Mendadak Iklan

234 12 5
                                    

"Aku punya ide"

Semua mata serentak menoleh ke arah seseorang yang pada akhirnya mengeluarkan suara setelah mereka berkumpul hampir dua jam lalu disatu meja untuk mendiskusikan sebuah rencana. Barisan Sakit Hati itulah sebutan pada mereka yang malam ini dengan sengaja membuat janji temu untuk merencanakan sebuah balas dendam pada kedua teman kantor mereka yang selalu bertingkah layaknya bajingan tanpa perikemanusiaan.

Kelimanya semakin mendekatkan diri untuk menyusun cara agar balas dendam mereka berhasil. Mereka sudah terlalu muak dengan tingkah kedua mahluk sialan itu, kegilaan yang selalu saja ditunjukan sejak persaingan mereka dimulai, membuat banyak hati satu per satu dipatahkan dengan sangat keji. Kedua mahluk tampan namun bajingan itu harus merasakan pembalasan yang setimpal.

"Apa itu akan berhasil? Bagaimana kalau kita cari seseorang yang tak pernah kenal dengan mereka untuk mendekati mereka dan membuat mereka merasakan dibuang begitu saja, mereka pasti akan sakit hati seperti kita" Si wanita berambut cokelat terang itu memberi ide yang langsung saja mendapat sebuah dengusan kuat dari teman-temannya.

"Oh come on baby girl, kedua pria laknat yang tentu saja kita kenal itu hatinya sudah dibeton dengan kuat, mereka tidak akan pernah mengenal sakit hati apalagi merasakannya" Kini giliran wanita dengan mata paling indah yang menimpali ide teman kantornya itu.

"Ashley benar Cia, cara kerja kita bukan untuk membuat mereka merasakan sakit hati, tetapi untuk mengusik harga diri dan logika yang selalu mereka agungkan"

"Kalau begitu kapan kita bisa mulai?"

"Akhir pekan ini, kebetulan akan ada acara meriah di The Clumsies sabtu malam, kita bisa mengundang mereka untuk dateng kesana kan?"

Kelima wanita itu setuju dan tersenyum puas, sudah saatnya kedua bajingan tengik itu selesai bermain-main dan menyakiti banyak hati. Mereka harus dipaksa berhenti sebelum korban berjatuhan lagi dan manambah list nama sebagai Barisan Sakit Hati atas ulah kedua pria tak berotak itu.

***

Metawin baru saja menyelesaikan meeting mingguan dengan seluruh karyawan HRD untuk membahas kebijakan perekrutan pekerja baru yang setiap tahun memang regulasinya selalu berubah. Tubuhnya terasa remuk karena sejak semalam ia hanya mampu memejamkan mata selama tiga jam sebelum akhirnya kembali bekerja lagi. Win menuju pantry untuk membuat sesuatu yang mampu mempertahankan kesadarannya karena masih harus menyeleksi beberapa orang baru.

Ia butuh kopi yang rasanya sangat kuat dan beberapa snack karena tiba-tiba ia sangat lapar tetapi ini belum masuk jam makan siang. Win masuk begitu saja ke dalam pantry tanpa mempedulikan siapapun yang berada disana. Win tak punya waktu banyak untuk memperhatikan siapa saja sampai sebuah suara menginterupsi kegiatannya mengaduk kopi di dalam mug.

"Ku lihat kau belum mendapatkan mangsa lagi minggu ini, apa pesonamu tak lagi mampu menjerat banyak wanita?"

Win sama sekali tak menanggapi, ia memang selalu begitu jika perutnya sedang lapar.

"Apa kau kenal Pen? Sekertaris baru Khun Ferdinan?"

Pria didepan Win masih saja berbicara meski belum mendapatkan tanggapan apapun dari lawan bicaranya.

"Haruskah?" Tanya Win sesekali meminum kopi dari mugnya.

"Aku sedang mendekati wanita cantik itu"

"Untuk apa kau memberitahuku?"

Metawin mendapat tatapan yang sedikit meremehkan, tak masalah baginya karena sejak mengenal pria itu, mereka berdua memang tak memiliki hubungan yang baik satu sama lain.

"Aku hanya ingin memberi informasi agar kau tak mengusik target baruku"

Win melirik malas ke arah Bright "Sejak kapan aku menyukai selera rendahan? Kau jangan mengada-ada Tuan Vachirawit, bukankah selama ini justru kau yang beberapa kali merusak kesenanganku?"

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang