18. Berantem

13.4K 328 6
                                        

Alea dan Prince saat ini tengah duduk manis di dalam mobil dalam perjalanan pulang, suasana hati Prince tampaknya lebih buruk dari sebelumnya.

Alea mengernyit menatap suaminya. Apakah ini karna Luna menceritakan tentang Zaviya tadi? Entahlah. Alea juga sama, suasana hatinya lebih buruk dari sebelumnya. Ditambah lagi hari ini ia begitu sering mendengar nama Zaviya, membuat hatinya terasa sesak.

Perjalanan itu berlangsung sedikit lama dan Prince mengantuk mungkin karena pengaruh anggur dan makanan tadi, Prince mulai memejamkan mata dan godaan untuk tidur terasa sangat nikmat.

Sedangkan Alea, tubuhnya sangat lelah akibat sekolah yang hampir memakan waktu seharian ditambah lagi tadi ia jalan kaki membeli pesanan Prince. Gadis itu meregangkan otot-otot tubuhnya, menghembuskan napas lelah setelahnya.

"Kak Prince udah tidur?"

Alea menatap Prince yang sudah tertidur disampingnya dan tanpa sadar laki-laki itu menyender di bahunya. Alea memejamkan matanya, jujur gadis itu lelah dengan semua ini. Alea lelah jika harus terus menjadi bayang-bayang Zaviya yang kepribadiannya sangat berbeda dengannya.

Alea kembali membuka matanya dan bersandar, matanya menatap ke depan dengan pandangan kosong.

"Kapan ya, kak Prince akan mencintaiku?"

Alea teringat ucapan Luna yang menceritakan Zaviya tadi saat di ruang tamu.

"Zaviya itu adalah putri satu-satunya kami. Siafatnya itu, ceria, ramah, care banget sama orang lain, pintar masak, rendah hati, tapi kalau marah sangat menyeramkan. Ayahnya aja gak berani bantah ucapannya kalau udah marah"

"Aku capek jika harus terus menjadi bayang-bayang Zaviya, tapi ini satu-satunya cara agar kak Prince bisa mencintaiku" gumam Alea.

Sedetik kemudian, Prince terbangun dari tudurnya dan menatap Alea yang melempar senyuman padanya.

"Berhenti bersikap seolah kamu adalah Zaviya" ucap Prince mengalihkan pandangannya dari Alea.

Alea membeku mendengar ucapan Prince "Alea ngelakuin ini agar kak Prince menganggap Alea ada"

"Sampai kapanpun saya tidak akan pernah menerima keberadaanmu. Dan ingat, cinta saya udah habis untuk Zaviya, hanya Zaviya dan selamanya Zaviya" ucap Prince menatap tajam Alea.

Alea kembali tersenyum getir seraya menatap dalam Prince "Alea gak peduli. Alea disini ingin dianggap dan dicintai. Jika memang cinta kak Prince habis untuk Zaviya, Alea akan menjadi seperti Zaviya"

Setelah perdebatan itu, tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Hanya keheningan yang mereka rasakan, hingga akhirnya mobil sampai di halaman mansion.

Prince langsung turun dari mobil dengan tatapan tajamnya. Laki-laki itu kesal setelah berdebat dengan Alea, gadis itu memang sangat keras kepala. Prince memutuskan untuk pergi ke ruang kerjanya.

"Dasar gadis keras kepala!"

Cklek!

Laki-laki itu berjalan menuju meja kerjanya, mengambil bingkai foto kecil yang terletak di sana. Ia mengelus pelan potret perempuan cantik yang tersenyum, menambah kesan cantik pada dirinya.

Yang orang katakan memang benar, cinta pertama sangat sulit untuk dilupakan. Zaviya adalah cinta pertama Prince, ia sangat mencintai Zaviya bahkan sampai perempuan itu sudah tidak di dunia lagi.

Ingatan tentang kenangan demi kenangan terlintas dibenak Prince. Kenangan indah pada masa itu membuat sudut bibir Prince tertarik, Prince membayangkan jika Zaviya tengah tersenyum manis kepadanya.

"Sayang....." lirih Prince dan tanpa sadar air matanya keluar bigitu saja.

Cklek!

Alea masuk ke ruangan itu dengan membawa handphone Prince yang ketinggalan di mobil. Alea terkejut melihat Prince yang tengah menunduk sambil menangis.

"Kak Prince....." Alea dengan hati-hati menyentuh wajah Prince yang memperlihatkan wajah basah suaminya itu.

Namun tiba-tiba Prince memeluknya dengan erat, membuat Alea sangat terkejut.
Dengan tangan gemetar, Alea mencoba untuk mengusap punggung Prince yang bergetar hebat.

"Saya kangen....saya kangen sama Zaviya" lirih Prince dalam isakannya.

Deg!

Mendengar ucapan Prince barusan, mampu membuat napas Alea tercekat dan hatinya yang seperti tertusuk sesuatu. Benda yang sangat tajam terus menusuk hatinya berkali-kali. Nama itu, nama perempuan yang selalu membuat hatinya sakit. Zaviya.

Alea mencoba menahan tangisannya, gadis itu mengigit bibir bawahnya. Alea mendongak saat air mata secara tiba-tiba ingin turun begitu saja.

Prince kemudian melarai pelukannya dan melepaskannya "Saya sangat merindukan Zaviya....saya ingin bahagia bersamanya"

Alea mengigit bibir bawahnya menahan air mata, bagaimana bisa Prince mengatakan kalau ia ingin bahagia dengan perempuan lain di depan Alea?

"Kak....aku istri kamu" ucap Alea dengan suara bergetar.

"Saya tidak mencintaimu"

Air mata yang susah payah Alea tahan sejak tadi, luruh begitu saja. "Aku istri kamu, dia cuma tunangan kamu. Dia udah meninggal, dan aku masih bernapas di hadapan kamu. Tapi kenapa seperti aku yang mati di mata kamu"

"Cinta saya sudah habis untuk Zaviya, hanya Zaviya dan selamanya untuk Zaviya. Kamu hanya wanita asing yang wajahnya mirip dengan Zaviya dan berhasil masuk ke kehidupan saya"

"Iya, aku tau. Tapi tolong beri aku kesempatan di hati kamu" balas Alea lemah lembut.

"Kenapa harus Zaviya? Kenapa nggak aku? Aku masih disini, dihadapan kamu" lanjutnya seraya menunjuk dada bidang suaminya.

"Kamu bukan Zaviya!" Jawab Prince, menatap tajam Alea yang menangis dihadapannya.

"Dia udah mati!" Balas Alea.

Prince menatap Alea dengan tajam, laki-laki itu mengepalkan tangannya mencoba menahan untuk tidak melukai Alea.

"ZAVIYA AKAN SELALU HIDUP DIHATI SAYA!" Ucap Prince menekan kata demi kata yang ia ucapkan.

Alea tersenyum getir mendengar ucap Prince. Gadis itu menatap sendu laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu. Alea meraih pipi suaminya dengan tangan gemetarnya.

"Aku....Alea akan selalu mencintaimu, aku rela jadi bayang-bayangnya demi kamu, hanya untuk kamu" bisik Alea.













Jangan lupa vote and comment

Klik👇

Prince Untuk AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang