11. Bentakan

16.3K 368 5
                                        

"Asap tidak akan muncul kalau tidak ada api" ucapnya santai dan kembali berdiri lalu memakai kaca matanya.

"Anda pikir saya tidak tau permasalahannya? ANAK ANDA SUDAH MENGATAKAN KALAU ALEA JALANG" ucap Prince menekankan kalimat terakhir.

"Saya bahkan bisa lebih kejam dari pada yang anda lihat sekarang ini. Saya bisa melakukan apapun yang saya mau, DALAM SATU DETIK, SAYA BISA MERUBAH HIDUP ANDA" ujar Prince dan membuat semua orang yang ada disana menunduk tidak bisa berbuat apa-apa.

"Jangan berurusan lagi dengan saya. INGAT! SAYA BISA MEMPERMAINKAN HIDUP ANDA" sambungnya lalu memberikan kode kepada bodyguard untuk melepaskan orang tua murid itu.

Prince kemudian meninggalkan ruangan dengan menggenggam tangan mungil Alea , sedangkan kepala sekolah langsung mengejarnya karna tau nasib sekolah sekarang sudah diujung tanduk.

"Kami pihak sekolah, meminta maaf atas ketidaknyamanan ini Pak Devano" ujar kepala sekolah. Lebih baik menurunkan harga diri dari pada berurusan dengan Prince.

"Saya tidak mau kejadian ini terulang kembali. Jika ada yang mengatai Alea lagi, SEKOLAH INI AKAN SAYA TUTUP DAN TIDAK HANYA ANDA YANG MENDAPATKAN DAMPAKNYA, INGAT ITU" ucap Prince membuat kepala sekolah serta guru merinding mendengarnya.

Prince lalu berjalan keluar ruangan menuju mobilnya sambil memandangi wajah sendu gadis itu. Prince sangat tahu isi hati Alea, karena tak butuh hitungan menit baginya untuk menerka apa yang sedang dipikirkan Alea.

"Ayo pulang" ucapnya.

Alea diam memandangi mata Prince yang telah berubah warna menjadi merah, menandakan kalau suasana hatinya sedang tidak baik. Tapi bukan itu yang diinginkan Alea.

"Kenapa kak Prince yang dateng?" Alea tak membalas genggaman tangan Prince, namun juga tak menepisnya. Alea lebih terkesan pasrah.

Pandangan Prince kemudian tertuju pada Marvel yang sedang memperhatikan mereka. "Saya mau pulang. Kenapa dia natap kamu?"

Alea kemudian beralih menatap Marvel "dia temen aku"

"Jauhi dia" tegas Prince terkesan memaksa.

"Apa urusan kak Prince? Aku mau deket sama siapa aja ya, terserah aku"

"Saya suami kamu"

Alea tersenyum getir "Bukankah kak Prince udah nyiksa aku?" tanyanya.

Mendengar itu, Prince mengepalkan tangannya. "Ayo, pulang" Prince menekan kata demi kata yang ia ucapkan dengan nada berat. Kalau sudah begini, tak ada yang bisa dilakukan Alea selain menurut.

"Kenapa cowok itu maksa Alea" gumam Marvel saat melihat Prince menarik paksa tangan Alea.

Sedangkan Alea hanya bisa diam mendengus kesal. Meski sekuat tenaga, nyatanya Alea sangat berusaha melepas genggaman tangan Prince di wajahnya. Dia berteriak, berontak, namun Prince tak mengindahkan penolakan dari Alea.

♡♡♡♡♡♡♡

Selang beberapa menit, Alea sampai di mansion milik Prince dimana ia tinggal disana. Hari ini begitu melelahkan baginya.

Mobil bermerk BMW 520i berwarna hitam itu memasuki kawasan pekarangan mansion yang luas. Supir kemudian menghantikan mobil mewah itu tepat di depan pintu mansion. Sumua bodyguard yang ada disana menunduk ketika nyonya mereka berjalan.

"Keren sih, tapi gue maunya tinggal di rumah gue sama mama" batin Alea

Alea melangkahkan kakinya memasuki mansion yang begitu mewah. Dihadapannya, sudah berdiri maid yang sudah menunduk untuk membawa tas dan melepas sepatu yang dikenakan Alea.

Prince Untuk AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang