Setelah makan siang, Steve benar-benar membawa Stela keliling kota dan membelikan apapun yang istrinya itu mau. Ini hari liburnya, sangat disayangkan jika tidak dipakai untuk berduaan bersama seseorang yang sangat dicinta bukan?
"Sudah? Sekarang apa lagi yang kau inginkan Stela? Make up? Tas? Perhiasan? Atau perlengkapan bayi?" Steve benar-benar memanjakan Stela hari ini, namun entah mengapa Stela merasa ada sesuatu yang mengganjal dengan perhatian yang Steve berikan ini.
"Itu, aku ingin pergi ketempat pemandian air panas saja. Boleh?"
Steve mengangguk cepat, lalu membawa barang bawaan Stela dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya merangkul pinggang perempuan itu.
Setelah menyimpan barang bawaannya dan memastikan Stela duduk nyaman, Steve menjalankan mobilnya meninggalkan area mall dan mencari tempat pemandian air panas yang Stela inginkan.
Diperjalanan yang cukup panjang, Stela terus saja menunduk yang membuat Steve masih merasa aneh. Biasanya Stela akan sangat antusias bepergian seperti ini bersamanya, namun mengapa saat ini terlihat sangat muram dan seakan tidak menyukainya?
Sesampainya ditempat yang dituju, dengan penuh perhatiannya, Steve membukakan pintu untuk Stela dan menggenggam tangan hangat itu seperti sebelumnya saat memasuki tempat pemandian air panas ini.
Setelah memesan, mereka masuk kedalam sebuah kamar dan mengganti pakaian mereka menjadi handuk saja. Tempat yang Steve pilih adalah sebuah hotel yang terkenal memiliki pemandangan air panas. Jadi Steve bebas melakukan apapun disini, karna tidak akan bercampur dengan orang lain karna disetiap kamar memiliki kolam pemandiannya masing-masing.
Stela berjalan cepat menuju kolam didepan sana, tidak terlalu besar memang, namun cukup luas. Saat tubuhnya masuk kedalam, terasa sangat nyaman dan menenangkan. Benar-benar merilekskan tubuh dan juga pikiran.
Sedangkan Steve tengah menyiapkan cemilan yang disediakan disini, lalu menyimpannya ditepi kolam. Setelahnya Steve ikut masuk dan duduk disamping Stela.
"Bagaimana? Apa kau menyukainya?" Tanyanya dengan senyuman hangat, juga tatapannya yang mampu melelahkan hatinya.
Namun Stela tidak bisa terbawa perasaan sekarang, pikirannya tengah berkecamuk dengan hal-hal yang seharusnya tidak perlu.
"Iya, aku sangat menyukainya." Hanya itu, hanya itu yang Stela katakan.
Melihat sang istri yang seperti tengah menanggung banyak masalah, Steve mendekat dan memijat tengkuk dan pundak Stela. Memberikan pijatan terbaiknya dan mencoba menghilangkan sedikit rasa lelah yang Stela rasakan.
"Sekarang kita bisa berbicara santai dan mengungkapkan apapun yang mengganjal dihati, tanpa perlu memikirkan hal lain." Kemudian Steve menarik Stela dan mendudukkannya diatas pangkuan. "Jadi, ayo ceritakan padaku, apa yang membuatmu terus diam hari ini? Maaf jika aku membuat kesalahan, tapi bisakah kau mengatakan apa saja kesalahannya padaku? Agar kedepannya, aku tidak akan mengulangi hal yang sama." Steve benar-benar merasa tidak nyaman dengan Stela yang seperti ini.
Namun Stela tetap diam, perempuan itu terlalu menikmati kehangatan air dan pelukan yang Steve berikan.
"Stela..." Steve mengecup gemas bahu perempuan itu dan sedikit menggigitnya. "Katakan sesuatu, kau membuatku seperti tengah berbicara pada patung." Rengeknya dengan terus menggigiti kulit putih Stela.
Menghela nafas kecil, Stela bersandar pada bahu Steve dan mulai mengeluarkan suaranya. "Sikapmu yang sangat manis hari ini, membuatku bertanya-tanya Steve."
Belum sempat Steve bertanya, Stela lebih dulu menutup bibir pria itu menggunakan tangannya.
"Kau pernah berkata jika aku menolak lagi, maka kau akan mencari istri baru bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Of The Male Lead [END]
خيال (فانتازيا)Hanya karna tertimpa sebuah bola, tiba-tiba jiwa Nadine berpindah. Gadis itu menempati tubuh seorang perempuan manis yang menjadi kakak kembar dari sang tokoh utama dari novel 'Love Language' yang pernah ia baca. "Bukankah sebelumnya kita pernah men...