Sang Pemimpin Dinasti

231 15 4
                                    

"Sutradara Bright"

Bright yang sudah beberapa menit duduk dengan penuh kegugupan mendadak berdiri tegap ketika seseorang memanggil namanya. Bright langsung saja memberi hormat dengan cara membungkuk ala orang Korea karena yang di hadapannya ini adalah pria Agung dengan status sebagai Perdana Menteri.

Satu jam yang lalu, Bright dan Win tiba di kediaman pribadi milik Sang Perdana Menteri setelah perdebatan lumayan panjang, mengenai ajakan Win untuk bertemu dengan kakek kekasihnya itu. Apakah Bright menolak? Tentu saja tetapi bukan karena ia takut bertemu keluarga Win, hanya sepertinya ia butuh memantaskan diri dulu sebelum ia berhadapan dengan keluarga tak sembarangan ini.

Tetapi Win memang selalu menang atas dirinya dan pada akhirnya Bright menyerah. Dengan kondisi pikiran yang sangat berantakan, Bright pada akhirnya mengikuti langkah Win menuju kediaman pribadi milik Sang Perdana Menteri. Karena urusan mereka tak ada sangkut pautnya dengan masalah Negara, Bright dan Win disambut oleh Tuan Rumah di kediamannya yang seketika membuat Bright mati kutu karena terlalu tradisional.

Hal itu justru semakin mengingatkan Bright jika Metawain Opasiamkajorn kekasihnya atau... Siapa nama Korea Win? Ah dia sampai lupa, pada intinya keluarga yang ia hadapi sekarang bukan hanya sekedar Konglomerat Old Money melainkan manusia-manusia dengan darah Bangsawan yang mengalir kental.

"Bright Vachirawit" Bright dengan sopan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan meski ia juga tak yakin apakah akan mendapat sambutan.

"Silahkan duduk Sutradara Bright" Ujar Sang Perdana Menteri setelah menjabat tangan Bright.

"Bright saja Tuan Yu"

Yu Hajun hanya mengangguk formal atas perkataan Bright dan segera menyusul Bright untuk duduk di depan tamunya.

"Kemana Yu Shin?"

"Maaf..."

"Metawin Yu, kemana cucuku?"

Bright mengangguk beberapa kali setelah mengerti apa yang ditanyakan oleh Sang Perdana Menteri. Ia belum terbiasa dengan nama lain Win yang baru beberapa hari belakangan ia ketahui.

"Menemui Tuan Christian di ruang kerjanya"

Yup... Bright ditinggalkan seorang diri di ruang tamu sejak 30 menit yang lalu karena kekasihnya lagi-lagi berlaku sangat kurang ajar dengan pergi begitu saja.

"Apa anda kesulitan menghadapi Metawin selama ini?" Yu Hajun mulai membuka perbincangan mereka setelah menuangkan secangkir Korean Tea untuk Bright "Kalian sudah bersama cukup lama, apa anda tidak merasa bosan? Mengingat siapa diri anda sekarang, saya yakin banyak wanita atau bahkan pria berkualitas baik yang bisa anda ajak untuk menjalin hubungan"

Terlalu straight to the point tanpa basa basi pikir Bright. Pada akhirnya ia meyakini jika Win memang keturunan murni Tuan Yu Hajun karena sifat keduanya sama ketika berbicara.

Bright berdiam sebentar untuk memilih kalimat yang tepat.

"Anda benar, kualitas mereka mungkin baik tetapi Metawin cucu anda seperti tanpa celah" Ucap Bright penuh ketegasan.

Yu Hajun sedikit menyeringai yang Bright nilai justru seperti sebuah ejekan, tetapi bagi Bright tak ada yang selamanya keras jika batu saja bisa terkikis oleh air. Bright sudah telanjur tercebur dan sekalian saja ia basah, tak peduli apakah ia akan muncul ke permukaan lagi atau bahkan memilih menenggelamkan diri.

"Metawin Yu memang istimewa itu sebabnya keluarga kami sangat memperhatian banyak hal terutama mengenai siapa yang sekarang ia pilih untuk menjadi pelabuhannya, dan Bright... Selayak apa anda sampai berani menawarkan komitmen untuk hidup bersama seorang keturunan Bangsawan seperti Metawin?"

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang