Hari ini adalah hari dimana Alea berangkat study tour yang diadakan oleh Inure High School.
Semuanya sudah siap dengan koper yang berisi barang-barang yang mereka akan bawa. Semua anak-anak kelas XII sudah berada di halaman Inure High School. Bus berangkat pagi ini.
Alea dan Marvel berada dalam bus yang sama dikarenakan mereka satu kelas. Dan tempat duduknya juga sudah diatur oleh pihak sekolah, dan kebetulan tempat duduk Alea tidak jau dari Marvel. Tempat duduk
Alea tepat berada di depan Marvel. Sepanjang perjalanan, pandangan Marvel tidak luput dari gadis itu. Marvel terus memperhatikan apa yang dilakukan Alea, mulai dari ngemil, bernyanyi mengikuti alunan lagu, hingga gadis itu tertidur.
Setelah menempuh perjalanan empat jam lebih, akhirnya mereka tiba di hotel yang lokasinya tidak jauh dari pantai. Para murid mulai turun satu-persatu.
Sesampainya disana anak-anak turun dari bus dan menghirup udara segar setelah melakukan perjalanan panjang. Sedangkan Alea hanya duduk di bangku taman karena masih setengah sadar dari tidurnya sambil menekuk lutut dan kakinya naik ke atas. Gadis itu memeluk kakinya sendiri.
Marvel yang melihat itu buru-buru membuka jaketnya dan memakaikan Alea jaket itu.
"Eh?" Alea langsung membuka matanya saaat menyadari ada seseorang memberikan jaket untuknya.
"Masih ngantuk?" Tanya Marvel dan Alea langsung menggeleng.
"Yaudah, ayo masuk"
Setelah Alea meletakkan kopernya ke kamar yang sudah dibagi, gadis itu keluar dan menghampiri anak-anak yang duduk di pinggir pantai.
Ada yang fokus dengan handphonenya, dan ada yang bersama-sama membakar barbeque. Alea memilih bergabung membakar barbeque disana dan menunggu dagingnya matang.
"Akhirnya mateng juga"
Setelah babeque itu matang, mereka semua berkumpul untuk makan siang bersama. Alea sudah memegang sumpit dan piring kecil yang ada ditangannya. Alea langsung mengambil daging dari piring yang Marvel bawa dan langsung melahapnya tanpa meniupnya dahulu.
Alea gelagapan karena daging yang ada di dalam mulutnya sangat panas. Marvel panik dan tangannya langsung terulur agar Alea mengeluarkan daging yang ada di dalam mulutnya.
"Muntahin aja, gapapa" Ucap Marvel dan Alea mengeluarkan daging yang ada di dalam mulutnya ke atas tangan Marvel.
"Maaf" cicit Alea.
Marvel kemudian tersenyum lebar dan mengacak-acak rambut gadis itu. "Gapapa"
Marvel mengambil tissue yang ada di meja lalu membungkus daging itu lalu dibuang ke tempat sampah. Alea minum banyak-banyak karena lidahnya merasa kepanasan.
"Sampai kapanpun, perasaan gue ke lo akan tetap sama. Gue cinta sama lo" gumam Marvel dalam hati.
Karena Marvel gemas melihat pipi kanan Alea yang mengembung karena ada air minum didalamnya. Ia langsung mencubit pipi gadis itu karna sangat mirip dengan tupai.
Byur
Karena Alea terkejut ia tidak sengaja menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya ke wajah Marvel.
"Yah, baju gue basah"
"M-maaf, siapa suruh bikin gue kaget" Alea mengambil tissue lalu mengusap-usap wajah laki-laki yang membuatnya terkejut. Semuanya tertawa terbahak-bahak melihatnya.
"Salah sendiri, ngapain cubit-cubit pipi gue" Ucap Alea yang sudah membersihkan wajah Marvel.
"Lo juga, siapa suruh gemesin kayak gitu!" Jawab Marvel tidak mau kalah.
"Ih..... lo kok marah sama gue!" Balas Alea tak kalah ketusnya.
"Anak-anak, waktunya makan siang!" Panggil guru.
Alea kemudian duduk disamping Marvel. Marvel menatap Alea dengan tanda tanya. Alea kenapa? Tindakan Alea membuat jantung Marvel berdegup kencang. Kenapa Alea melakukan hal ini?
Marvel berusaha menepis perasaannya tetapi tidak bisa. Alea yang menyadari bahwa dirinya ditatap lama oleh temannya itu, ia pun menatap Marvel juga.
"Apa?" Tanya Alea
"Oh, gue terlalu deket ya? Maaf" Ucap Alea yang menyadari bahwa dirinya duduk terlalu dekat dengan Marvel.
"Gapapa"
Alea mengangguk lalu melanjutkan acara makannya sampai habis. Tentu Marvel yang selalu mengambilkan Alea dagingnya karena Alea tidak sampai jika mengambil sendiri.
Michelle yang melihat itu merasa cemburu tetapi ia tidak bisa berbuat apa. Kalian masih ingat 'kan dengan Michelle? Gadis yang waktu itu berantem dengan Alea.
♡♡♡♡♡♡♡
"Lanjut besok aja, Prince. Kamu keliatan gak sehat hari ini"Prince yang sedang fokus mengetik, langsung mendongakkan kepala. Shivam tengah menatapnya dengan kening berkerut. Sementara itu, ia langsung menggeleng.
"Prince baik-baik aja, paman"
"Jangan paksa dirimu, Prince. Tubuhmu juga butuh istirahat" ujar Shivam.
Shivam kemudian duduk di sofa yang ada di ruangan Prince dan mebatap laki-laki itu.
"Alea kemana?"
Sebenarnya Shivam sudah mengetahui kalau Alea pergi study tour selama tiga hari karna Fani memberitahunya. Shivam bertanya hanya untuk memancing Prince, apakah laki-laki itu tau.
"Study tour" jawab Prince tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Study tour? Berapa lama?"
"Tiga hari?"
"Syukurlah" ucap Shivam, sedangkan Prince yang mendengar itu langsubg mengalihkan pandangannya dan mentap Shivam dengan kening yang berkerut.
"Ya, paman bersyukur karna Alea bisa healing dan bisa lebih lama sama teman sekelanya. Mending dia sama temannya yang waktu itu, daripada sama kamu" lanjut Shivam mencoba memancing Prince agar laki-laki itu cemburu.
"Siapa ya namanya....." Shivam pura-pura mengadah keatas, matanya sesekali melirik kearah Prince yang seperti menahan emosi.
"Oh, namanya Marvel" Shivam sengaja mengeraskan suaranya untuk mengetahui bagaimana respon Prince.
"Ck!" Prince berdecak dan bangkit dari singga sana nya.
Tanpa aba-aba, ia langsung keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan Shivam. Sedangkan Shivam, laki-laki paruh baya itu tertawa puas karna ia sudah bisa membaca perasaan Prince dari sikapnya.
"Kamu harus menurunkan egomu, Prince"
"Benci jadi cinta? Kenapa tidak" lanjutnya seraya tersenyum puas.
Sedangkan Prince, laki-laki itu sudah berada di dalam mobil. Awalnya ia mau menyusul Alea dan membawa gadis itu pulang je mansion. Tetapi, setelah berpikir sekali lagi, ia mengurungkan niatanya.
"Sialan!" desisnya sembari memukul stir.
Dengan rahang mengeras, ia menatap ke depan. Hujan turun dengan deras, membuat beberapa orang yang berada di tempat parkir, berlarian mencari tempat berteduh. Sementara di dalam mobil, Prince masih meresapi rasa kesal di hatinya.
Jika tahu bahwa jatuh cinta bisa membuatnya selemah ini, maka ia menyesali perasaan ini. Harusnya ia tetap menjadi Prince seperti biasa, yang sulit untuk menjatuhkan hati.
Setelah beberapa menit menormalkan emosi, Prince memutuskan untuk pulang saja. Ia menghubungi bodyguard nya agar mengawasi apa saja yang Alea lakukan disana.
"Kamu pikir kamu akan bebas berduaan dengannya?"
Jangan lupa vote and comment
Klik👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Untuk Alea
Teen FictionBagaimana jadinya ketika kamu harus menikah dengan laki-laki yang belum selesai dengan masa lalunya dan harus hidup menjadi bayang-bayang orang lain? Begitulah yang dihadapi ALEA ELFASYA. Seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tak menyenang...