9Malam ini, Kala hanya di jaga oleh Kirana dan Hyun. Karna mereka memang silih berganti menjaga sang bungsu. Sejak tadi Kala tak berhenti meringis pelan, dengan demam yang kian naik membuat kedua suami istri itu tentu merasa khawatir.
"Mana yang sakit kal? Bunda panggil dokter aja ya?" Kirana mengoleskan sebuah salep pada jahitan di dada dan perut Kala yang terasa perih.
Jahitan itu memang masih basah, hingga Kala tak boleh melakukan aktifitas yang terlalu berat. Namun Sore tadi gadis itu pergi bersama Leo ke taman rumah sakit.
Kala menggeleng meski mata nya terpejam, keringat membasahi wajah meski ruangan itu nampak sejuk.
"Minum obat pereda nyeri aja ya? Mau?" Kini Hyun yang bertanya, suara berat itu terdengar memaksa hingga Mau tak mau Kala membuka mata.
"Tapi obat nya bisa di hancuri dulu gak? Tenggrokan Kala sakit minum obat terus Pah." Lirih nya pelan. "Susah buat nelen."
Hyun nampak berfikir sejenak, hingga mau tak mau mengangguk mengiyakan. "Papah ke Apotek dulu deh, minta tumbukin sama dokter farmasi nya ya."
"Emang masih ada? Ini kan udah malem." Kirana menyahut, ia mengusap waja Kala. "Sekarang minum dulu ya yang ada, besok pas tebus obat Bunda sekalian minta hancurina biar Kala gampang minum nya."
Kala menghembuskan nafas pelan, menerima sebuah tablet pereda nyeri yang cukup besar dari tangan bersih Kirana.
Menelan nya susah payah karna tenggrokan nya sakit, gadis itu bahkan meremas tangan sang Bunda saat menegak nya.
Uhuk!
Uhuk!
Kala tersedak pelan, membuat Kirana sontak mengusap dada nya lembut. Membantu sang anak kembali berbaring agar bisa beristirahat.
"Kalo udah sembuh nanti, Kala mau ikut Bunda ke Korea?"
Gadis itu menatap Kirana dalam, seolah mengerti apa yang akan di ucapkan selanjut nya. "Kaya nya Korea lebih baik dari di sini Kal, Lingkuangan nya jauh lebih sehat, pergaulan nya juga."
"Maksud bunda tinggal di Korea?"
Kirana mengangguk, "Bunda udah tanya Rona, dan Rona setuju. Dia tau yang terbaik buat kamu."
"Buat aku atau buat kalian?"
Kala menggeleng kecil, "Kala gak mau Bun, Kala mau di sini aja. Tetep sama Mba Sie dan Ayah. Kala gak mau pergi jauh-jauh. Kalo Bunda sama yang lain mau tinggal di korea. Kala biar tinggal sama Ayah aja."
Gadis itu menarik selimut sebatas dada, mulai memejamkan mata. "Kala mau tidur, Bunda sama Papah kalo mau pulang ga papa. Kala udah bisa sendiri."
Ia menghembuskan nafas pelan, berusaha masuk kedalam mimipi meski belum mengantuk.
Kala dapat merasakan rambut nya di usap begitu lembut oleh tangan Kirana, membuat nya kian nyaman dan mulai terlena.
Namun kalimat Sang Bunda mampu mengusik hati nya.
"Meninggal di pelukan bunda, itu maksud nya apa Kala?"
~•~
Tita menatap Aussie juga Yuri, seolah meminta persetujuan atas keinginan teman nya. Yang jelas tak bisa di tolak olah kedua ayah dan anak itu. Namun bisakah di tunda sebentar menunggu keadaan Kala jauh lebih baik?
"Tapi, Apa kala Bakal nyaman? Sie takut Kala gak nyaman Mah."
"Cuma sebentar aja. Setelah ini temen Mamah bakal balik lagi ke Korea. Dia cuma mau denger nafas anak nya buat yang terakir lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/315180477-288-k786526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala, Dan 10 Pinta (End)
Novela JuvenilNama nya Na Kala Senja, Gadis yang kata nya lahir saat matahari terbenam itu jauh dari kata sempurna. Kala punya uang, punya kekuasaan, punya kecerdasan, punya segala nya yang bahkan gak semua orang miliki. Namun hanya satu yang ia butuhkan kini. Wa...