatap garang pada Steve yang malah tersenyum lebar.

"Yak! Sejak kapan kau disini?"

Steve pura-pura berpikir, sedikit bergumam tidak jelas. "Sekitar lima menit lalu." Jawabnya dengan senyuman tampan.

"Untuk perkataanku yang satu pekan lalu, aku minta maaf karna aku sudah berkata kasar padamu."

Menghela nafas pelan, Stela memilih kembali fokus pada pikirannya dan mengabaikan Steve yang sudah mengambil duduk disampingnya.

"Kau marah?"

Stela menggeleng.

"Lalu kenapa kau mendiamiku?"

Lagi, Stela menggeleng.

Steve menghembuskan nafasnya, memilih mencari topik lain agar Stela mau menjawabnya.

"Hubungan siapa yang kau maksud tadi Stela?" Tanyanya saat teringat perkataan perempuan itu seraya menyomot satu buah cake vanila yang tersaji diatas meja, menyendoknya lalu menyodorkannya didepan wajah Stela.

Tanpa sadar Stela menerima suapan itu sembari terus berfikir dan Steve yang melihatnya hanya menahan senyum. Setidaknya Stela tidak menolak apapun pemberiannya dan sudah mulai menerimanya lagi, tidak seperti beberapa bulan lalu.

"Kau memiliki kekasih?" Steve masih penasaran, hubungan siapa yang Stela maksud? Dan perempuan itu tidak menjawabnya.

"Itu... Bukannya kau memiliki janji untuk bertemu dengan temanmu kan?" Stela akhirnya bersuara setelah beberapa saat terdiam, kepalanya menoleh kesamping dan menatap wajah Steve yang terlihat bingung.

"Janji? Aku?"

Stela mengangguk. "Sore kemarin kau berkata akan kerumah siapa itu? Ca... Carol?"

Beberapa detik terdiam lalu Steve langsung mengangguk kecil. "Nanti saat makan malam, Carel mengajakku makan malam bersama disebuah restoran dengan teman semasa kuliah."

"Reuni?"

Steve kembali mengangguk. "Semacam itu, tapi ini hanya beberapa saja dan mungkin berpasangan."

Stela mengangguk mengerti, jadi itu reuni pamer pasangan dan Steve sudah jelas akan mengajak Isabel bersamanya nanti.

Lalu beberapa jam kedepan Steve tidak akan ada diapartemen dan otomatis ia sendiri? Tidak apa, kebetulan Stela ingin puas menonton drama dan karaoke setelahnya.

The Sister Of The Male Lead [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang