12. see Tattoos

8.6K 497 57
                                    

Hari ini Kala sudah di perbolehkan untuk pulang dengan syarat rutin memenum obat, dan mengoleskan salep pada luka-luka nya. tak bersama Hyun yang sepertinya kembali sibuk dan Kirana yang harus menyelesaikan masalah. Gadis itu kembali dengan Tita yang menjemput nya pagi ini.

Sehabis mengantar Sera, wanita itu memang bergegas kerumah sakit untuk menjemput sang bungsu.

"Pulang ke rumah dulu ya, nanti sore baru di anter ayah pulang." Tita berujar lembut, "Ga papa kan?"

Kala melempar senyum tipis, mengangguk samar. "Ga papa Mah."

"Baju-baju kamu udah di bawa sama Bu Asri ya?"

"Iya semalam." Kala berujar, melempar pandangan kearah jendela.

"Inget Kata dokter nya ya? Harus rutin minum obat. Trus luka nya juga sering di kasih obat oles." Tita memberikan Handpone milik Kala yang sebelum nya ia pegang. "Mamah udah pasang alarem jam berapa aja kamu harus minum obat. Awas  kalo di apus."

Kala terkekeh kekeh kecil, mengangguk penuh antusias. "Makasih mah."

"Sama-sama sayang." Tangan Tita  beralih mengusap rambut Kala begitu lembut.

"Di rumah ada siapa?"

Tita membelokan mobil nya memasuki kawasan kompleks, menatap Kala sekilas. "Aussie, tapi kaya nya jam delapan nanti dia ke kampus."

"Sekarang udah jam delapan lewat, bebarti mba Aussie udah gak di rumah kan?" Tanya Kala khawatir yang di jawab anggukan pelan Tita.

"Harus nya," Wanita itu melirik Kala, "Kenapa sih? Kamu takut dia curiga—"

"Iya," Potong Kala, "Aku takut dia tanya-tanya."

"Ga papa, Mba Aussie juga pasti udah di kampus sekarang." Tita menenangkan Kala yang nampak ragu memakirkan mobil nya di garasi rumah mereka.

"Mah?" Kala melirik mobil putih Aussie yang masih terparkir cantik di garasi. "Ada mba Aussie?"

Tita nampak terdiam sebentar, bergegas mengajak kala untuk segera masuk ke dalam rumah. Hal yang pertama kali mereka lihat adalah Aussie yang tengah duduk di sofa sembari memangku macbook nya.

"Mba gak ke kampus?"

Aussie menatap Kala dalam, sebelum beralih pada Tita dan menggeleng kecil. "Dosen nya ada urusan, jadi kelas nya online."

Ia kembali melihat Kala. "Kala ngapain di sini? Ini waktu nya sekolah kan? Mamah kok bisa bareng sama dia?"

"Aku–"

"Mamah abis jemput Kala di RS beberpa hari ini dia di opname. Dan yang kamu tanya tentang temen ayah yang sakit, itu sebenernya Kala." Tita mencela. Mengusap bahu kala lembut.

"Mamah anter ke kamar ya? Kala harus istirahat."

"Trus kenapa di bawa ke sini? Kenapa gak ke rumah dia aja langusng?" Sahut Aussie saat Kala ingin beranjak pergi dari sana.

"Bunda sama papah nya gak bisa jemput, lagian kenapa sih. Di sini kan juga rumah Kala." Tita berujar kesal, "Kalo kamu gak suka belajar nya di kamar aja sana. Biar Mamah jagain Kala sampe Ayah pulang!"

Setelah itu Tita mengajak Kala untuk pergi ke kamar milik nya di lantai dua.
"Mamah bantu olesin obat ya?"

Wanita itu berujar saat Kala sudah duduk di pinggir kasur, "Ada luka di bahu kamu juga kan?"

"Baju nya buka aja ya?"

"Gak usah Mah, Kala bisa sendiri."

"Udah ga papa—" Tangan Tita berhenti saat membuja kaos lengan panjang milik Kala, terlebih saat mata nya menatap ke arah Tato yang terukir di dada atas kanan dan kiri milik gadis Itu.

Kala, Dan 10 Pinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang