TSOTML : 20

17K 1.7K 97
                                    

Selama pesta berlangsung, fokus Deory tidak pernah lepas dari Stela dan Steve. Nafasnya memburu, ia marah saat dengan manisnya kedua manusia itu menebar keromantisan didepan umum. Deory cemburu, ia tidak terima melihat Steve sangat dekat dengan perempuan lain.

Jika saja Steve meninggalkan sedikit saja perempuan itu, Deory akan langsung menerjangnya dan mengancam perempuan itu agar tidak mendekati Steve.

"Aku tidak perduli walaupun dia teman dekat Steve."

Begitupun dengan Isabel. Sedari tadi, ia hanya melihat Steve dengan letupan-letupan kecil dihatinya. Isabel sudah mengetahui siapa itu Stela, jadi ia tidak mempermasalahkan perilaku manis pria itu. Tapi tetap saja, Isabel seperti merasa kebakaran jenggot. Apalagi saat dengan senyum lebarnya Steve mencium hidung Stela.

Sungguh, Isabel sangat iri saat melihatnya.

Saat sedang asik menikmati ketampanan Steve, sebuah tepukan dipundaknya membuat Isabel menoleh. Matanya terbelalak terkejut saat menemukan wajah Geo yang sangat dekat dengannya.

"Apa yang kau lihat?" Tanyanya seraya mengikuti arah pandang Isabel sebelumnya.

Isabel menggeleng, perempuan itu lebih memilih meraih minumannya dan meneguknya secara perlahan.

Tiba-tiba senyum miring Geo terlihat, pria itu mendekatkan wajahnya pada telinga Isabel. "Apa kau menginginkan hal romantis seperti itu?" Bisiknya dengan meniup kecil daun telinganya.

Isabel kembali menggeleng, mendorong Geo agar menjauh. "Aku hanya sedang melihat hidangan yang tengah dinikmati perempuan itu, sepertinya terlihat sangat enak." Telunjuknya mengarah pada Stela. Awalnya Geo mengerut bingung, tapi sesaat kemudian wajah pria itu berubah cerah.

"Wahh... Aku tidak menyangka bisa bertemu Stela lagi." Kemudian pria itu beranjak dari duduknya, meninggalkan Isabel yang kebingungan dan menghampiri Stela yang tengah berkacak pinggang.

"Ada apa denganmu sih? Kau selalu saja menyerobot kue-kue ku." Stela mencak-mencak, menatap Steve tajam yang malah dibalas dengan senyuman oleh pria itu.

"Aku menyukainya. Lagi pula kue-kue itu terasa lebih manis setelah kau menggigitnya." Matanya berkedip genit. Menjahili dan menggoda Stela adalah hobinya akhir-akhir ini.

Stela memutar bola matanya, perempuan itu beralih membelakangi Steve dan malah mendapati seorang pria berkepala putih yang berdiri tidak jauh darinya.

"Hai Stela, apa kau masih mengingatku? Kita pernah satu SMA dulu." Geo menyapa dengan lambaian tangan.

Stela terdiam dengan wajah mengerut bingung, lalu kepalanya menoleh pada Steve, bertanya pada pria itu lewat tatapan matanya.

Steve menggeleng, tapi tak ayal ia menatap lekat Geo yang masih berdiri di tempatnya. Jika pria itu adalah teman SMA Stela, sudah pasti Steve pun mengenalnya. Karna sedari sekolah dasar, Steve tidak pernah berbeda kelas dengan Stela.

Geo tersenyum, memasukkan kedua tangannya kedalam saku. "Aku Geo, teman semasa SMA mu Stela. Apa kau benar-benar melupakan ku?"

Stela menggeleng. Bukannya ia lupa, hanya saja ia tidak mengetahui apapun tentang kehidupan didunia ini. "Entahlah, sepertinya otakku tidak bisa mengingat memori lama." Balasnya dengan senyuman canggung.

Geo mengangguk, memaklumi. "Jika berkenan, mau kah kau berkeliling denganku? Aku ingin menemui Om Cleo, memberikan selamat pada beliau." Ajaknya dengan senyuman yang penuh harapan.

Steve memberengut tidak suka. Saat pria itu hendak menjawab, seseorang dengan lancangnya lebih dulu menarik lengannya dan membawanya manjauh dari Stela.

The Sister Of The Male Lead [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang