Terlihat seorang laki-laki berparas tampan dengan setelan jas hitam yang melekat di tubuhnya tengah mengotak-atik laptop yang ada di hadapannya. Laki-laki itu begitu fokus pada laptop kesayangannya itu.
Entah apa yang sedang ia kerjakan, yang pasti terlihat dari wajahnya bahwa ia sedang mengerjakan pekerjaan yang sulit, dimana terlihat beberapa kali laki-laki itu mengernyitkan dahi.
Tok....
Tok....
Terdengar suara ketukan pintu, menandakan ada seseorang dari luar sana yang akan memasukki ruangan tempat laki-laki itu bekerja.
"Ya, masuk" ujar Prince.
Cklek!
Secara perlahan pintu terbuka dan memperlihatkan seorang laki-laki paruh baya bernama Shivam memasuki ruangan.
"Prince, ini sudah larut, apakah kamu tidak istirahat?" tanya Shivam.
"Sebentar lagi, Paman" jawab Prince yang tidak mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Selesaikan pekerjaanmu itu dan segera istirahat" ujar Shivam yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Prince.
Setelah Sivam keluar dari ruang kerjanya, selang beberapa menit Prince meneyelesaikan pekerjaannya. Saat Prince hendak berdiri, ia mengambil handphone miliknya yang ada di samping leptopnya.
Tanpa sengaja matanya tertuju pada sebuah cincin yang melingkar indah di jari manisnya membuat ia mengingat kembali awal dari pernikahan yang sangat ia benci.Setelah itu, Prince langsung keluar dari ruang kerjanya dan berjalan menuju ke kamarnya. Laki-laki itu tidak langsung tidur, ia memilih duduk di balkon kamarnya ditemani alkohol dan rokok.
"Zaviya....."
Prince menyalakan rokok saat bayangan masalalunya itu kembali berputar di fikirannya. Zaviya wanita yang sangat ia cintai dan sayangi, yang sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya. Zaviya adalah cinta pertama Prince, namun kejadian itu merenggut paksa kebahagiaan mereka.
"Kenapa harus kamu, Zaviya....." gumam Prince dan mencengkram erat gelas kaca berisi alkohol hingga gelas itu pecah.
Cklek!
Shivam masuk ke dalam kamar Prince untuk memastikan apakah Prince sudah tidur. Tetapi Shivam melihat Prince yang tengah berdiri di balkon kamar.
"Kenapa belum tidur?" tanya Shivam berjalan mendekati Prince.
"Gak bisa tidur" jawab Prince santai dan kembali menghisap lalu menghembuskan membuat asap rokok itu mengebul pecah ke udara.
Sedetik kemudian, Shivam melihat jelas di sela-sela jari Prince sebatang nikotin yang sedang menyala dan telapak tangannya yang berdarah akibat serpihan kaca.
"Astaga, Prince!" Shivam mengambil rokok yang masih menyala itu kemudian langsung memadamkannya dan membuangnya ke tong sampah.
Shivam langsung mengambil P3K dan mengobati tangan Prince yang terluka. Setelah mengobati tangan Prince barulah Shivam keluar dari kamar.
"Makasih, Paman" ucap Prince dan diangguki Shivam.
♡♡♡♡♡♡♡
Setelah Prince mengunci Alea dari luar dan mengurungnya, gadis itu terduduk di atas tempat tidurnya. Alea kemudian mengobati luka sobek di kakinya, terutama di bagian lututnya yang tadi memar karna Prince mendorongnya ke lantai.
Jujur seluruh tubuhnya seakan remuk dan sakit bersamaan, hari ini sangat melelahkan bagi Alea, bukan hanya tubuhnya saja yang capek, tapi hatinya juga.
Alea merebahkan badannya sambil memijit bagian kepalanya yang pusing. Teringat akan kejadian tadi di ruang tamu, yang begitu menyakitkan baginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Untuk Alea
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya ketika kamu harus menikah dengan laki-laki yang belum selesai dengan masa lalunya dan harus hidup menjadi bayang-bayang orang lain? Begitulah yang dihadapi ALEA ELFASYA. Seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tak menyenang...