53.

1.6K 87 0
                                    

*
*
*





Sudah dua minggu sejak kejadian itu terjadi, Jungkook masih setia menunggu Jaehyun siuman. Dirinya yang terus menerus dihantui oleh penyesalan dan rasa bersalah terus menggelora layaknya hama yang terus menjalar ke pikirannya.

Terkadang Sehun menyuruh Jungkook pulang namun Jungkook selalu menolak.

"bersama keluarga tuan Jaehyun?" ucap seorang perawat yang keluar dari ruangan ICU.

"saya sus!!"

Jungkook menghampiri perawat itu dan mengikutinya masuk kedalam ruangan Jaehyun yang ternyata sudah siuman, namun hanya matanya saja yang terbuka dan menggilir kekanan kekiri.

"Jae, ini aku Jungkook, kamu inget kan?" tangis Jungkook haru sambil mengelus pipi Jaehyun.

"Jae, kamu kuat, kamu bisa, Jaemin masih butuh kamu"

Jaehyun hanya menatap kosong Jungkook, lalu membuang pandangannya dari Jungkook.

"Jae, aku minta maaf, masalah kemarin aku gatau bakal kayak gini, so please aku mohon Jae kamu bangun yah, kuat" ujar Jungkook sambil mengelus surai Jaehyun.

Sedangkan Jaehyun hanya mengerang tak berkata apa apa meski matanya mendadak mengeluarkan air mata haru melihat Jungkook menangis. Mulutnya sulit untuk berkata kata namun batinnya selalu berkata tidak apa apa kamu nggak salah.

"tuan, jam besuk sudah habis, tuan bisa keluar dulu" sahut perawat sambil menepuk bahu Jungkook.

Tatapan Jungkook menatap Jaehyun yang masih tidak mau menatapnya, walau ia akan pergi dari ruangan kosong itu.

"Jae, you strong"











*
*
*










"aku akan pergi ke Paris, aku mau move darinya" jelas Taehyung sambil menyiapkan dokumen pengunduran dirinya menjadi dosen.

"hyung, pikirkan baik baik, apa kamu yakin?" ucap Jimin.

"Jim, diam disini hanya membuatku semakin menderita begitu juga Jungkook"

"tekadku sudah bulat akan pergi"

"hyung!!" sahut Jimin memanggil Taehyung yang akan beranjak dari ruangannya.

"kupikir dirimu benar benar berubah, aku ternyata salah,kau hanyalah Kim Taehyung yang hanya membuat keputusan sendiri tanpa berfikir" jelas Jimin.

"kau memungutku lalu membuangku, kini orang lain harus merasakan hal yang sama sepertiku?"

"luar biasa, Mr. Kim"

"take yourself" pungkas Jimin sambil pergi mendahului Taehyung.

Taehyung berjalan menatap sekitar kampus yang kini hanya akan menjadi sebuah kenangan, apalagi di masa Jungkook masih menjadi mahasiswa disini.

Seorang pemuda hyperactive yang selalu membawa nasi kotak untuknya, berteriak teriak tidak jelas, menggunakan marganya sembarangan, bahkan merayunya layaknya seorang primadona.

Senyumnya tiba tiba tercipta ketika terbayang melihat tingkah Jungkook seolah olah melambai dari gerbang kampus menunggu kehadirannya, bahkan bayangan Jungkook menunggu dirinya di tempat parkir hanya untuk menebeng pulang kini seolah deja vu kembali.

"pak!!"

"heum?"

"bekal dari saya, bapak kan hari ini terakhir ngajar, barangkali sedih minum dan makan aja ini buatan saya" ujar mahasiswa cantik itu.

"makasih yang Kook"

"Kook?" gadis itu mengrenyitkan alisnya sebelah.

"ouhh sorry, makasih yah Won, saya pasti makan"

"abisin yah pak"

"arghhh, kenapa selalu terbayang" batin Taehyung kesal.













*
*
*








Jaehyun sudah mulai bisa menggerakan tangannya meski kakinya masih lemah, bahkan bisa dikatakan sudah mati rasa.

Disana Jungkook setia menemani Jaehyun, bahkan mengupaskan apel meski Jaehyun masih belum mau menatapnya.

"Jae, makan yah, kamu boleh marah, tapi kalo makan gak boleh mogok" rayu Jungkook sambil tersenyum simpul.

"APPA!!!" sahut Jaemin yang berlari menghampiri ayahnya yang sedang terbaring di ranjang rawat inap.

Jaemin memeluk hangat ayahnya yang masih terbaring, dibalas ciuman lembut di kening oleh Jaehyun sambil mengelus elus surai hitam lebat Jaemin.

"Appa, appa udah sembuh kan, kita bisa pulang kan?" tanya Jaemin beruntun, Jaehyun menggeleng pelan.

"loh kok belom bisa sih appa, Jaemin kan kangen dipeluk appa"

"nanti aja" bisik Jaehyun sambil mencium kening anak semata wayangnya tersebut.

Jungkook tersenyum haru, tak terasa air mata mengalir di pipinya melihat kehangatan yang terjadi antara ayah dan anak yang melepas rasa sayang. Rasa bersalah di hatinya semakim menggebu pikiran overthinking nya mulai membabi buta lagi ia befikir bagaimana nasib Jaemin dan bagaimana yang ia akan rasakan jika Jaehyun meninggalkannya.

"Kookie, kok nangis?" tanya Sehun sambil menepuk pundak Jungkook.

Jungkook langsung mengusap air matanya, dan tersenyum sembari menggeleng ribut menatap Sehun.

"aku terharu om, ga nangis kok"

"kamu nangis Kookie, nangis haru ahahah"balas Sehum sambil mengelus rambut Jungkook.

Sehun kemudian menatap Jaehyun dan Jaemin yang sedang saling melepas tawa, malah ikut merona mencoba menahan tangis harunya itu.

"om, kok nangis?" tanya Jungkook sambil terkekeh pelan.

"saya nggak nangis"

"om nangis, nangis haru"


























🐰🐰🐰





















Maaf ya guys kalo agak cringe, aku lagi nyoba mikirin alur biar gak terlalu muter.

Jan lupa sarannya yahhhh,













Borahae.....





Tbc.......

My LectureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang