Agnan menatap gedung serta jalanan dari balik kaca yang ada di ruang kerjanya. Istirahat jam makan siang ia isi dengan melamun sebentar juga memesan makanan via online.
Akhir-akhir ini ia merasa bahagia kala hidupnya di isi oleh Khalisa. Namun ia juga sedikit ragu, kala mendapatkan Khalisa bukan dengan cara yang baik. Jika ia bertemu kedua orang tuanya Khalisa, yakni Wendy dan Zaldy kembali, apa yang akan mereka perbuat padanya? Apakah ia habis babak belur oleh Zaldy? Atau mereka tak mau melihat serta menolaknya mentah-mentah?
Helaan nafas berat keluar begitu saja. Rasa-rasanya kepalanya agak pening jika terus memikirkan hal itu. Tapi jika tidak dipikirkan semuanya akan menjadi tanda tanya. Karena mau dibawa ke mana hubungan mereka ke depannya?
***
Tatanan ranjang yang rapi juga wangi, dengan kelopak bunga mawar yang mengitari lantai berbentuk hati. Ada dua lilin cantik yang mengisi bentuk hati di kelopak mawar tersebut. Lilin-lilin yang lain tersimpan di atas meja nakas, juga di sisi kaca balkon. Hal itu mampu membuat sang empu yang menata tersenyum dengan bangga.
Irisnya menatap gorden balkon yang terbuka. Cahaya yang temaram dari lampu tidur serta lilin-lilin cantik tersebut membuat semuanya terlihat romantis. Ia ingin menciptakan sesuatu yang indah untuk malam ini.
Waktu tengah menunjukkan pukul 17:30. Masih ada waktu untuknya mandi dan berendam dengan sesuatu yang harum.
Tok tok tok
"Sa, lagi apa? Aku bawain makanan buat kamu. Keluar, yuk!"
Khalisa yang baru saja selesai berendam terkejut dengan suara Agnan. Beruntung pintu kamar ini terkunci dengan rapat.
"Iya, sebentar, Nan. Aku baru habis mandi."
"Oke, aku tunggu di sofa."
Khalisa segera memakai pakaian lengkap. Sebenarnya hanya setelan biasa, yakni celana pendek hitam serta kaos cropped berwarna biru laut. Rambut yang memang tak di keramas ia gelung menjadi satu ke atas, meninggalkan sisa anak rambut di kedua sisi wajahnya.
Tangannya segera terulur membuka pintu dan segera menutupnya kembali. Ia tersenyum seraya menghampiri Agnan yang kini duduk di karpet dengan makanan yang tersaji di meja. Kemeja serta celana bahannya sudah dibuka, meninggalkan celana pendek dengan kaos polos putih di tubuhnya.
"Kamu udah mandi, Nan?"
"Aku mandi takutnya makan waktu. Perut aku udah laper lagi sebenernya, pengen makan bareng kamu. Makanya aku langsung nata semuanya ini." Khalisa mengangguk seraya duduk di karpet dengan melihat sajian yang ada di meja.
"Ini si, aku bakalan lahap makannya."
"Bukan kamu aja, deh, Sa. Kayanya aku juga. Sengaja aku pesen banyak biar kamu juga kenyang."
***
Seusai makan, Khalisa dan Agnan membereskan bekasnya juga menyimpannya di wastafel. Kali ini Khalisa yang akan mencuci wadah. Untuk Agnan, biar saja dia membersihkan diri dahulu. Baru setelahnya mereka bisa mengobrol santai kembali.
"Sa." Khalisa terkejut dengan suara Agnan yang berlari keluar dari kamar.
"Ada apa, Nan? Kamu kenapa?"
"Di kamar ... itu ... kamu yang nyiapin semua?"
Khalisa mematikan air keran saat semua wadah selesai ia cuci. Kemudian tangannya ia lap menggunakan tisu dan membuangnya ke tempat sampah.
"Iya, aku yang nyiapin. Kamu suka?" tanya Khalisa dengan menatap lekat Agnan.
"Suka. Apapun yang berhubungan dengan kamu, aku selalu suka, Sa. Makasih untuk kejutannya." Agnan mengecup dahi Khalisa dengan lembut, ia juga memeluknya dengan erat. Khalisa benar-benar mampu membuatnya seakan terbang melayang. Perasaannya dibawa seperti rollercoaster. Penuh kejutan dan membuat jantungnya selalu berdebar dengan kencang.
"Ya udah, kamu mandi dulu sana! Bau asem tau." Khalisa mengucapkan itu dengan jari yang mengapit hidungnya. Hanya sebuah candaan sebenarnya. Karena tak dapat ia pungkiri, bahwa sudah seharian bekerja pun Agnan tetap wangi.
Agnan pun mengacak rambut Khalisa dengan gemas. Ia sempat mengecup pipi Khalisa sebentar sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi.
Khalisa menunggu Agnan di dalam kamar. Ia duduk di ranjang dengan televisi yang menyala, menampilkan film romantis-dewasa pada aplikasi netflix. Sepertinya malam ini akan menciptakan suatu gairah yang menggebu kembali. Jujur ia tak sabar menanti hal itu.
Agnan keluar dari kamar mandi menggunakan bokser dengan rambut yang masih basah. Ia mengusap rambutnya menggunakan handuk, mengurangi air yang masih menetes. Sengaja ia tak memakai baju, karena yakin akan ada malam yang panjang kembali.
Senyum terukir dari bibirnya kala melihat Khalisa yang duduk di ranjang dengan bersandar. Di sana juga ia mendapati televisi menyala dengan pas adegan erotis. Khalisa benar-benar ingin memancingnya malam ini.
"Kamu nakal, Sa." Agnan berujar dengan handuk yang ia lempar ke atas sofa. Kemudian, kakinya melangkah mendekati Khalisa dan memangkunya.
Mereka saling menatap dalam diam. Tangan Agnan mengusap pungung Khalisa secara perlahan dan Khalisa pun mengusap dada bidang Agnan dengan penuh lembut. Tanpa banyak kata, bibir mereka langsung menyatu. Menciptakan suara decapan lidah serta nafsu yang tak akan dapat dihentikan oleh apapun.
Karena semakin mereka memperdalam ciuman itu, maka semakin masuk lah gairah panas hingga berakhir malam yang panjang.
Desahan serta desahan terdengar oleh mulut keduanya. Tanpa ada yang menghentikan dan menghalangi. Mereka terbuai oleh rayuan nafsu, hingga tak peduli waktu yang terbuang hanya pelampiasan gairah yang ada.
Detik demi detik, menit demi menit, bahkan sudah berapa jam yang terlewati, mereka masih terus bergerumul di ranjang. Cahaya lilin serta kelopak mawar pun menjadi saksi, betapa romantis serta erotisnya mereka. Bermandikan keringat serta lenguhan panjang dari mulut keduanya, begitu memekakan telinga bagi yang mendengarnya.
________
Terima kasih ❤
03-10-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan Cinta (End)
RandomSpin Off Kebenaran Cinta Hidup yang Khalisa jalani, selama ini aman-aman saja. Ia begitu terpaku dengan Agnan yang mampu memberikan segala hasrat terpendamnya, yang tak pernah ia dapatkan dari sang kekasih. ••• Khalisa Meyriana Bahman. Memiliki oran...