Bagaimana jadinya ketika kamu harus menikah dengan laki-laki yang belum selesai dengan masa lalunya dan harus hidup menjadi bayang-bayang orang lain?
Begitulah yang dihadapi ALEA ELFASYA. Seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tak menyenang...
Hi! Aku udah mutusin buat cerita Prince Untuk Alea udah selesai sampai disitu aja, gak ada season 2 yaa.
Tapi aku kasih Special Part. Kalau rame, aku bakalan kasih 2 Special Part. Makasih untuk yang udah mau baca.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mencintai manusia sesempurna kamu adalah hal luar biasa yang gak pernah aku rencanain"-Prince
•Happy Reading•
Saat ini pukul 18.15, Alea melangkah perlahan menuju dapur, tangannya yang lembut sesekali mengusap perutnya yang membuncit indah, tempat kehidupan baru tengah tumbuh. Wajahnya berseri-seri, meskipun ada sedikit lelah yang tersirat, namun keanggunan seorang ibu hamil memancarkan pesonanya. Kulitnya tampak bercahaya, dengan rambut hitam yang tergerai di bahunya, membuatnya terlihat begitu cantik dan penuh kehangatan.
Sebelum sampai ke dapur, langkahnya melewati ruang keluarga. Dimana dulu, ruangan ini menjadi saksi bisu dimana ia pernah diusir oleh lelaki yang dulu sangat kejam dan membencinya.
Alea tersenyum sendu. Hari yang suram itu sudah berakhir dua tahun lalu. Kini, lelaki yang dulunya sangat membenci dirinya sudah berubah menjadi lelaki yang bahkan takut kalau Alea akan meninggalkannya. Lelaki kejam itu sudah hilang dan digantikan oleh seorang suami yang amat mencintai istrinya.
"Alea mau ngapain, hmm? Butuh sesuatu, biar Bik Fani ambilin"
Lamunan Alea buyar kala mendapati seorang wanita paruh baya sudah berdiri disampingnya.
"Nggak ada Bik, Alea cuma mau buat cookies" balas perempuan cantik itu seraya tersenyum lembut.
"Eh, jangan dong. Biar Bik Fani aja yang buatin ya" tawar wanita paruh baya itu.
"Tapi Dedek bayi maunya Mommy yang buatin, Nek" balas Alea dengan suara seperti anak kecil.
"Yaudah boleh, tapi harus dibantu sama Bik Fani dan maid lain"
"Oke!" Balas Alea seraya terkekeh.
Dengan senyum kecil yang terus menghiasi wajahnya, Alea memperhatikan maid yang mulai menyiapkan bahan-bahan di meja dapur.
Tangannya yang lentik mulai menakar tepung, gula, dan mentega dengan hati-hati. Setiap gerakannya terasa penuh cinta, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk bayi kecil yang tumbuh dalam rahimnya.
"Sabar ya sayang, bentar lagi cookies nya jadi" ujarnya sambil tersenyum, seolah berbicara pada bayi di dalam perutnya.
Ngidam memang sering membuat ibu hamil berkreasi di dapur, dan hari ini adalah momen spesial bagi Alea untuk memanjakan dirinya dengan sesuatu yang dibuat dari tangan sendiri.