33. Bujukan

24 2 0
                                    

Pagi hari menyambut Khalisa yang kini tengah menyesap teh manis hangat di gazebo dekat kolam renang. Ia tersenyum memikirkan ide briliannya semalam.

"Lisa," sapa Wendy, yang baru saja masuk ke halaman belakang dengan tangan yang membawa senampan berisi sandwich.

"Mama, bawa apa?"

"Oh, ini Mama bawain sandwich buat kamu. Udah gak ngambek lagi 'kan, sayang?" Wendy berujar seraya bertanya pada Khalisa.

Khalisa menatap Wendy dengan lekat, kemudian senyuman tersungging dari bibirnya. Ia menelan setengah gigitan sandwich di dalam mulutnya, lalu mulai berbicara kembali pada Wendy.

"Ma, aku mau minta tolong boleh?"

Wendy mengernyitkan dahinya, kemudian mengangguk cepat. "Emang kamu mau minta tolong apa?"

"Mama sama Papa tolong bujukin Levin supaya dia mau kembali sama aku. Ya, Ma, please!"

Wendy terkejut saat kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Khalisa. Kenapa putrinya itu seakan merasa tak malu?

"Lisa, kamu 'kan, tau kalo Levin udah sama Athaya adik kamu sendiri. Mama kemarin udah bilang berkali-kali ke kamu selama kamu ngunciin diri di kamar, kalo mereka udah terikat dan gak mungkin Mama dan papa memisahkan hubungan mereka, Lis. Lagi pula mau dibawa ke mana wajah Mama dan papa kalau sampai itu terjadi? Kami malu Lisa. Biarkan mereka bahagia, ya? Untuk sekarang, kamu lebih fokus aja ke diri kamu sendiri. Oke!"

Khalisa mendengkus dengan ucapan Wendy yang menolak perminataannya itu. Sandiwch yang ia makan setengah ia letakkan begitu saja di piring. Ia sudah tak nafsu lagi untuk menyantapnya.

"Lis, tolong mengerti! Dan juga kamu belum kasih penjelasan apapun ke Mama dan papa soal kamu yang kabur saat itu. Kami juga mau tau alasan kamu kabur itu apa."

"Kalo Mama dan papa gak mau nurutin permintaan aku, berarti kalian emang udah gak sayang lagi sama aku. Mana yang katanya mau kasih kebahagiaan buat putrinya? Sekarang aku mau minta hal itu aja gak digubris. Aku cuma mau Levin, Ma, Levin." Seusai mengucapkan hal itu, Khalisa memilih untuk pergi dari gazebo menuju kamarnya kembali. Ia merajuk pada Wendy yang tak berpihak padanya.

***

Zaldy dan Wendy tengah dilanda bingung sekarang. Pasalnya, Khalisa saat ini tengah merajuk kembali pada mereka. Setelah Wendy menjelaskan pada Zaldy perihal Khalisa yang ingin bersama Levin kembali, membuat Zaldy jadi pusing. Kenapa putri pertamanya itu seperti bocah? Apa dia tak malu dengan perbuatannya kemarin itu? Ingin merebut kembali Levin yang sudah bersama Athaya bukan suatu yang benar.

Ternyata memikirkan hal ini jauh lebih rumit dibandingkan pekerjaan rumah atau kantoran, menurut mereka.

"Pa, kalo kaya gini Mama ngerasa bersalah terus-terusan dengan Yaya."

"Jangankan kamu, Ma, Papa juga."

"Terus kita harus gimana? Mana mungkin permintaan Lisa harus dituruti. Itu konyol, Pa."

"Emang gak masuk akal. Em, gini, deh ... sekarang kita bicarain baik-baik sama Yaya. Kita berkunjung ke sana dan membicarakan ini sama-sama. Biar kita juga tahu, pernikahan mereka itu berjalan semestinya atau hanya merugikan kedua belah pihak. Ngerti 'kan, maksud aku?"

Wendy mengangguk atas usul suaminya. Kalau sudah seperti ini, memang seharusnya mereka melibatkan Athaya. Karena semuanya harus di luruskan agar mereka menemukan jalan keluarnya.

***

Kini Wendy, Zaldy, dan Khalisa, tengah berada di kediaman Levin. Mereka sengaja ke sana agar masalah semuanya cepat selesai. Supaya Khalisa juga sadar, jika Levin bukan miliknya lagi.

Kesalahan Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang