Jangan berjalan di belakangku, aku bukan pemimpinmu. Jangan berjalan di depanku, aku bukan pengikutmu. Tapi, berjalanlah di sampingku. Berjalan bersama kita meraih Ridho-Nya.
***
"Alhena!" seruan seseorang berhasil membuat langkah Alhena terhenti, saat dirinya menoleh, ia mendapati sahabatnya tengah kesusahan membawa tumpukan buku di kedua tangannya. Dan, tas punggung yang tidak terletak dengan sempurna.
Alhena mendekati orang tersebut, lalu mengambil beberapa buku ke tangannya sendiri. "Minta tolong kek," cibirnya memutar bola mata.
Assya tersenyum bodoh. "Hehe, makasih, Na. Tadi waktu berangkat ketemu sama Pak Roni, katanya minta tolong buat bawa buku paket ke kelas nanti, jam pertama pelajaran agama, kan, ya?" tanya Assya dengan membenarkan letak tasnya.
"Iya betul, yuk ke kelas," ajak Alhena mulai melangkahkan kaki. Diikuti Assya setelahnya.
"Eh, omong-omong, besok jadi kan? Ikut jalan-jalan bareng. Ada Afrizal juga kok," ujar Assya saat mereka telah sampai di depan kelas. Mereka melangkah beriringan untuk meletakkan buku tersebut di meja guru. Kemudian berbalik menuju meja mereka masing-masing.
"Jam berapa? Pagi kayaknya, ya? Boleh deh, udah suntuk banget sama buku-buku, ngadepnya itu mulu tiap hari," jawab Alhena mengibaskan tangannya pada wajah.
Healing aja terus, ujungnya waktu pulang ke rumah malah sama-sama stres.
"Oke sipp!"
Jam pelajaran pun dimulai, semua siswa-siswi berbondong-bondong menuju mejanya masing-masing. Memulai aktivitas pembelajaran dengan berdoa. Semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin.
***
Tak terasa, hari-hari terus berlalu. Tibalah waktu dimana mereka berencana untuk liburan. Pantai Menganti, Kebumen, Jawa Tengah. Pagi-pagi sekali Dika menjemput Assya dan adiknya, barulah mereka untuk menjemput Alhena.
"BAGUS BANGET! OMBAKNYA GEDE!" teriak Assya exited. Dirinya berlari dengan menenteng sepatunya di tangan kanan menuju bibir pantai. Membiarkan air dingin menyentuh kedua kakinya.
Alhena, Dika, dan Afrizal membenarkan perkataan Assya, ombaknya yang besar membuat suasana semakin tenang. Mereka terkekeh melihat kelakuan Assya yang terlalu bersemangat, sampai melupakan keberadaan ketiganya yang tertinggal.
Kalian tau? Pantai Menganti dibentengi dengan bukit hijau yang bahkan sering dijuluki New Zealand-nya Indonesia lho. Itu karena pemandangannya yang menakjubkan mirip dengan pesona negara tersebut.
Sebenarnya objek wisata tersebut merupakan pantai nelayan, yang di siang hari pasti pengunjung akan melihat banyak perahu nelayan yang berlabuh di tepi pantai. Pantai Menganti juga terdapat banyak bebatuan yang berserakan, konon katanya bebatuan tersebut adalah sisa dari letusan gunung berapi purba.
Pantai yang dibuka dua puluh empat jam itu, jadi salah satu alasan banyaknya wisatawan karena mereka bisa aja menunggu sunset atau sunrise. Pesonanya yang memanjakan mata jadi salah satu alasan buat terus berlama-lama, misal menginap di homestay yang telah disediakan. Selain itu ada area camping, kalau butuh makan, banyak rumah makan ataupun pedagang kecil yang menawarkan, gazebo, dan spot foto yang tak bisa dielakan akan keindahannya.
"Aaaaa, fotoin Assya sekarang!" Dika langsung mengarahkan lensa kameranya pada Assya yang telah bergaya membelakangi pantai. Jilbab phasmina berwarna cream, disertai kemeja kotak-kotak ungu-putih yang bagian depannya sedikit dimasukkan pada rok span yang sama seperti jilbabnya, yang ia gunakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHAKA
RomanceAssya, seorang anggota pramuka bantara penegak yang melakukan tugasnya demi menjalankan darma yang kedua, kasih sayang sesama manusia. Ia dan beberapa temannya ditugaskan untuk mensosialisasikan terkait pentingnya menaati peraturan lalu lintas saat...