Hari ini Rona tak datang ke kampus dengan alasan ingin menemani Kala yang sedang sakit, Nath yang tau itu bergegas datang kerumah Kala dengan membawa sepelastik Apel juga makanan sehat lain nya.
Apel, adalah salah satu buah favorit Kala. Namun buah itu malah menjadi alasan alergi nya pada Sera dan Aussie.
Kedua nya sama-sama diam, Duduk di sofa ruang keluarga yang nampak begitu hening.
"Rona nya lagi mandi, Tante mau masakin Kala bubur dulu solanya dia belum makan. Ga papa kan di tinggal?" Kirana bertanya, sebelum berlalu dari sana. Yang hanya di balas senyum tipis lelaki itu.
"Masih sakit?" Tanya Nath basa-basi, menatap Kala yang tengah membaca sebuah buku pelajaran lengkap dengan kacamata nya.
"Engga." Jawab Kala, gadis itu memang sudah merasa lebih sehat. Namun Kirana tetap melarang nya untuk pergi ke sekolah.
"Belajar apa?"
"Seni Budaya."
Nath nampak tertarik, untuk dia yang seorang mahasiswa jurusan Seni hal berbau itu tentu menjadi minat nya.
"Bab Seni musik ya?" Tanya nya membaca sebuah kalimat dari buku Kala. Gadis itu hanya mengagguk kecil.
"Kalo di suruh main alat musik, lo bakal bawin apa?"
"Ga tau, gue gak ada bakat musik."
"Oh iya, minat lo kan di kopi." Sahut Nath pelan, membuat Kala menatap nya amat tajam. Karna di sana belum ada yang mengetahu jika ia merupakan seorang barista.
"Kalo ada pengambilan nilai, lo bisa kasih tau gue aja. Nanti gue ajarain."
Kala berdeham pelan, tetap melanjutkan membaca buku nya. Hingga Nath harus merasa begitu canggung dan bosan.
"Kapan-kapan gue boleh ajak Rona sama Panca ke pelangi?"
"Kalo gue lagi gak ngeshift."
"Emang kenapa kalo ada lo?"
"Ka Rona gak tau gue kerja." Kala membalik halaman buku nya. "Orang rumah juga gak ada yang tau."
"Bukanya bagus kalo tau? Lo bakal di cap mandiri kan? Selagi gak ngaruh ke sekolah—"
"Gak semua orang itu pemikiran nya sama." Gadis itu menyahut, menutup buku nya. Terbatuk kecil.
Belakangan Kala memang sering terbatuk, bahkan beberapa kali tersedak karna jalan nafas nya yang seolah terhampit sesuatu.
"Kala?"
Yang di panggil menoleh, menatap Nath dalam.
"Kalo Gue suka sama Lo boleh?"
suka itu hak semua orang, dan gak pilih lo itu hak gue.
~•~
Anggi tak tau apa yang membawa nya hingga sampai kerumah Kala, gadis itu sudah amat merindukan sang teman karna sudah cukup lama tak bertemu.
Tersenyum canggung pada Kirana yang menatap nya penuh tanya.
"Kamu, Temen nya kala?"
Yang di tanya mengangguk, merasa tak nyaman saat Kirama terang-terang memperhatikan tato nya yang ada di lengan tangan kanan.
"Temen apa?"
"Ker—"
"Ka Anggi?" Kala berseru, turun dari lantai dua. Memeluk Anggi dengan perasaan haru, karna selama ini gadis itu tak pernah datang kerumah nya selain mengantar Kala pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kala, Dan 10 Pinta (End)
Fiksi RemajaNama nya Na Kala Senja, Gadis yang kata nya lahir saat matahari terbenam itu jauh dari kata sempurna. Kala punya uang, punya kekuasaan, punya kecerdasan, punya segala nya yang bahkan gak semua orang miliki. Namun hanya satu yang ia butuhkan kini. Wa...