"Love B..."
Fokus Bright pada pria itu terpecah saat mendengar sapaan dari seseorang, dan tanpa pikir panjang lagi ia langsung menghambur ke dalam pelukan Amber.
"Long time no see my sexy director"
Amber bergelayut manja dilengan Bright tak peduli meski mereka sedang berada dikeramaian.
Bright mengusap sayang kepala wanita disampingnya, sudah hampir satu tahun tak bertemu membuat wanita yang menjemputnya ini semakin cantik dan terlihat lebih dewasa dari terakhir pertemuan mereka di Busan. Amber begitu antusias saat Bright memberi kabar jika dirinya akan pulang ke Bangkok, diantara kesibukan si model cantik ini, Amber benar-benar menyisihkan waktu untuk menjemput Bright langsung tanpa supir pribadi.
Mereka saling melempar tawa dan belum beranjak sama sekali dari posisi mereka sekarang.Semua kejadian antara Bright dan Amber terpampang nyata di depan mata Win yang masih menunggu mobil jemputannya. Win tanpa sadar mencebik kesal dan merasakan hatinya bereaksi aneh. Sudah sangat lama pikirnya, tetapi pengaruh pria itu masih saja sama. Disaat pria itu sudah menemukan lagi tawa bersama orang lain, Win masih saja bodoh dengan kesendirian. Dan perasaan gagal move on semakin terasa saat pria masa lalunya bermanja ria dengan seorang wanita tepat di depan matanya.
"Jangan memperhatikan orang seperti itu, tidak sopan kau tahu"
Win yang mendapat teguran dari Aldric hanya bisa mengangkat jari tengahnya, Aldric sama sekali tak tahu siapa yang ia perhatikan sejak tadi karena saat masih bersama pria itu, Aldric belum menjadi siapa-siapa untuk Win. Mereka berkenalan setelah perpisahannya dengan pria itu terjadi lumayan lama, pantas jika Aldric memberi teguran padanya.
"Jika kau iri pada mereka kau harus mencari kekasih, kalau perlu yang lebih cantik dari wanita itu"
Persetan dengan wanitanya, yang aku pedulikan adalah dia dengan seenaknya memeluk mantan kekasihku tepat di depan wajahku. Tentu saja itu hanya perkataan dalam hati Win yang tak mungkin terucap secara gamblang.
"Itu mobil jemputan kita" Seru Aldric.
Dan semua pikiran Win soal kegagalan hatinya terputus, manakala Aldric menarik tangan dan langsung mendorongnya masuk ke dalam mobil.Win memilih memejamkan mata untuk merefresh kemelut diotaknya, ia harus segera membuang kegundahan ini secepatnya karena penampilan perdana di kota kelahirannya lebih penting diatas segalanya.
***
"Kosongkan waktumu lusa malam, aku ingin mengajakmu ke sebuah pertunjukan" Amber sedang memasukkan pakaian Bright ke dalam lemari setelah mereka sampai, ia langsung membawa Bright ke Apartemennya.
Bright yang berencana menginap di hotel saja, saat itu langsung diberi ceramah panjang karena akan sangat membuang uang jika ia tinggal di Hotel sementara Amber memiliki Apartemen yang sangat luas dan tentu saja mewah.
"Aku tidak bisa janji, siang hari akan ada pertemuan dengan pihak yang bekerja sama denganku, aku tak bisa memprediksi kapan pertemuan itu berakhir" Jawab Bright santai sembari memperhatikan Amber
"Oh ayolah baby, kau sudah datang dan bukankah seharusnya kau juga memanjakan wanitamu ini?"
"Aku datang untuk bekerja Am"
"Tidakkah kau rindu Bangkok?"
Bright hanya menerawang entah kemana, Haruskah ia merindukan tempat ini?
"Aku tetap memiliki tanggung jawab pada pekerjaanku"
"Aku akan tetap mengajakmu, kalau perlu aku akan membuat kericuhan dipertemuanmu lusa jika sampai malam hari kau belum juga selesai dengan pekerjaan sialanmu itu"
"Amber..."
Wanita itu hanya melambaikan tangan dan keluar begitu saja dari kamar yang ditempati Bright untuk beberapa hari kedepan, tak mendengarkan sama sekali apa yang dirinya ucapkan. Amber sangat pemaksa jika menginginkan sesuatu, dan membuat Bright selalu sulit untuk menolak. Rasa sayangnya pada Amber terlalu besar, sedikitpun ia tak ingin menyakiti wanita paling berharga dalam hidupnya.
***
Win sudah sampai di kamar hotelnya satu jam lalu dan ia masih betah berdiri di depan jendela besar dengan pemandangan langsung ke seluruh penjuru kota Bangkok. Sejak masuk ke dalam mobil dari Bandara, sesungguhnya ia sudah mengerahkan semua kekuatan alam semesta untuk membuat pikirannya kembali sehat dan tak lagi berputar ke masa lalu. Tetapi mungkin saat ini otaknya sedang melakukan pemberontakan besar-besaran karena tak bersedia mengikuti perintahnya.
Hanya karena penerbangan beberapa jam saja, hilang semua perjuangan menuju move on yang telah ia lakukan selama beberapa tahun ini. Win ternyata masih terusik dengan kehadiran pria itu di dekatnya meski hanya sebentar saja dan belum tentu akan bertemu lagi.
"Kau sejak keluar dari Bandara hanya terdiam tanpa sepatah kata pun, apa kembali ke Negaramu terasa sangat berat?" Aldric pada akhirnya bertanya pada Win karena tidak tahan melihat sikap apatis Win sejak mereka sampai.
"Tidak juga" Jawab Wib singkat karena sejujurnya ia memang masih malas berbicara.
Bertemu kembali dengan Bright benar-benar di luar dugaannya, kalau pun harus terjadi, ia tak ingin ketika seharusnya ia hanya boleh fokus pada konser. Win terlalu suka kesempurnaan disetiap permainan biolanya dan mood yang baik adalah kunci utama. Tetapi setelah kejadian tak terduga mereka, sanggupkah ia tetap bersikap profesional sementara berpijak kokoh di atas bumi saja sulit ia lakukan karena lututnya begitu lemas.
"Apapun yang terjadi, tolong kesampingkan dahulu sampai penampilanmu di atas panggung mendapat banyak standing applause dari penonton, ingat Win... Kau tampil di depan publikmu sendiri, mereka sudah lama menunggu kesempatan ini karena kau cukup lama menolak tawaran bermain di sini" Tegur Aldric sedikit keras karena sebagai Manager, Aldric harus selalu memastikan jika penampilan Win tidak mengecewakan.
Win pada akhirnya memutar tubuh setelah beberapa lama mereka berbincang untuk menatap lawan bicaranya "Tenanglah, kau pasti tahu bagaimana dedikasiku pada karir yang telah ku pilih, aku tidak akan menghancurkan posisi ini dengan alasan apapun" Ucap Win dengan penuh ketegasan.
Karena untuk berada di tempat sekarang, aku sudah pernah menghancurkan hatiku dan hati orang lain (Lanjut Win dalam hati).
***
"Melihatmu datang kesini sendirian, sebenarnya terasa sangat aneh, sementara kau dan Win sejak dahulu selalu tak terpisahkan" Ucap Dew pada teman lamanya yang sudah bertahun-tahun tak bertemu, dan secara mengejutkan muncul seorang diri sementara ia tahu jika pria itu memiliki kekasih yang selalu lengket seperti lem Korea.
Bright hanya tersenyum kecil sembari menyesap margaritanya. Bukan hanya mereka saja yang tak menyangka jika kisah cinta terlalu manisnya berubah menjadi pahit dan perih. Perjuangan tak sebentar diantara mereka ternyata bisa dihancurkan juga pada akhirnya.
"Bukankah hidup memang semisterius itu? Bahkan satu jam kedepan saja tidak bisa kau prediksi akan ada kejadian apa" Ucap Bright santai karena otaknya tak ingin ia pakai untuk berpikir terlalu serius demi sesuatu yang sudah selesai.
"Seriously Bright! Kau dan Win... Adalah gambaran masa depan cerah karena kalian saling memberi pengaruh positif. Win dengan mimpi besarnya sebagai Violinist dan kau Sutradara besar, kalian berhasil dan seharusnya berada di puncak bersama" Jelas Dew lagi yang masih tak percaya jika pasangan favoritnya sejak zaman sekolah ternyata menuju kata kandas juga.
"Sudahlah..." Bright memukul lembut lengan Dew "Tidak semua yang memulai dari nol bersamaan, harus tetap bersatu ketika sudah mencapai angka seratus, mungkin takdir kami hanya sampai di lima puluh dan sisanya kami selesaikan sendiri-sendiri" Ucap Bright lebih ke arah agar hatinya tetap tenang dan positif meski ia sendiri bahkan tak mengerti alur pikirannya sedang menuju ke mana sekarang.
Bright ternyata tak bisa bersikap denial dengan pertemuan tiba-tiba mereka. Karena itu sekarang ia memilih bersekutu dengan sedikit alkohol agar otaknya kembali ke jalan yang benar demi kelancaran pekerjaannya.
"What's done is done"
Hillard Macbeth
![](https://img.wattpad.com/cover/346842713-288-k644249.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Cinta?
FanfictionSawadee Kha. Cerita ini mengandung unsur 21+++, so please be nice yorobun Vienna dikala salju sedang berada pada suhu terendahnya semenjak musim ini dimulai beberapa minggu lalu. Minus sepuluh derajat cukup membuat Metawin menggigil hebat saat menyu...