Sebuah Guncangan

196 17 5
                                    

Maynee hanya berdecih kesal saat melihat tingkah Sang Anak, kalau ia berada di posisi Win sekarang, sudah jelas ia akan bergerak mendekati prianya dan langsung memberi ciuman tanpa belas kasih di depan semua pasang mata. Persetan dengan reputasi yang dijaga mati-matian, karena bagi Maynee, uang akan mampu mengendalikan apapun jika setelahnya tersebar banyak berita mengenai kegilaan yang terjadi.

"Tarik rambutnya sedikit tidak masalah sih" Bisik Maynee pada Win "Atau kita culik saja, terus suruh anak buahku untuk mengembalikan dia ke Vienna?"

Win seketika menatap Sang Ibu dengan sengit "Dasar Kriminal"

"Demi Bright Vachirawit, Angel bahkan akan rela menjadi Devil"

Win mengusak rambutnya kasar, sumpah demi Canopus Capella Vega, mengajak ibunya datang ke farewell party sungguh keputusan yang teramat salah, seorang ibu harusnya mengajarkan kebajikan pada anaknya, tetapi bisikan-bisikan yang di dapat Win justru bisa menjerumuskan dia ke lembah hitam.

Walaupun sebenarnya apa yang dikatakan Maynee Yu ada benarnya juga, Bright dengan kondisi setengah tipsy adalah godaan iman setipis kertas minyak yang mampu membuat Win terbakar membara. Wajah merahnya, mata sedikit sayunya, dan gerakan lidah yang sesekali mengusap bibirnya bisa dikatakan sebagai kombinasi penggoyah pikiran positif yang tiba-tiba terswitch menjadi negatif. Bright Hot Jerk Vachirawit yang sekarang sedang berteman dengan alkohol seperti senjata pemusnah kewarasan.

"Ok, aku sudah tidak tahan" Ucap Win setelah melihat Maggie Ulat Bulu Thompson memulai aksinya dengan bergelayut manja dilengan Bright.

"Semangat Bestie"

Win yang baru beberapa langkah bergerak, segera memutar tubuhnya menghadap Sang Ibu setelah mendengar kalimat penyemangat.

"Jangan lupa....."

"Yuckksssss...."

Win langsung memberi gestur ingin muntah ketika melihat atraksi Sang Ibu yang membuat gerakan seperti orang sedang saling berciuman. Demi Alam Semesta, Win sepertinya terlahir sebagai anak yang normal, bertata krama dan penuh dignity, tetapi mengapa Tuhan membiarkan Maynee Yu menjadi ibunya.

Kalau dipikir lagi, sepertinya sangat wajar ketika Halmoni saat itu begitu menentang hubungan diantara Appa dan Madrenya, karena secara harfiah ibu mana yang tega melihat anaknya terjerumus dalam hubungan bersama wanita absurd dan Barbarian. Win begitu cinta Sang Madre tetapi sering juga dibuat mati kutu dan sakit kepala karena tingkah wanita yang sering menyebut dirinya Milf.

"Hei.. Metawin" Aldric segera merangkul Win untuk menghentikan langkahnya, karena ia seperti bisa membaca raut wajah Sang Artis yang ingin bergerak langsung untuk mencakar Maggie Thompson.

"Apa sih?" Tangan Win langsung saja menghempas rangkulan Aldric begitu saja.

"Jangan bertindak gegabah, karena terlalu banyak manusia yang bisa saja memperhatikan dan siap membuatmu viral karena kasus kekerasan" Bisik Aldric.

Win menatap Aldric sengit dan kemudian menampilkan senyum mengerikan "Money can buy anything, termasuk membungkam siapapun yang berani menyebar berita tentang tindakanku setelah ini, said my mom like that" Ucap Metawin Yu Dimitriadis dengan penuh keyakinan.

Aldric pada akhirnya hanya mampu mengangkat tangan tanda menyerah karena Putra Mahkota ternyata sudah diberi persetujuan oleh Permaisuri. Dan sebagai Hamba Sahaya, ia bisa apa selain menonton saja dari bangku tribun tentang apa yang akan dilakukan Pangeran Metawin untuk mempertahankan cintanya pada Pangeran Bright.

Win berjalan begitu angkuh, anggun dan penuh percaya diri, mendekati Bright yang sedang terduduk ditemani oleh Maggie Thompson. Kedua manusia itu sedang saling berinteraksi meskipun Bright yang ia lihat hanya tersenyum tipis saat menanggapi wanita di hadapannya. Win mengambil satu tempat duduk kosong yang juga bersebelahan dengan Bright dan berpikir untuk melancarkan aksinya sekarang.

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang