1. Perkenalan

177 5 0
                                    

Meja panjang yang berada di kantin kantor, telah penuh dengan berbagai makanan di atasnya. Banyak yang berkunjung juga menyantap makanan di sana dengan penuh khidmat. Termasuk seorang Khalisa Meyriana Bahman.

Biasanya, Khalisa tak minat untuk ke kantin di saat jam makan siang seperti ini. Ia akan meminta langsung pada cleaning service atau juga memesan via online melalui ponsel genggamnya.

Kini Khalisa tengah menyantap satu wadah berisi dimsum, sosis keju, juga segelas hot matcha latte. Ia duduk bersama dengan sekretarisnya, yang bernama Aruna Dalea.

"Run, setelah ini jadwal saya apa?" tanya Khalisa disela-sela menyantap sosis kejunya.

"Ada meeting di jam dua siang, untuk membahas proyek kerja sama dengan PT. Hanuga Startama."

"Oke, thanks." Aruna hanya mengangguk sebagai jawaban.

Khalisa pun meneruskan kembali makannya, yang memang masih ada di atas wadah.

***

Kali ini tepat pukul 17:00 sore, Khalisa telah siap untuk turun ke bawah menuju lobi. Karena mobilnya sudah bertengger manis di sana.

Kaki jenjangnya menapaki lantai dengan high heels tiga centi yang terdengar nyaring. Jas yang ia pakai telah dibuka dan disampirkan di tangan kirinya, bersamaan dengan tas hitamnya.

Tangan kanannya sejak tadi sibuk dengan ponsel. Sudah berapa banyak panggilan dari sang ibunda tercinta, yang menanyakan keberadaannya sekarang. Padahal ia baru saja pulang dari kantor, dan juga tidak ada niatan untuk ke mana-mana lagi setelah ini.

Tak lama dari itu, terdengar kembali suara dering telepon dari ponselnya. Kemudian ia menggeser tombol hijau dan mulai mengangkatnya.

"Halo."

"Sa, lagi di mana? Gue udah di lobi deket mobil lo, ni. Gue bawain sesuatu buat lo."

Khalisa tersenyum saat mendengar suara sahabatnya--- Mela--- yang begitu antusias. "Ini gue lagi di lift, bentar lagi sampe."

"Oke, gue tunggu." Telepon pun terputus. Setelah itu, Khalisa segera menyimpan ponselnya ke dalam tas.

Mela memang bekerja di kantor yang sama dengan Khalisa. Posisinya sebagai staf marketing.

Beberapa menit kemudian, Khalisa telah sampai di lobi dan mulai menghampiri Mela yang berdiri dekat dengan mobilnya.

"Kenapa gak masuk mobil aja, si?" tanya Khalisa, seraya meminta kunci mobilnya pada supir pribadi kantor, yang tadi memindahkannya ke lobi.

"Ya gue gak enak lah, takut ada barang penting di mobil lo."

"Lebay lo! Gue kenal sama lo emangnya baru sehari dua harian? Heran gue." Khalisa berujar seraya terkekeh diakhir kalimatnya. Karena sahabatnya satu itu masih saja sungkan padanya. Seusai itu, mereka masuk ke dalam mobil bersamaan.

"Ini ada hadiah dari Agnan, gue disuruh nyampein ke elo. Meski gue sebenernya kurang sreg sih, kalo lo nanti deket sama dia. Dan satu lagi, ini dari nyokap gue. Pas abis balik dari Singapore, langung kasih hadiah gitu buat lo. Oleh-oleh si, katanya." Mela berujar panjang lebar, seraya meletakkan dua paper bag di atas pangkuan Khalisa.

Khalisa membuka hadiah dari Mela, lalu senyuman terpatri dari bibirnya.

"Thanks banget loh ini. Sumpah tasnya bagus banget, gue suka. Salam sama nyokap lo, ya. Dan bilang makasih banyak buat oleh-olehnya."

Seusai percakapan singkat itu, Khalisa mulai menjalankan mobilnya dan melenggang pergi dari kawasan kantor.

***

Kesalahan Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang