37. Pelaku pembunuhan

7.8K 448 42
                                    

Dentuman musik dengan cahaya gemerlap tak membuat Kala terusik sama sekali, gadis itu menatap kearah pintu masuk menunggu seaeorang datang dari arah sana.

Baju rumah sakit yang hanya di lapisi kardigan hitam membuat nya menjadi pusat perhatian, namun di sana orang-orang sudah mengenal Kala hingga tak berani meminta gadis itu untuk pergi.

Tangan nya memutar sebatang rokok yang sesekali ia hisap, menatap Angga yang berdiri tak jauh dari tempat nya duduk kini. Lelaki itu seolah ikut mengawasi Kala diam-diam.

"Kala!"

Mata sayu nya menatap Anggi, senyum yang biasa nya terukir kini nampak tak terlihat. Kala seolah kehilangan semangat.

"Lo- kok pake baju Rs? Jangan bilang lo kabur?"

Tanpa Kala jawab, Anggi sudah tau jika Kala pergi tanpa pamit dari sana.

"Astaga! Nekat banget cuma mau ketemu sama gue? Kangen lo?" Anggi merangkul Kala, mengecup rambut gadis itu. Tak lama tertawa kecil.

"Pulang yuk? Gue anterin ke RS lagi. Kalo mau ngobrol di tempat yang bener-bener aja-"

"Lo tau Lila?"

Anggi berhenti berbicara, mata nya bersitatap dengan kelopak berwaran merah milik Kala.

"Pacar nya Ian?" Tanya Anggi pelan.

Kala dapat melihat Anggi yang masih nampak amat tenang, seolah jika gadis itu memang tak tau menau soal apapun.

"Sahabat Gue." Tambah Kala.

Anggi memgangguk kecil, "Okey? Terus kenapa? Gue gak tau apa-apa sih kan kemarin pulang ke Bali."

"Emang nya ada apa? Sampe lo bilang lo gak tau apa-apa?" Kala mencela, wajah nya masih begitu damai. "Lila meninggal."

Kala dapat melihat Anggi terkejut, atau- hanya berpura-pura terkejut?

"Kok bisa? Kenapa? Sakit?"

"Di bunuh." Lirih Kala pelan, hingga Anggi terlihat semakin kaget.

"Kata siapa di bunuh? Mungkin dia sengaja gantung-"

"Kaya nya gue belum bilang Kalo Lila di bunuh dengan cara di gantung deh? Seolah dia emang gantung diri." Tangan Kala terkepal erat, wajah nya merah padam menahan amarah.

Gadis itu mengekuarkan sebuah korek api yang ada dalam saku kardigan nya. "Ini korek punya gue yang waktu itu lo pinjam kan? Kenapa ada di TKP Nggi?"

"Kal-"

Kala mengekuarkan sebuah kertas berisi surat yang polisi temukan. "Ini suarat bukan tulisan Lila, tapi tulisan lo. Gue udah hapal banget!" Gadis itu melemparkan benda itu kearah Anggi.

"Lo mau ngelak gimana lagi?"

"Kal gue bisa jelasin!" Anggi menahan tangan Kala yang sudah berdiri dari kursi mini bar. "Dengerin dulu!"

"Apa?" Lirih Kala, "Apalagi yang mau lo jelasin saat gue udah ngerti-"

"Apa yang lo ngerti Kal?" Tanya Anggi balik, "Lo ngerti perasaan gue?"

"Lo tau kalo gue suka sama Ian dari Lama? Lo tau gimana frustasi nya Ian saat Lila hamil anak nya? Lo tau masalah kita berdua? Engga kan?" Anggi menatap Kala dalam.

"Lo bahkan gak tau, kalo cuma lo yang gue punya di sini! Lo satu-satu nya orang yang buat gue nyaman di saat temen-temen gue pergi ninggalin gue!"

"Kal, Gue marah saat Lila berhasil ambil Ian dari gue, gue cemburu lo lebih banyak ngebisin waktu sama Lila ketimbang gue! Gue Kakak lo kan?"

Kala, Dan 10 Pinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang