Tak peduli bagaimana dan seperti apa nantinya, jika aku ditakdirkan untuk bersamamu, orang lain bisa apa?
***
"Asikk, juara satu nih ye. Sabi dong, traktir kita makan," ucap Ega saat Assya dan Dika baru saja menginjakkan kaki di kantin. Ega, Rasyid dan Alhena sudah pergi ke kantin terlebih dahulu, niatnya mau bareng, tetapi Assya dan Dika tadi dipanggil duluan oleh kepala sekolah.
"Bisa aja, boleh, deh," jawab Assya menatap Dika yang duduk di sebelahnya sekilas. "Makan sepuasnya," imbuh Dika.
"Alhamdulillah, hari selasa yang berkah. Uang saku aman, hihi," jawab Ega terkekeh.
"Dasar, malu-maluin!" cibir Alhena dan Rasyid bebarengan.
"Eh bareng, jangan-jangan jodoh nih, ye. Biarin lah, perut kenyang, uang jajan tak melayang," balas Ega menye-menye.
Tak berlangsung lama, mereka segera memesan makanan sepuasnya, niat ngerampok temen ini mah namanya. Assya dan Dika yang membayarnya hanya bisa tepok jidat. Lagi pula, sesekali nyenengin temen enggak papa kali ya.
Ketiganya hanya bisa cengengesan, memanfaatkan waktu makan gratis, lumayan, uang di kantong aman, pikir mereka. Lagian mereka-mereka bukan orang yang perhitungan. Bisa diganti lain hari.
"Eh denger-denger mau ada siswa baru, pindahan dari Magelang, cewek cowok. Katanya sih sodaraan gitu, tapi enggak tau juga sih," ucap Rasyid menghentikan aktivitas teman-temannya.
Yang lain mendongakan kepalanya. "Lo kata siapa?" tanya Dika.
"Kemarin ketemu kepala sekolah, katanya ada data nama siswa yang baru, suruh masukin ke data siswa aktif gitu."
"Oh, apa yang tadi lagi di ruang kepala sekolah ya, Sya? Tadi kan ada cewek cowok pake seragam putih abu, tapi enggak sempet liat mukanya, mereka membelakangi soalnya."
"Oh iya Assya inget, mungkin sih, bisa jadi itu mereka."
"Yaudah, liat aja nanti." Perbincangan mereka terhenti, dilanjut menghabiskan makanan masing-masing.
***
"Good morning class, hari ini kita kedatangan siswi baru pindahan dari Magelang. Sist, kelanin diri kamu, your time." Seseorang berkata di depan, siapa lagi sosok guru dengan logat bahasa inggris-nya itu selain Miss Dea.
"Hallo, kenalin nama aku Nesya Candra Winata, bisa dipanggil Nesya. Salam kenal semuanya, semoga bisa berteman dengan baik," sapa seseorang gadis di depan dengan penuh ceria.
Semua siswa di kelas menyambut dengan baik, Miss Dea pun mempersilakan Nesya untuk duduk. "Ok, kamu duduk sendirian dulu enggak papa ya? Di belakang Assya sama Alhena, kalian angkat tangan, nah itu mereka." Nesya melangkahkan kaki menuju tempat duduknya.
"Hai, semoga bisa berteman dengan baik." Assya membalikan badan dan menjabat tangan perempuan yang duduk di belakangnya itu.
Pelajaran dimulai dengan canda tawa karena sang guru yang merupakan wali kelasnya mempunyai pribadi supel, ceria, jarang marah. Miss Dea, maka dari itu, siswa akan lebih suka jika berlama-lama berinteraksi dengan beliau.
Pembelajaran berikutnya kosong, dimanfaatkan mereka-mereka untuk ke kelompoknya sendiri-sendiri. Ada yang buka laptop terus nonton, ada yang ngacir ke kantin buat ngisi perut, ada yang molor di kelas, ada yang rumpi seperti yang sedang Assya and the genk barunya lakukan.
"Aku kaya enggak asing sama muka kamu, kita pernah ketemu sebelumnya?" tanya Assya pada perempuan di hadapannya. Kursinya dan kursi Alhena diputar menghadap ke belakang. Bersitatap dengan siswa baru yang menurut Assya menarik perhatian.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHAKA
RomanceAssya, seorang anggota pramuka bantara penegak yang melakukan tugasnya demi menjalankan darma yang kedua, kasih sayang sesama manusia. Ia dan beberapa temannya ditugaskan untuk mensosialisasikan terkait pentingnya menaati peraturan lalu lintas saat...