Dengan bertopang dagu, Stela memandang orang-orang yang berlalu lalang dihadapannya. Stela berencana kembali melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda, alasannya sudah jelas karna tidak ingin membuat Steve kalah saing. Dulu mereka satu fakultas, dan Stela memilih berhenti ditahun pertamanya kuliah.
"Suruh siapa memilih fakultas yang sama, dasar Steve shibal!" Gerutunya seraya menendang angin.
Beberapa ingatan mulai memasuki kepalanya semalam. Mulai dari asal mula Steve tidak suka padanya, selalu menjauhinya dan bagaimana kehidupan mereka dulu sebelum kejadian malam tahun baru itu terjadi.
Menurutnya, kehidupan Stela dulu sangat buruk. Stela menyukai seorang Beath, tapi pria itu malah menolaknya dan memilih teman dekatnya. Yahhh baru Stela ketahui bahwa Stela ini memiliki seorang teman, tapi itu dulu. Pertemanan mereka hancur hanya karna seorang pria bajingan itu.
Tapi setelah mantan temannya itu hamil, Beath malah berbalik kearahnya yang jelas saja langsung Stela tolak. Untuk apa masih menginginkan seseorang yang sudah menjadi milik orang lain? Itu bukan Stela sekali.
"Sepertinya aku dan Stela sangat cocok. Kami akan mengejar seseorang yang kami suka, tapi setelah diketahui bahwa orang itu sudah menjadi milik orang lain... Jelas kami akan membuang rasa itu bahkan melupakannya tanpa segan." Stela berujar bangga, menepuk beberapa kali dada kirinya.
"Ohh Stela... Dimana jiwa aslimu sekarang? Apa kau tidak menginginkan tubuh ini lagi?" Kepalanya mendongak, menatap langit disiang hari ini yang sedikit mendung.
"Kau pemilik asli tubuh itu Stela."
Stela melirik kanan kiri, mencari asal suara yang tiba-tiba menyahuti perkataan nya. "Siapa kau? Stela?"
"Jangan pernah mengingat dunia khayalanmu lagi... Kau harus menjalani kehidupan aslimu disini."
Mata Stela membola. "Heh?! Apa maksudmu?!"
"Biarkan aku pergi. Jika kau masih mengingat tentang Nadine dan segala khayalan mu itu, aku tidak akan bisa pergi dan akan tetap menetap didalam pikiran mu."
"A-apa maksud mu?" Stela bangkit, menatap kesegala arah.
"Aku muncul akibat kau yang menciptakan dunia khayalan semasa kau koma. Sekarang lupakan semua itu dan jalani hidupmu dengan semestinya."
Stela menggeleng, menepuk-nepuk kepalanya sendiri. "T-tapi bukankah Nadine adalah kehidupan asliku?"
"Tidak! Itu hanya khayalan mu yang ingin hidup tenang dengan menjadi seorang pelajar SMA lagi. Kau menolak masa asli SMA mu karna Steve. Kau juga menolak menerima kenyataan jika Steve memang benar-benar sudah menidurimu! Sekarang lupakan itu semua! Jalani kehidupan mu STELA!!!"
Stela terus menggeleng, matanya terpejam erat dengan melangkah menjauhi tempatnya duduk tadi. "Tidak! Aku bukan Stela! Aku Nadine!!"
"Kau Stela! Terima kenyataan dan lupakan semua khayalan mu tentangku!"
Stela tiba-tiba luruh dan berjongkok, tangannya terkepal erat dan memukuli kepalanya sendiri. "Pergi!! Kau membuat kepalaku sakit!!!"
Orang-orang yang melihat Stela malah berjongkok ditengah jalan menyoraki perempuan itu, menyuruhnya menyingkir karna lampu merah akan berganti menjadi hijau. Seorang pria paruh baya yang kebetulan baru turun dari mobilnya buru-buru menghampiri Stela. Tangannya mencoba menggapai perempuan itu dan berteriak.
"STELAAA!!!"
Brak!!
Namun sayang, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi lebih dulu menghantam tubuh Stela dan mengakibatkan perempuan itu terpental cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Of The Male Lead [END]
FantasiHanya karna tertimpa sebuah bola, tiba-tiba jiwa Nadine berpindah. Gadis itu menempati tubuh seorang perempuan manis yang menjadi kakak kembar dari sang tokoh utama dari novel 'Love Language' yang pernah ia baca. "Bukankah sebelumnya kita pernah men...