Phi reading.
Moon maap lupa nggak up.
»»——⍟——««
Azkia meringis kesakitan saat pertama kali terbangun dalam keadaan meringkuk, buru buru Azkia meraba perutnya memastikan keadaan anak anaknya.
Azkia bernapas lega saat masih ada pergerakan dari dalam.
Dengan sisa tenagganya Azkia bangun dari tidurnya, dan mencoba berdiri untuk menyibak gorden yang menutupi jendela,jika dilihat suasananya seperti jam 6 sore, punggungnya sangat sakit dan tubuhnya terasa perih semuanya.
Azkia berjalan kearah pintu, ia menggedor gedor pintu yang berwarna putih itu.
Bunyi gedoranya sangat keras membuat seseorang diluar menggeram marah.
"BISA DIEM NGGAK?!"seseorang yang sama saat malam dimana Azkia diculik.
" Lepasin gue!"geram Azkia kemudian mendekat kepada orang tersebut.
orang itu berdecih meremehkan Azkia.
"Mending nikmatin sisa hidup lo!" Ucap orang tersebut dengan nada yang berat dan berbicara tepat di telinga Azkia.
"Maksud lo apa?" Tanya Azkia, tapi tidak dijawab keburu pintu ditutup kembali dan meninggalkan Azkia dengan kepala yang penuh dengan terka terka jawaban tak pasti.
Azkia akhirnya terduduk di lantai yang dingin tanpa alas sedikitpun,dirinya tidak takut tapi dirinya takut anak yang ada dalam kandungan nya kenapa napa.
»»——⍟——««
Besoknya nya suara gaduh berasal dari luar,yang sangat keras membuat Azkia terbangun dari tidurnya badanya amat sangat pegal karna semalaman tidur dengan posisi duduk.
"LEPASIN DIA NGGAK!"
Azkia seperti mengenali suara tersebut,iya itu suara Shaka apa dia datang untuk menyelamatkanya.tanpa diminta senyuman Azkia tiba tiba merekah.
Azkia menggedor nggedor pintu supaya Shaka mendengarnya bahwa ia ada didalam kamar ini.
"Shaka!tolongin gue!" Teriak Azkia tak lupa juga menggedor nggedor pintu dengan keras, tiba tiba pintu terbuka begitu saja dan Azkia tiba tiba diseret dengan paksa dengan laki laki bertopeng, Azkia merintih kesakitan saat pergelangan tanganya di cengkraman dengan kuat,Azkia juga sangat lemas karna 2 hari tidak makan dan minum barang sedikitpun.
Azkia dibawa ke lapangan rumput yang luas, dirinya membola saat melihat pemandangan didepan ya.
Seorang perempuan dan laki laki yang tidak dalam keadaan baik baik saja.Azkia meringis ngilu saat melihat lebam lebam yang memenuhi wajah Shaka serta lita ditambah banyak pria misterius yang menodong mereka berdua dengan pistol yang mengarah tepat dibagian jantung.
"SHAKA!" teriak lita serta Azkia bebarengan saat shaka dipukuli hingga tak sadarkan diri.
Azkia ingin sekali berlari menolong, tapi dirinya juga tidak bisa berbuat banyak hal karna dirinya juga dalam keadaan yang dikat dan di kepung oleh 5 orang berbadan besar dengan tato yang memenuhi badanya.
seseorang berjalan dengan santainya dan berdiri tepat di depan Azkia yang sedang menatap nanar Shaka.
"Zico" ucap Azkia tak percaya, bahwa seseorang yang bediri didepan ya sangatlah berbeda dengan orang yang biasa ia temui.
sedangkan Zico hanya menyunggingkan senyuman sinisnya kearah Azkia yang melihatnya dengan tatapan shock.
"Mainya ngga lucu lo! Ini bukan april mop!"kata Azkia dengan tertawa sumbang dan berusaha menghindari tatapan Zico yang mulai menusuk matanya.
Azkia meringis ngilu saat Zico mencengkram pipinya dengan kuat hingga rasanya kulit Azkia ikut terkelupas.
" Sakitt"
dirasa cukup puas Zico langsung melepaskan cengkramanya pada pipi Azkia.
"APA ALASAN LO NANGKAP KITA KAYA GINI ANJ!" teriak Azkia saat Zico mulai berjalan menjauh darinya.
"gimana kalo lo tanya sendiri sama orangtua kesayangan lo!?" jawab Zico dengan menyunggingkan senyuman misterius nya.
Mendengar jawaban Zico badan Azkia langsung lemas tak berdaya dan dadanya tiba tiba sesas seperti ada yang menimpa tubuhnya.
"ZICO LO NGGA MUNGKIN NGELAKUIN ITU KAN!?" triak Azkia dengan histeris dan berusaha memberontak dari orang yang menghalangi jalanya.
"Ngelakuin apa?bikin rem orang tua lo blong maksud lo?" Zico mengucapkan itu seolah tak ada beban sama sekali, malah sebaliknya Zico malah tertawa dengan riang seperti bentuk kebahagiaanya.
"BRENGSEK, ANJING LO!"
"Kali ini mereka berdua enaknya diapain hm?ditusuk pake pisau?atau ditembak pake pistol?" tanya Zico kepada Azkia yang sudah menatapnya dengan tatapan tak bersahabatnya.
"STRESS!"
"Gue stres?TERUS APA KABAR SAMA LO YANG UDAH BUNUH ADEK GUE!!DAN LEBIH PARAHNYA LAGI NGGA ADA SATUPUN DARI KELUARGA BRENGSEK LO YANG MAU TANGGUNG JAWAB ANJING!".
Azkia shock mendengar fakta itu, dirinya tiba tiba teringat kilas balik kejadian 10 tahun yang lalu.
tubuh Azkia langsung bergetar ketakutan hingga terduduk lemas karna tak sanggup menopang tubuhnya, air matanya yang sedari tadi coba ia tahan akhirnya luruh dengan sendirinya.
"ARGHHH!"
Azkia buru buru mencari sumber suara yang menarik atensinya.
"STOP ZICO!URUSAN LO SAMA GUE BUKAN SAMA MEREKA!" teriak Azkia karna sudah tidak tahan melihat lita diperlakukan dengn sadis ditambah lita sedang mengandung.
"Jadi gue minta tolong sama lo buat ngelepasin mereka"
"untungnya apa, kalo gue ngelepasin mereka?"
Azkia menarik napasnya dengan panjang sebelum mengucapkan kalimat yang sedari tadi Azkia pertimbangkan didalam pikiranya"gue bakal turutin semua kemauan lo!atau perlu gue nyerahin diri gue kepolisi asal lo mau ngelepasin mereka berdua"jelas Azkia.
"Menarik! tapi kayanya kalo lo nyerahin kepolisi sekarang jadinya ngga asik!".
Azkia mendesis kesal" Jadi lo mau gue gimana?"ucap azkia yang mulai kesal karna sedari tadi Zico menatapnya dengan tatapan remehnya.
"gue mau lo ikut gue!" kata zico dengan senyum puasnya.
"Lo Gila!"
"Makasih".
Azkia menganga tak percaya, dirinya sudah tidak tahan melihat kejadian yang ada didepan matanya.
" STOPP!"teriak Azkia saat laki laki berperawakan tegap ingin melukai lita.
"OKE! GUE SETUJU!" teriak Azkia dengan putus asanya, mungkin ini sebagai bentuk pembalasan atas apa yang dulu Azkia lakukan.
Tunggu Sequelnya akan datang ya
Siapa yang penasaranSee you next story
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKIA (YEONJUN YEJI) Revisi
Teen Fiction"Yang tidak ditakdirkan untukmu , akan menemukan caranya untuk menghilang" Memiliki sahabat yang menyukainya entah sejak kapan membuat Sakha terbebani. bayangkan saja wanita itu sudah seperti jelangkung yang menyamar sebagai manusia, kadang Sakha be...