Kala masih tak di perbolehkan untuk berangkat ke sekolah, maka gadis itu menggunakan waktu nya untuk membungkus sebuah kemeja hitam yang semalam sudah ia beli bersama Anggi.
Karna sejujurnya pakaian yang paling Kala suka saat melihat sang Ayah adalah ketika Yuri memakai kemeja hitam.
Gadis itu juga memberikan sebuah sarung tangan untuk Yuri yang suka menaiki motor besar.
"Kala?"
Ia menoleh saat pintu kamar nya kembali di buka, Kirana menyentuh kening nya yang masih terasa hangat.
"Masih pusing?"
"Engga, Bunda."
Kirana mengangguk kecil, meski tau Kala tengah berbohong. Melihat wajah pucat itu saja sudah menunjukan Jika sang Anak masih merasa sakit.
Belakangan suhu tubuh Kala memang tidak stabil, Kirana tak tau mengapa hal itu bisa terjadi. Namun melihat Kala yang terlihat tak masalah, Setidaknya wanita itu masih sedikit lega.
"Kala jadi kerumah ayah nanti sore?"
"Paling agak malem sih Bunda, biar bisa ikut kasih kejutan." Jawab Kala pelan, menyelesaikan lipatan kado nya.
"Kala kasih kado apa?" Tanya Kirana.
"Kemeja Hitam."
Kirana mengangguk samar, mengusap rambut Kala yang duduk di bawah lantai beralas karpet berbulu.
"Bukanya Ayah punya kemeja hitam banyak?"
"Sebanyak apapun kemeja yang ayah punya, Tapi kalo yang ini di kasih aku pasti rasa nya lebih sepesial Bunda." Sahut Kala, memasukan kado nya ke dalam paper bag. "Ayah kalo pake kemaja Hitam ganteng banget, Kala suka."
"Kala mau nanti ayah Pake kemaja ini di hari terakhir Kala di dunia."
"Apa?" Kirana nampak tak mengerti ucapan sang anak, yang sontak di jawab gelengan kepala Kala.
"Bunda masak apa?"
"Ayam kecap, kesukaan kamu."
Ayam kecap itu kesukaan Mba Aussie Bunda, harus berapa kali kala Bilang?
"Wah Iya? Kala suka ayam kecap." Seru nya tersenyum amat lebar, "Ayo makan. Kala gak sabar makan masakan Bunda."
"Kala gak suka ayam kecap," Kirana tiba-tiba berujar. Membuat Kala menghentikan langkah nya. "Kala suka nya Ayam taliwang pake sambal matah."
"Kenapa Bohong cuma buat Bunda seneng Senja?"
~•~
Waktu sudah menunjukan hampir jam dua belas malam, namun Yuri belum juga kembali pulang karna harus mengurus banyak hal penting di kantor.
Sera sudah benar-benar mengantuk, bersandar di bahu Aussie yang tengah bermain handpone, sedangkan Kala dan Tita berjaga di dekat jendela.
"Kala ngantuk?" Bisik Tita, membuat Kala yang awalnya ingin terpejam kini kembali membuka mata.
"Engga Mah,"
"Tidur dulu gih di sofa sama Kak Sera, paling sebentar lagi Ayah pulang."
Kala menggeleng seakan menolak, ia tak ingin meninggalkan Tita sendiri di sana menunggu Yuri.
"Hari ini Mamah gak sempat buat kue, besok kita buat kue bareng-bareng ya?"
"Bener?" Tanya kala memastikan, pasalanya gadis itu memang tak pernah di perbolehkan menyentuh dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala, Dan 10 Pinta (End)
Teen FictionNama nya Na Kala Senja, Gadis yang kata nya lahir saat matahari terbenam itu jauh dari kata sempurna. Kala punya uang, punya kekuasaan, punya kecerdasan, punya segala nya yang bahkan gak semua orang miliki. Namun hanya satu yang ia butuhkan kini. Wa...