16. Sakit

16.8K 361 4
                                        

Alea Elfasya Laurent atau yang akrab disapa Alea sudah rapi dengan seragam yang terbalut sempurna di tubuh indahnya.

Alea berjalan perlahan menuruni anak tangga dengan anggun menuju meja makan. Fani yang mana adalah kepala maid di mansion itu tengah menyiapkan sarapan di meja makan dan tersenyum hangat ke arah nyonya mereka yang mendekat.

"Prince dimana?" Tanya Fani, sedangkat Alea mengernyitkan keningnya.

"Alea pikir kak Prince udah berangkat" jawab Alea.

"Mungkin masih nyenyak, coba Alea bangunin" ujar Fani seraya tersenyum.

Dengan ragu, Alea berjalan menuju kamar Prince. Sesampainya di depan pintu kamar, gadis itu masih berdiri tanpa mengetuk pintu. Hingga akhirnya Alea menghela napas berat dan mulai mengetuk pintu.

Tok...

Tok...

Tidak ada sahutan sama sekali. Setelah mengumpulkan keberaniannya, Alea memegang knop pintu seraya memejamkan matanya.

Saat membuka mata, Alea menemukan jika Prince tengah tertidur. Nafas laki-laki itu masih teratur dan tenang, pertanda jika ia masih tertidur.

Jam di dinding menunjukkan angka tujuh saat Alea melihatnya. Alea memutuskan untuk mendekat.

"Kak Prince...." panggil Alea seraya memberanikan diri untuk mengulurkan tangan, mengguncang tubuh Prince.

"Engh..." Prince bergumam tak jelas. Kedua matanya terbuka perlahan dan menemukan sosok Alea di sebelahnya. Gadis itu yang mengusik tidur lelapnya.

"Kak Prince bangun, emangnya kak Prince nggak kerja?" Ucap Alea.

Laki-laki itu mengangkat wajahnya, sekedar melihat jam. Tubuhnya terduduk seketika, kala melihat jam yang sudah menunjukkan angka tujuh.

"Arrgh!" Prince memijat kepalanya yang terasa berat.

Refleks tangan Alea terulur untuk menyentuh kening Prince dan mengecek suhu tubuh suaminya itu.

"Kak Prince sakit?" tanyanya.

Prince langsung menepis tangan Alea dari keningnya. Masih tersimpan rasa benci sekaligus marah pada perempuan itu.

"Saya gapapa" ucapnya datar.

"Tapi kak, tubuh kamu panas banget" pekik Alea, mencoba menghalangi Prince yang hendak turun dari kasurnya.

"Kak Prince istirahat aja dulu, biar Alea minta bik Fani buatin bubur" lanjutnya.

"Gak perlu. Saya harus berangkat kerja" tolak Prince dengan tegas.

Dalam sekali dorongan, tubuh mungil Alea sudah bergeser dari hadapannya. Ia memaksakan untuk berdiri meski rasa sakit di kepala terlalu menggerogoti.

Alea meringis. Gadis itu tak punya kuasa menahan suaminya. Padahal ia hanya berniat baik untuk mengurus Prince yang sedang sakit.

Sementara Prince masuk ke kamar mandi, Alea memilih untuk berjalan cepat ke ruang makan. Menemui bik Fani yang masih sibuk dengan rutinitasnya.

"Bik, tolong buatin bubur untuk kak Prince. Badannya panas banget, tapi maksa buat kerja" pinta Alea dan diangguki Fani.

Setelah maid membuat bubur untuk Prince, pada saat itu juga Prince turun dan sudah rapi dengan stelan jas nya.

Alea segera membawakannya ke hadapan Prince. Diletakkannya bubur yang masih mengepulkan uap panas di atas meja.

"Kak Prince makan bubur aja" ucap Alea sedikit takut. Karena tatapan laki-laki itu terlihat tajam.

Ada sedikit rasa malas, tapi Prince menuruti. Terlebih karena Fani yang membuat bubur itu.

Prince Untuk AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang