43. satu-satu

8.9K 515 114
                                    

Jika kalian pikir Kala akan baik-baik saja usai kejadian pagi tadi di taman bersama Nath, kalian salah besar karna kini gadis itu harus kembali mendapatkan jahitan karna luka bekas oprasi nya kembali terbuka.

Kala mengalami dehiscence atau terbukanya kembali jahitan pada luka yang menyebabkan infeksi dan peradangan jika tak di lakukan tindakan medis secara cepat.

Dan Kini, Gadis itu hanya bisa terbaring kembali karna luka jahit nya yang terus berdenyut nyeri.

"Nath udah keterlaluan, bisa-bisa nya dia buat Kala jadi kaya gini!" Hyun berseru kesal, menatap Rona yang ikut merasa bersalah.

"Dia marah karna ternyata adik Sepupunya yang udah jadi pendonor Kala Pah." Gadis itu berujar lirih. "Papah juga kan tau. Nata itu sahabat aku waktu kita di Korea."

"Jadi kamu mau nyalahin Kala Juga?"

Rona menggeleng tegas. "Gak gitu, tapi rasa sedih pasti ada." Mata nya melirik Kala yang sudah tertidur pulang usai di beri obat.

Kirana mengangguk setuju. Mengusap rambut Kala amat lembut. "Tapi Kala juga kan pasti gak mau ada di posisi ini Kak."

"Kamu liat sendiri kan dia nangis terus karna ngerasa bersalah sama kalian. Terlebih Nath. Tapi emang nya kita bisa apa? Kita gak mungkin kan balikin Paru-paru itu?"

"Bunda gak minta kamu untuk jauhin Nath, tapi paling gak untuk sekarang jangan dulu ketemu sama dia ya Kak, apalai kalo sampe Nath datang ke Sini buat ketemu Kala." Kirana menghentikan jemari nya yang mengusap rambut Kala yang sudah mulai kembali lebat.

"Bunda gak mau hal ini terjadi lagi, gak ada yang boleh buat Kala luka."

Hyun memgangguk setuju atas apa yang di ucapkan Kirana. "Papah Setuju, Kalo bisa gak usah temenan sama anak itu lagi."

"Pah, Nath sahabat aku!"

"Tapi Kala adik kamu."

Rona menghembuskan nafas kasar, menatap Kala sejenak. "Kalo aja Kala gak ngerokok dan hidup sehat. Dia gak mungkin ada di sini dan ngerepotin banyak orang. Hal ini terjadi karna kesalah nya sendiri!"

"Kok kamu jadi nyalahin Adiknya sih?"

~•~

Usai pulang Sekolah, Sera langusng bergegas untuk bertemu Kala. Beberapa hari ini gadis itu memang tak bertemu sang adik karna harus fokus ujian praktek di beberapa materi yang membuat nya di larang datang ke Rumah sakit.

Tersenyum begitu cerah saat matanya menangkap Kala yang tengah duduk di sofa sembari melihat jalan di bawah sana yang cukup padat.

"Hi Sis!" Sapa nya, memeluk Kala lembut tau jika pagi tadi Kala harus kambali menerima jahitan ulah Nath.

Mengingat hal itu membuat Sera menjadi kesal sendiri, awas saja bila bertemu nanti, akan habis Sera marahi.

"Udah makan?"

Kala mengangguk kecil, di ruangan itu hanya ada ia sendiri karna Tita yang sejak tadi menemani nya harus pergi ke toilet sebentar.

"Mamah mana?"

"Toilet." Jawab Kala singkat, kembali menatap kearah jendela besar yang menampilkan padat nya ibu kota.

"Masih sakit dada nya?" Tanya Sera lagi, yang sontak di jawab gelengan kepala Kala meski tau jika ia tengah berbohong.

"Yaudah, Mba Aussie udah kesini?"

Kala, Dan 10 Pinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang