03. Menemukan Zaviya Ku

9.7K 298 0
                                    

Saat ini langit malam sangat indah. Bulan dan bintang-bintang tertata merut porsinya membuatnya terlihat sangat cantik.

Prince yang terhanyut duduk di kursi taman. Matanya tampak kosong menatap ke arah kolam ikan yang berada di sekitaran taman mansion. Prince akhir-akhir ini selalu melamun sendirian di taman.

Taman ini membuat Prince merasakan kedamaian yang hakiki dan bisa menenangkan jiwa nya.

Prince juga suka lupa waktu kalau sudah berada di taman ini. Sudah berapa kali Shivam membangunkannya saat Prince ketiduran di bangku taman.

Karna cuaca semakin dingin, Prince memutuskan untuk masuk ke dalam mansion.

Prince tidak langsung menuju ke kamarnya, ia terlebih dahulu ke ruangan kerjanya. Laki-laki itu berwajah dingin itu berjalan dengan sorot mata lurus menuju ke ruang kerjanya.

Cklek!

Prince memasuki ruangan yang selama ini ia habiskan waktunya disana, ia berjalan menuju jendela kaca besar yang langsung menghadap pemandangan langit. Tangannya ia masukkan ke kantong celana, tatapannya terlihat kosong dengan ekspresi yang datar.

Laki-laki itu berjalan menuju meja kerjanya, mengambil bingkai foto kecil yang terletak di sana. Ia mengelus pelan potret perempuan cantik yang tersenyum menambah kesan cantik pada dirinya.

Matanya terpejam dan tangannya terkepal kala mengingat kecelakaan yang merenggut nyawa tunangannya.

Prince mengambil handphone dari saku celananya dan menghubungi tangan kanannya agar segera menemuinya.

"Paman, datanglah ke ruanganku sekarang"

Pip!

Telepon dimatikan sepihak oleh Prince mencoba berfikir, apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

Tok...

Tok...

"Masuk"

Shivam kemudian memasuki ruang CEO Laurent's Group itu setelah mendapatkan sahutan dari dalam. Shivam melihat sosok laki-laki yang lebih muda darinya itu tengah berkutat dengan laptop didepannya.

"Ada perlu apa, Prince?" Tanya Shivam mulai menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Prince

"Aku ingin menanyai tentang Alea Elfasya" jawab Prince tanpa mengalihkan pandangan pada laptop, seolah benda mati itu lebih menarik daripada kehadiran Shivam di ruqngan itu.

Shivam tersenyum mendengar ucapan Prince, itu artinya Prince sudah membaca data-data yang diberikan padanya kemarin malam? Pikir Shivam

"Kenapa membicarakan gadis itu?" Pancing Shivam, memastikan kalau ia tidak salah dengar

Prince menghela nafas, mengeser laptop yang berada dihadapannya itu. Ia kemudian menatap laki-laki paruh baya yang tengah duduk dihadapannya itu.

"Paman tau 'kan seberapa besar rasa cinta aku ke Zaviya?"

Shivam mengangguk tanpa ragu "lalu?"

Shivam paham, sangat paham betapa besarnya rasa sayang dan cinta Prince untuk Zaviya. Bahkan segala hal yang membuat Zaviya bahagia, pasti akan Prince lakukan. Shivam juga ingat dulu bagaimana Prince bersusah payah untuk mendapatkan restu dari orang tua Zaviya agar mereka bisa menikah, segala macam cara Prince lakukan demi memiliki Zaviya.

"Setelah apa yang terjadi, apa paman pikir aku akan ikhlas begitu saja? Tentu tidak, aku kehilangan perempuan yang aku cintai paman. Dunia begitu tidak adil merebut Zaviya dariku" ucap Prince pelan

"Setelah keterpurukanku selama ini, saat ini aku bangkit dari keterpurukan itu. Dan saat ini juga aku menemukan Zaviya ku pada diri orang lain, paman"

"Kapan kamu akan menikahinya?" Potong Shivam

"Aku meminta paman kesini agar Laurent's Group bekerja sama dengan bisnis milik Reviano Agler. Dan dalam waktu dekat, Reviano akan menyerah dan bisnisnya akan dikendalikan dibawah tangan Laurent's Group. Aku yakin dia pasti memberikan putrinya padaku, paman" ujar Prince

"Suatu saat nanti bencimu akan berganti menjadi cinta Prince. Pada akhirnya kebencian akan menjadi cinta" sahut Shivam dan langsung beranjak meninggalkan Prince

Prince terdiam cukup lama mendengar ucapan yang Shivam lontarkan padanya. Prince yakin kalau Shivam bisa membaca pikirannya dan tau maksud ia menikahi Alea.

"Aku begitu beruntung bertemu denganmu" ucap Prince tersenyum tipis mengelus bingkai foto yang berada di ruang kerja nya, tentu itu foto gadisnya, Zaviya Haura Aaron.

♡♡♡♡♡♡♡

Angin malam berhembus cukup kencang hingga mengeluarkan hawa dingin yang menusuk tulang. Rintik-rintik hujan juga mulai turun membasahi Bumi seolah sedang mewakili isi hati Alea yang saat ini tengah duduk melamun di balkon kamarnya.

Gadis cantik dengan balutan piyama berwarna biru langit itu duduk di salah satu kursi, sembari memeluk lututnya. Tatapannya kosong dan matanya berkaca-kaca.

"Aydan, gue kangen sama lo" Alea menatap langit dan membayangkan disana ada wajah saudaranya.

"Seandainya lo masih disini, mungkin gue nggak akan selemah ini" ucapnya dengan suara serak.

Alea turun dari kursi itu, kemudian berjalan menuju pembatas balkon. Dan di saat itu juga hujan turun semakin deras, membuat senyum indah muncul di wajahnya.

Gadis cantik itu menikmati setiap tetesan air hujan yang membasahi tubuhnya. Alea benar-benar menyukai hujan, karena dengan adanya hujan ia bisa mengeluarkan semua rasa sakit hatinya.

Bersamaan dengan tetasan hujan, air mata Alea pun keluar begitu saja. Gadis itu menangis sejadi-jadinya dan berteriak kencang meluapkan emosi dan perasaannya yang selama ini ia pendam sendirian.

"ARGHHH!!!"

"KAPAN GUE BAHAGIA!!!" Alea berteriak disela tangisannya

Perlahan-lahan tubuh Alea merosot dan akhirnya terjatuh di lantai yang basah.

"Kenapa hal buruk harus terjadi sama gue?" Lirihnya sambil terisak dan terdengar sangat menyedihkan.

Cukup lama Alea berada di balkon menikmati hujan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan mengganti pakaiannya. Alea terduduk diatas tempat tidurnya, setelah selesai mengganti baju dan mengobati luka sobek di bagian wajahnya, terutama di bagian sudut bibirnya, yang tadi mendapatkan tamparan dari sang papa.

Jujur seluruh tubuhnya seakan remuk dan sakit bersamaan, hari ini sangat melelahkan bagi Alea, bukan hanya tubuhnya saja yang capek,tapi hatinya juga.

Alea merebahkan badannya sambil memijit bagian kepalanya yang pusing. Beruntungnya maid dirumah ini mengantarkan makanan untuknya, dan kebetulan maid itu kenal dekat dengan Alea dan syukurnya Alea tidak sampai pingsan karna perut kosong.

"Huh~"

Entah yang keberapa kalinya Alea menghela napas.

"Aydan, gue mau ikut sama lo" lirih gadis itu hingga akhirnya ia tertidur







Jangan lupa vote and comment

Klik👇

Prince Untuk AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang