Single musik original yang dibuat oleh salah satu anggota band mendadak viral di media massa. Selain, telah menciptakan jenis lagu yang katanya easy listening dan relate di kalangan percintaan anak muda. Dayatarik menyajian, menimbulkan tanda tanya.
Siapa mereka? Sekumpulan pemuda berpenampilan misterius sejak pertama kali naik panggung. Devano membeberkan pada anggotanya, termasuk si anak baru yang berkontribusi besar dalam pembuatan.
"Mirip nggak sih?" bisiknya pelan.
"Rambutnya doang, sama perawakannya," balas Marcell.
"Emang. Tapi bukannya dia anggota Madaswara?" Itu suara Sendana, berpura-pura tidak tau menahu.
"Ketua malah. Dulu, tapi nggak tau dah sekarang. Seinget gue, yang mau jadi anggota mereka harus memenuhi kriteria. Yang paling utama ya harus dari anak orang kaya." Marcell melanjutkan penjelasannya mendetail.
Dulu Madaswara dan Mandalaka sering dikait-kaitan. Disamaratakan sebagai perkumpulan anak nakal, atau bahkan karakteristik mereka sering dibalik terbalikkan, membuat semuanya tampak sama buruknya. Misal, Madaswara si biang pembuat onar, imbasnya kena ke Mandalaka, begitupun sebaliknya.
Itu sebabnya Marcell menciptakan Band mereka dari gabungan sebutan dua kubu tersebut. Dengan harapan, agar suatu saat keduanya bisa mendapatkan respon positif dari masyarakat luas.
Walaupun sampai sekarang. Identitas mereka masih aman terjaga.
"Oalah, ribet," celutuk Devano lagi.
"Lo keren juga. Udah nulis lagu sejak kapan?" Sementara Nata hanya bisa cengong memerhatikan kegirangan teman-teman.
"Keren apanya. Liriknya kek cerita klise anak SMA," katanya langsung membeberkan. Ada Fauna yang ke belakang demi memotret punggungnya dari jarak jauh.
Selalu begitu. Lalu membagikannya ke media sosial entah apa tujuannya yang paling masuk akal ya, teknik marketing. Begitu mereka tau anak usia sembilan belas tahun itu tak pernah mengupload mukanya ke sosmed.
Begitulah semua semakin heboh berpikir Nata adalah anak baik-baik yang nyaris musnah dari peradaban dunia. "Kalau lo nggak main sosmed terus apa?"
"Scroll tiktok gue mah setiap hari," ungkap Nata.
"Buat pernah?"
"Kaga."
"Lah, ngapa?"
"Malu." Satu-persatu manusia di ruangan tersebut tertawa. Nata jadi serba salah. Memang apa spesialnya nggak pernah upload muka di sosmed? Lagipula pikirnya, mukanya biasa saja untuk dipamerkan ke publik. Nggak bakalan ada yang endorse juga.
"Lo cakep njirr," kata Rendra membuka topinya secara asal-asalan.
"Ya udah. Kebetulan artis baru kita nggak pernah upload foto di sosmed. Sesuai konsep selama ini. Kita buat full member misterius aja biar buat orang makin penasaran dan ngepoin band kita." Tuh kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Catching Feeling
Ficção AdolescenteSerangkaian kisah tentang Mahareza dan Megantara. Malapetaka berawal dari Naren, seorang mahasiswi sekaligus fotograper amatiran yang disewa oleh seorang wanita, mengambil foto dari selebriti yang namanya sedang hangat-hangatnya diperbincangkan kare...