Setelah Alea diusir dari rumahnya, perempuan cantik itu duduk di tepi trotoar, sendirian menangis di gelapnya malam. Alea begitu takut sendirian.Tadi, Alea sempat melihat mobil Prince dan mencoba mengejar mobil Prince, tapi mobil itu melaju dengan cepat. Dan Alea pun hanya memandangi mobil itu dengan tatapan kecewa. Ia tak tahu akan jadi begini.
"Bahkan gue kasian sama diri gue sendiri, gue udah kayak orang stes jalan sendirian, kehilangan arah gak tau mau kemana" gumam Alea seraya tersenyum, lebih tepatnya ia menertawakan dirinya sendiri.
"Kalau gue lompat dari ketinggian pun, yang ada gue bakalan nyusahin orang"
Di bawah guyuran hujan yang cukup deras Alea berjalan di trotoar seorang diri. Ia tidak tahu harus pergi ke mana tapi yang jelas ia harus menjauh sejauh mungkin dari mansion, sampai Prince tidak menemukannya.
Alea menyentuh perutnya yang tiba-tiba terasa kram. Perempuan cantik itu kemudian menyandarkan tubuhnya pada pohon yang ada di pinggir jalan. Sesekali ia mengusap wajahnya yang basah karna air hujan hingga menutupi pandangan mata.
"Kenapa semakin sakit" lirih Alea sambil mengelus perutnya, rasa sakit yang ia rasakan semakin menjadi-jadi.
Hujan yang awalnya deras kini berubah gerimis disertai hawa dingin yang membuat perempuan cantik itu mengigil kedinginan. Di tambah pakaian yang digunakan basah.
Kini, Alea memilih untuk mengistirahatkan tubuhhnya di salah satu toserba yang sepertinya hendak tutup. Dengan pelan-pelan sambil memegangi perutnya Alea duduk lesehan di lantai yang tampak kotor itu. Alea mengusap-ngusap perutnya seolah usapan yang ia berikan akan membuat kram di perutnya mereda.
"Entah sampai kapan mama bisa bertahan..... yang penting buat mama, kamu harus lahir dan liat dunia ini" gumam Alea pada nyawa kecil yang tumbuh dalam rahimnya.
Meskipun usia kandungan masih 4 minggu, namun rasa sayang Alea sudah tumbuh untuk anak yang ia kandung. Jiwa keibuannya membuat ia memiliki keberanian untuk memperjuangkan nyawa yang tumbuh di rahimnya.
Tiba-tiba rasa pusing menghampirinya, kepala Alea sangat sakit, rasanya ingin pecah. Hingga perlahan matanya terpejam dan kehilangan mesadarannya.
Seorang wanita paruh baya dan putranya menghampiri Alea yang pingsan dengan pakaian yang basaha kuyup itu.
Mereka mumutuskan untuk membawa Alea ke rumah mereka karna wanita paruh baya itu bingung harus membawa Alea kemana.
♡♡♡♡♡♡♡
Tidak terasa hampir 15 menit berlalu, kini mereka sudah berada di depan sebuah rumah mnimalis.
"Nak....." wanita paruh baya itu berusaha membangunkan Alea dengan menepuk-nepuk pipi Alea pelan.
Alea akhirnya membuka matanya dan melihat sekeliling yang begitu asing baginya. Ia langsung terduduk dan melihat kesekeliling ruangan. Ini sangat asing untuknya.
"Apa gue diculik?"
"Nak?" Panggil seorang wanita paruh baya yang menolongnya.
"Kenapa aku bisa disini?"
"Tadi ibuk sama anak ibu liat kamu pingsan di depan toko, jadi ibuk bawa kamu ke rumah ibuk" cerita wanita paruh baya itu.
Alea kemudian mengalihkan pandangannya ke arah seorang pemuda yang duduk disamping wanita paruh baya itu.
"Kenalin nama ibuk Zoya, kamu bisa panggil buk Zoya. Dan ini anak ibuk namanya Aldefin" ucapnya dan diangguki Alea.
"Kamu dari mana mau ke mana? Kenapa sampai basah kuyup seperti ini?" Tanya Zoya pada Alea.
![](https://img.wattpad.com/cover/344714949-288-k68017.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Untuk Alea
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya ketika kamu harus menikah dengan laki-laki yang belum selesai dengan masa lalunya dan harus hidup menjadi bayang-bayang orang lain? Begitulah yang dihadapi ALEA ELFASYA. Seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tak menyenang...