28. Night Party

39 2 0
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. Kini sudah dua bulan Khalisa tinggal di apartemen milik Agnan, pasca kabur dari pernikahannya sendiri dengan Levin. Tak dapat dipungkiri, bahwa hubungan keduanya semakin hari semakin baik dan romantis. Karena pada dasarnya mereka itu sama.

Khalisa menginginkan Agnan, dan Agnan pun menginginkan Khalisa. Sudah sejauh itu mereka seakan enggan untuk membeberkan hubungan keduanya, terutama dihadapan kedua orang tua mereka. Pasalnya, mereka masih sungkan dan malu jika kedua orang tua mereka sampai tahu, bahwa mereka tengah menjalin kasih saat ini. Hubungan mereka ini ada karena adanya hubungan lain yang retak. Yang saat itu ingin terikat oleh janji suci.

Khalisa yang tengah mematut di depan kaca kini tersenyum. Ia memakai pakaian gaun malam yang tampak begitu terlihat seksi. Gaun merah dengan panjang di atas lutut, tanpa lengan yang meninggalkan seutas tali di bahunya, hingga mampu memperlihatkan belahan dadanya. Kakinya dibalut high heels enam centi dengan warna hitam. Hal tersebut mampu membuat orang yang melihatnya seketika menelan ludah. Rambut dengan panjang sepinggang berwarna abu-hitam, ia biarkan tergerai dengan gelombang-gelombang indah.

"Seperfect ini gue." Monolog Khalisa, seraya menyampirkan tas kecilnya di bahu kiri.

Kakinya keluar menuju sofa. Ia akan menunggu kedatangan Agnan yang akan menjemputnya bersama dengan Sandy--- sepupunya.

Tangannya sibuk menggulir di layar ponsel yang menyala. Ia bahkan sampai tidak menyadari, bahwa Agnan telah sampai dan memperhatikannya sejak tadi.

"Ehem. Serius banget, si?" Agnan menghampiri Khalisa yang kini tengah menatapnya.

"Kapan ke sininya? Kok aku gak tau?" Agnan mengecup puncuk kepala Khalisa, lalu ikut duduk di sampingnya.

"Kamu sampe gak sadar kalo aku udah dari tadi di sini. Sekitar lima menitan, lah."

"Ish, itu lama. Kenapa gak bilang dari tadi?"

"Gak mau ganggu kamu. Serius banget kayanya sama hp-nya. Tapi, kamu lagi gak hubungi keluarga kamu 'kan, Sa? Atau kamu hubungi Levin?"

Khalisa melepas ponselnya dan menyimpannya di tas. Ia tersenyum menatap Agnan, lalu mengecup bibirnya dengan singkat.

"Aku gak ada hubungi siapa-siapa. Lagi ngecek akun sosial media aja, sama ngecek keadaan kantor dari jauh dan diem-diem. Ternyata udah ada yang handle di sana. Aku cuma mantau, kok." Agnan mengangguk atas jawaban Khalisa.

Seusai itu, mereka keluar dari unit apartemen dengan berpegangan tangan. Setelah beberapa menit sampai di lantai dasar, di sana sudah ada Sandy yang menunggu mereka dengan tangan yang mengapit sebuah benda nikotin.

"Adeuh, lama bener pasangan satu ini." Sandy berujar dengan nikotin yang telah habis, hingga ia membuang dan menginjaknya langsung tanpa meningalkan bara juga asap.

Agnan dan Khalisa terkekeh akan ucapan Sandy. Kemudian, mereka pun segera menuju mobil yang sudah bertengger manis di hadapan mereka.

Kali ini Sandy yang mengemudi dengan Agnan di sampingnya. Sementara Khalisa berada di belakang dengan tangan yang bersidekap dada. Gaya khas wanita dewasa masa kini, mampu membuat mereka yang berada di depan menelan ludahnya kasar. Khalisa ini memang benar-benar memukau dengan tampilan seperti itu.

Agnan melepas jas hitamnya dan memberikannya pada Khalisa, guna menutupi paha mulusnya yang begitu menggoda. Dan Khalisa menurut, juga segera memakai jas milik Agnan di bagian kedua pahanya.

***

Perayaan ulang tahun teman dari Agnan mengadakan pesta di sebuah klub malam yang tak jauh dari kawasan apartemen Khalisa tempati. Banyak dari mereka yang menikmati pesta ini dengan minum-minum, hingga berujung teler. Tak sedikit juga mereka menari di tengah-tengah keramaian dengan musik yang berdentum keras. Nikmat dunia memang sudah tak perlu diragukan lagi.

Kesalahan Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang