Thirty six

24 3 0
                                    

Happy Reading.

Azkia berjalan dengan terseok Seok untuk masuk kedalam rumahnya,banyak mobil yang terjajar rapih di garasi, Azkia yakin pasti ada keluarga besar di dalam sana dan pastinya ada omanya yang super duper julid.

Azkia menarik napasnya panjang untuk menguatkan mental serta batinya,Azkia mulai berjalan melewati keluarga besar yang sedang berkumpul diruang keluarga, tak lupa ada samudra dan juga bara yang setia berada disisi kanan dan kiri omanya.

"Dari mana aja kamu!?" Tanya omanya dengan nada datar dan terkesan memojokan dirinya.

Azkia menghadap kearah semua orang tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarakan omanya, banyak tatapan bertanya tanya di setiap pasang mata yang melihatnya.

"Azkia pamit keatas dulu maaf semua!" Azkia menunduk sopan lalu memaksakan tubuhnya untuk kuat berlari dan menaiki tangga untuk sampai dikamarnya.

Azkia langsung memasuki kamar mandinya untuk membersihkan diri serta mengrilexan tubuh serta pikiranya, tapi yang ada tubuh Azkia sangat perih saat terguyur oleh air dari shower.

Tanpa berlama lama Azkia langsung memasang bathrobe nya dan keluar dari kamar mandi, ia langsung mendudukan dirinya di meja rias, matanya langsung berkaca kaca saat melihat ke adanya yang jauh dari kata baik, lebam disudut matanya dan pipinya.

Karna Azkia malas turun dan bertemu dengan semua orang .untuk saat ini Azkia lebih memilih menelfon salah satu Art nya untuk membawakan es batu serta kain kompresan kedalam kamarnya.

Bunyi pintu dibuka tak mengalihkan pandangan Azkia dari cerminya."bawa kesini aja mbak!"suruh Azkia dengan suara halusnya.

Suara hentakan baskom terdengar keras hingga mengagetkan Azkia yang tengah fokus mengoleskan obat merah ke telapak kakinya.

Azkia menoleh dan betapa kagetnya Azkia, yang datang kekamar nya bukanya Art melainkan bara.

"Lo udah ganti profesi jadi Art?" Tanya Azkia tanpa minat lalu mengambil kain dan memasukan es batu ke dalam kain tersebut dan mengompres pipinya tanpa menoleh kearah bara.

"Ya ya ya!"

Azkia hanya tersenyum terpaksa melihat bara.

"Lo juga, dari anak pembuat onar jadi lonte!" Cibir bara seraya mendudukan tubuhnya ke kasur Azkia.

Azkia tersenyum miris, " Sekarang kerjaan lo jadi intel ya!".

Bara menyunggingkan senyuman sinis nya "mata mata gue ada dimana mana!".

Azkia hanya mengangguk paham lalu mengompres lehernya yang juga ada lebam juga.

"Gue udah nggak peduli kalo lo mau bongkar semua masalah gue ke hadapan publik toh juga sekarang pasti gue akan tersingkir juga" Ucap Azkia dengan enteng dan menatap raut wajah bara di cerminya.

"Mamah gue beneran hamil?" Tanya Azkia penasaran, pasalnya tadi Azkia bertanya kepada Art nya lewat chat pasal kenapa keluarga besar berkumpul.

"Iya non, kemaren malem nyonya pingsan tiba tiba terus bapak langsung bawa nyonya ke rumah sakit kata dokter nya hamilnya malah udah 2 bulan" Tulis Art nya didalam chat.

Bara mengangguk untuk menjawab pertanyaan Azkia.dengan raut datarnya bara merebut es yang berada ditangan Azkia.

"Buka!" Ucap bara dengan raut tanpa dosanya.

"Hah!".

" Buka! Biar gue bantu ngompres yang dipunggung"jelas Bara yang langsung dimengerti oleh Azkia.

"Kurang ajar lo!" Sewot Azkia lalu mendorong bara agar menjauh darinya.

Bara mwnghela napas kasar lalu melemparkan selimut yang berada dikasur kearah Azkia,"kalo pun lo telanjang bulat didepan gue, gue nggak bakal minat!"ejek Bara  dengan sinis.

Azkia hanya menya menye menirukan kata kata bara.

"Awshh!pelan pelan napa!" Ringis Azkia saat bara menekan es batu tersebut di punggungnya.

"Ini juga pelan, lo aja yang lebay!"sahut bara.

Azkia hanya memulai bola matanya malas lalu menutup lebam yang berada di lehernya menggunakan foundation yang berada dimeja rias nya.

»»——⍟——««

Azkia menurunu tangga untuk makan malam, rambutnya Acak acakan karna Azkia baru saja  bangun dari tidur tapi perutnya sudah keroncongan minta diisi.

Azkia menyiapkan nasinya dalam keadaan sadar tak sadarnya.

"Kia , kalo mau makan cuci muka dulu biar tau apa yang mau kamu masukin mulut" Nasehat Aza saat Azkia akan menyiapkan satu sendok full sambal.

"Keburu laper mah" Sahut Azkia.

Samuel hanya tersenyum sambil geleng geleng kepala,.

"Kelakuan bandel kamu dirubah donk ki, nanti kamu bakan jadi contoh buat adek kamu" Nasehat Aza dengan tersenyum senang.

"Itu yang ada disitu beneran manusia bukan seblak?" Tanya Azkia dengan muka polosnya, yang membuat Aza geram dan langsung melempar centong plastik kearah wajah Azkia.

Aza mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang, "cukup kakak kamu yang bikin mamah pusing ya dek, sifat sama kelakuan nggak boleh kaya kaka!"Aza mengajak bayi yang ada di perutnya berbicara.

"Malah bagus kalo nggak kaya Azkia, semoga aja nasib nus nggak kaya Azkia!" Gumam Azkia dengan termenung menatap kearah Samuel dan Aza yang terlihat bahagia.

"Kia kearah dulu ya, ada urusan soalnya" Pamit Azkia.

"Ki makananya belum abis lho" Sahut Aza setelah melihat piring Azkia yang hanya dimakan beberapa sendok saja.

"Udah kenyang mah!" Balas Azkia dari tangga.

"Kia kenapa ya pah?nggak kaya biasanya?"bingung Aza melihat sikap putrinya berubah.

" Mungkin lagi cape aja kali!, udah biarin aja namanya juga anak muda!".


Ada rahasia apa ya yang bara tau soal Azkia?ada yang bisa tebak, coment ya

See you next chapter











SAKIA (YEONJUN YEJI) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang