18 | tanda bahaya

45 7 35
                                    

Bandung, 4-Januari-2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandung, 4-Januari-2023.

Pada awalnya tidak menduga waktu liburan semesternya serasa panjang dan lumayan menyenangkan. Anehnya biarpun kerap kali membuat kekacauan Naren tak juga diusir atau disuruh pulang. Dari memancing perdebatan panjang sampai mengeluarkan kalimat-kalimat terlarang lalu menjadi tontonan tetangga, Nareina juga buat masalah lainnya seperti merepotkan ART, mencabuti tanaman sayur-sayuran ayahnya, menggangu tidur mereka.

Tidakkah mereka, jenuh menghadapinya? Belum lagi Roland nyaris jantungan mendengar Naren mengajak tetangganya berkelahi, mencuri buah orang hanya untuk menciptakan masalah baru, astaga padahal baru sehari. Dia benar-benar sengaja.

Tapi di sinilah dia sekarang. Roland mengatakan akan memberi kesan liburan mereka lebih berwarna agar dapat dikenang. Sayangnya hal itu tidak akan berlaku bagi Naren seorang diri.

Baru tiba sore hari ia berdiri di hadapan sebuah Vila mewah yang disewa dua hari untuk berkumpul keluarga, lagi? Naren tidak menemukan makna dari keluarga, selagi wanita asing itu masih berkeliaran.

Roland dan calon istrinya masuk duluan. Lalu di belakang adalah sekumpulan pemuda sebayanya seperti Nata, Kenan, Marcell, Rendra, dan Devano. Ia mengerutkan kening heran, mengapa Arkan jadi jarang bergabung?

"Lo kenal Arkan kan?" Naren bertanya pada Kenan dan anak itu tersenyum pertanda meng-iyakan.

"Kok gue jarang lihat dia gabung bareng kalian," gumamnya terlihat ragu-ragu.

Nata menoleh memasang raut super datar. "Kenapa? Deket? tanyanya, jadi mirip pacar overprotective.

"Santai aja boss!" sorak Kenan bersemangat. Yang disindir nyaris memukul kepalanya, untung sudah hafal kelakuan sang kawan pastinya tak akan kena.

Melirik lewat ekor mata si lelaki masih sabar menunggu meskipun orang yang ditanya tak berniat menjawab sama sekali. Bersama Sasha dia ikut cuek saja, mendahului.

Pertama kali masuk, suasana vila ini membawa kesan hidup di mana di depan mereka sudah disambut dengan pemandangan danau, dan isi ikannya. Tepatnya vila tersebut dikelilingi oleh perairan. Entah dari mana namun alamnya sangat terlihat natural tanpa buatan. Diam-diam Nareina memganggumi selera pria itu, yang mungkin telah menurun padanya.

Suka menyatu dengan alam. Hanya, Sasha tidak bisa menyembunyikan keterkaguman. Beberapa kali berucap takjub sesekali melirik kakaknya.

Nathala tiba-tiba berada di samping Nareina menyaksikan pemandangan yang sama. Semuanya tampak sempurna. Naren malas mengakui semestanya jadi lebih sempurna akan hadir cowok aneh di sebelahnya saat ini.

Jadilah Naren menatap sinis pada Nata. Cowok itu balik menatapnya dalam, membuat para jomblo di belakang suka pada iri hati atau jadi tim hore.

"Uhuyy!" goda Devan.

"Romatis bet keknya!" timpal Marcell.

"Wah tepat banget. Ada tempat romantis, sama ada pasangan lagi anget-angetnya!" sorak Kenan paling heboh.

Catching FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang