Hiruk-pikuk kota Jakarta yang tak pernah lengah akan kemacetan. Polusi di mana-mana akibat banyak kendaraan yang terpakai. Sedangkan pengguna jalan kaki atau pesepeda hanya sebagian saja, perbandingannya jelas jauh berbeda, antara 70:30. Maka hal tersebut, begitu memicu merebaknya polusi udara di pagi hari.
Khalisa yang kini tengah menunggu kemacetan tak henti-hentinya mendumal seraya mengumpat. Ia tak sesabar itu jika sudah seperti ini. Salahnya juga tadi kesiangan saat bangun tidur. Hal itu menyebabkan dirinya terjebak di tengah-tengah kerumunan kendaraan.
"Sial! Kenapa juga harus bangun kesiangan? Bisa aja sekarang naik ojek. Tapi ini mobil gue gimana? Ke tepi aja gak bisa, sedangkan gue ada di tengah-tengah gini." Khalisa terus mendumal dengan mata yang menyorot tajam pada kendaraan di depannya.
"Fuck!" umpat Khalisa sekali lagi seraya memukul setir mobilnya.
***
Wajah yang tak pernah menunjukkan raut kesal, kini justru menyorot pada sosok Khalisa. Ia sampai ke kantor tepat pukul 08:45. Sudah begitu terlambat jika masuk ke sana. Namun, semua orang tahu siapa Khalisa, anak dari pemilik perusahaan. Meski posisinya bukan sebagai CEO (Chief Executive Officer), ia juga memiliki kendali dan tanggung jawab penuh akan perusahaan. Di mana posisinya menjadi MD (Managing Director).
Dulu Zaldy, memosisikan dirinya hanya sebagai karyawan biasa. Di mana ia hanya ditempatkan pada posisi staf akuntan. Dan seiring berjalannya waktu, ia telah diangkat dari karyawan biasa hingga menjadi MD. Perjalanan yang tak mudah hingga berada di titik sekarang ini.
Banyak karyawan yang mengernyit heran atas kedatangan Khalisa dengan raut yang murung. Belum lagi keterlambatannya masuk kantor, hal itu menjadi buah bibir bagi mereka yang melihatnya. Pasalnya, seorang Khalisa tak pernah datang terlambat selama bekerja di kantor milik ayahnya ini.
Saat Khalisa sudah berada di ruangannya, ia segera membantingkan tasnya ke atas meja dan mendaratkan bokongnya di kursi. Ia kesal karena telah menghadapi kemacetan yang luar biasa.
Sesaat ia memejamkan matanya, guna menetralisir rasa emosi yang masih menguar. Beberapa menit kemudian, panggilan suara telepon kantor berbunyi dengan nyaring. Hal itu mampu membuatnya segera mengangkat dan menjawabnya.
Ternyata itu dari sekretarisnya, Aruna. Dia menjelaskan bahwa sudah ada e-mail masuk untuk segera di cek. Ada juga beberapa berkas yang harus ditandatangani. Dirinya jelas mengiyakan atas ucapan Aruna dan menitah sekretarisnya itu untuk masuk ke ruangannya.
Tak lama kemudian, jari-jemarinya mulai mengutak-atik keyboard laptop dengan gerakan cepat. Ia tak mau menunda pekerjaan lagi.
Beberapa menit kemudian, Aruna masuk dengan membawa beberapa berkas di tangannya. Ia menyerahkan langsung ke hadapan Khalisa untuk menandatangani berkas-berkas tersebut.
Setelah selesai, Aruna segera mengundurkan diri untuk keluar dari ruangan Khalisa. Ia tak menanyakan sebab akibat Khalisa datang terlambat. Karena sepertinya, bosnya itu masih dilanda emosi. Untuk itu dirinya urung bertanya.
***
Jam pulang kantor harusnya sudah sejak tadi. Namun, Khalisa masih tetap pada posisinya. Ia masih mengerjakan setumpukan berkas dengan jari-jemari yang tak berhenti bergerak di keyboard laptop. Bahkan entah sudah berapa kopi yang ia konsumsi hari ini.
Denting suara notifikasi ruang obrolan menyala di ponselnya. Ia melihat dan segera membacanya.
Agnan
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan Cinta (End)
RandomSpin Off Kebenaran Cinta Hidup yang Khalisa jalani, selama ini aman-aman saja. Ia begitu terpaku dengan Agnan yang mampu memberikan segala hasrat terpendamnya, yang tak pernah ia dapatkan dari sang kekasih. ••• Khalisa Meyriana Bahman. Memiliki oran...