Tubuh Alea rasanya sangat lelah, ingin istirahat sejenak dari semua masalah yang menimpa dirinya.
Hari ini juga merupakan hari pertama Alea bekerja paruh waktu di salah satu kafe. Setelah selesai bekerja, Alea langsung ketempat bimbingan belajarnya.
Sebelum ke tempat bimbelmya, Alea terlebih dahulu disuruh untuk menghantarkan pesenan ke sebuah perusahaan yang terkenal dan ternama. Alea awalnya tidak mau tetapi karyawan lain mengatakan kalau Alea akan diadukan ke bos dan mungkin akan dipecat. Dan akhirnya Alea mau mengantarkan pesanan itu ke Laurent Group.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya Alea sampai diperusahaan besar itu. Alea menatap kagum bangunan didepannya yang menjulang tinggi. Gadis itu kemudian meminta security agar membawanya masuk ke perusahaan itu.
"Permisi pak" Panggil Alea pada security
"Ada yang bisa saya bantu mbak?"
"Pak tolong bantuin saya bawa makanan ini ke dalam"
"Mari mbak"
"Makasih, pak" Security menganggukkan kepalanya
Security kemudian membawa Alea masuk ke dalam peeusahaan dan berjalan menuju ke resepsionis.
"Maaf mbak, makanan ini ditaruh dimana ya?" Tanya Alea pada resepsionis
"Taruh disini aja" ketus resepsionis dan langsung membuat Alea badmood
"Sabar Alea....." Alea menghela napas kasar dan meletakkan makanan itu
Alea kemudian berjalan menjauh dari meja resepsionis sambil mengoceh gak jelas, sampai-sampai ia menabrak seseorang.
"Aw~" ringis Alea menyentuh jidatnya
"Ini orang atau tembok sih" Alea terus ngedumel meskipun ia yang salah
"Ekhem!!!"
Alea langsung mendongakkan kepala menatap orang itu dan seketika membulatkan matanya. Alea terkejut melihat siapa yang ada dihadapannya itu.
"Mampus" Alea langsung memejamkan matanya dan menunduk
"Kenapa menunduk?" Tanya Prince dingin
"Eh, m-maaf om" ucap Alea masih menunduk karna tak berani menatap mata Prince
"SAYA TANYA KENAPA KAMU MENUNDUK?!!" Mendengar bentakan Prince, membuat Alea langsung meneteskan air matanya.
"M-maaf om, saya t-takut" jawab Alea sambil terisak dan perlahan mengangkat kepalanya
Prince kemudian melihat penampilan Alea dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. Melihat Alea yang masih mengenakan seragam sekolah, membuat Prince menyimpulkan kalau Alea masih anak sekolah yang bekerja paruh waktu.
"Lain kali jalan pakai mata" Tekan Prince dan langsung meninggalkan Alea
Sedangkan Alea, gadis itu masih menatap punggung Prince yang perlahan menjauh darinya.
"Lain kali jalan pakai mata" ujar Alea menirukan gaya bicara Prince yang terkesan dingin
"Gue yakin dalam hatinya om itu, 'gila keren banget gue'. Dia pikir dengan dia gitu, bakalan keren? Malahan kayak orang yang sakit gigi" kesal Alea dan memutuskan untuk pergi ke tempat bimbelnya
♡♡♡♡♡♡♡
Karna tidak memiliki uang untuk pulang, Alea memutuskan berjalan kaki untuk pulang ke rumahnya. Namun, tiba-tiba Alea merasakan sesuatu yang mengalir dari lubang hidungnya. Darah. Dia mimisan?
"Astaga.....pakai mimisan segala lagi" ucap gadis itu dengan tangan yang menahan darah itu agar tidak banyak keluar dan mengenai baju
Orang-orang yang ada disekitar itu, tampak kasihan dengan Alea. Satu persatu orang mulai mengerumuni gadis cantik yang masih berseragam sekolah itu.
"Hei nak, kamu gapapa?"
"Hm"
"Kamu pusing?"
"Nggak"
Beberapa orang disana mulai membantu Alea. Ada yang memberikan sebotol air mineral untuk Alea dan ada yang memberikan sapu tangannya untuk membantu menyumbat darah yang terus keluar dari hidung Alea.
"Kayaknya kamu kelelahan, nak"
Alea hanya menjawab dengan senyuman dan telihat jelas kalau wajahnya begitu pucat.
"Gapapa, jangan paksakan dirimu, belajarlah sewajarnya" nasehat seorang wanita paruh baya sambil membersihkan sisa darah yang sudah berhenti mengalir dari hidung Alea.
"Makasih tante" ucap Alea dengan sopan
"Rumahmu dimana, nak? Sebaiknya kamu pulang naik taksi aja biar tante yang pesan"
"Nggak usah tante, aku bisa pulang sendiri" tolak Alea tidak enak hati
"Baiklah kalau begitu hati-hati"
Alea mengangguk dan segera pergi dari sana karna waktu sudah semakin larut.
♡♡♡♡♡♡♡
Setelah berjalan kaki yang lumayan lama, akhirnya Alea sampai di pekarangan rumahnya. Netra indahnya tertuju pada sebuah mobil yang terparkir disana, itu artinya sang papa sudah pulang dari kantornya. Alea hanya bisa menghela napas sambil berjalan mendekati pintu utama dan membukanya perlahan.
Cklek!
"Dari mana aja kamu?!"
Alea terkejut bukan main saat mendengar suara dingin dari papanya itu.
"Dari sekolah" jawab Alea dengan jujur
"Jam segini? Kamu jangan bohongin papa!"
"Kamu berani bohongin papa!!! Papa tamb___"
"Pah, stop!"
Reviano terkejut mendengar suara tinggi putrinya. Dan tentunya hal itu kembali memancing emosi dirinya.
"Berani-beraninya kamu!!"
"Apa papa lupa? Alea gak punya uang, bahkan untuk naik bus pun Alea gak mampu" lirih Alea sambil menahan air matanya. Alea memang sudah kehabisan uang bahkan disekolah dia rela menahan rasa laparnya untuk tidak makan.
Sorot mata Reviano pun berubah seketika. Dia terdiam mematung tanpa sadar bahwa Alea sudah pergi ke kamar.
Alea kini mengunci dirinya di dalam kamar dan segera merebahkan tubuhnya yang tiba-tiba terasa begitu lemas. Ia berkali-kali menghela nafas berat, entah apa yang terjadi dengan tubuhnya. Belakangan ini ia sering sekali merasakan sakit di kepalanya dan sudah kali ketiga ia mengalami pendarahan dari hidungnya.
Tok....
Tok...
Alea segera menutup wajahnya dengan bantal begitu mendengar ketukan keras dari pintu kamarnya.
"Alea! Buka! Papa belum selesai bicara!" Papanya berteriak cukup keras membuat Alea kembali merasakan sakit di kepalanya.
Gadis cantik itu segera mempererat tekanan bantal yang ada di wajahnya, mencoba meredam suara bising dari luar sana.
Di luar kamar, Reviano terus mengetuk pintu kamar Alea sambil berteriak memanggil nama putrinya itu.
"Pah, udah dong! Biarin Alea istirahat" Nivya sekuat tenaga mencoba untuk meredam emosi suaminya. Ia takut putrinya akan dipukul oleh suaminya
Plakk
Tiba-tiba Alea membuka pintu kamarnya, dan Reviano yang melihat putrinya itu, segera melayangkan tamparan di pipi putrinya. Alea tak melawan sedikitpun, ia hanya diam sambil menatap datar ke arah Papanya.
"Dasar anak yang tidak punya sopan santun!"
Jangan lupa vote and comment
Klik👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Untuk Alea
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya ketika kamu harus menikah dengan laki-laki yang belum selesai dengan masa lalunya dan harus hidup menjadi bayang-bayang orang lain? Begitulah yang dihadapi ALEA ELFASYA. Seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tak menyenang...