Hal Yang Masih Misterius

168 16 7
                                    

Win berkali-kali mencebik bibirnya karena merasa kesal pada Tian yang mendadak sibuk. Beberapa jam lalu, sekertaris Sang Senator itu menghubunginya untuk meminta waktu Tian agar bisa melakukan meeting yang sangat urgent. Alhasil rencana mereka untuk pergi minum-minum hingga mabuk harus ditunda karena saat ini Tian sedang melakukan zoom meeting di kamar Hotelnya.

"Hah.... Tian sangat tidak asik, aku ingin sekali mencoba makgeolli tetapi justru sibuk dengan pekerjaan"

Gerutu Win yang sedang menunggu lift untuk menuju lobi dan pergi ke luar Hotel karena semua snack yang ia beli kemarin sudah habis.

Saat pintu lift terbuka, Win dikejutkan dengan dua orang yang berada di dalamnya dan bersiap untuk keluar lift. Darahnya kembali mendidih ketika Maggie Thompson memapah Bright yang sudah dalam kondisi mabuk berat. Tangan wanita itu sepertinya sangat nyaman berada di pinggang Bright ditambah berandalan itu juga merangkul Maggie tanpa beban.

"Auuu Win..." Sapa Maggie begitu berhasil keluar lift dengan susah payah karena harus memapah Bright "Kau ingin pergi kemana selarut ini?" Maggie bertanya karena heran dengan Win yang keluar hanya dengan piyama saja meski dibalut coat juga.

"Sepertinya Bright sangat mabuk" Ucap Win dengan tatapan yang masih meneliti kondisi kekasihnya.

"Ya.. Dia minum lumayan banyak tadi, aku akan langsung mengantar Bright ke kamarnya"

Bedebah memang Maggie Bitch ini, mengambil kesempatan saat Bright Bodoh itu sedang tak sadar karena mabuk. Monolog Win dalam hati karena merasa tak terima.

Win tiba-tiba saja langsung menarik tangan Bright agar tubuh pria itu merapat padanya. Dan apa yang dilakukan Win membuat Maggie sedikit terhuyung karena pengaruh alkohol agaknya memberi efek kesulitan pada Maggie dalam mengatur keseimbangan.

"Serahkan saja pria ini padaku, sebaiknya Nona Thompson kembali ke kamar dan segera beristirahat" Pinta Win langsung karena ia sudah tak bersedia jika Bright harus dikembalikan dalam kondisi mabuk ke dalam kamarnya.

"Tetapi Bright mabuk karena aku yang mengajak pergi minum, biar aku saja yang bertanggung jawab" Maggie tidak langsung mengabulkan keinginan Win karena sekalipun ia minum alkohol, tetapi kesadarannya masih sangat cukup untuk membawa Bright ke dalam kamar.

"Tidak Nona, kau harus kembali ke kamarmu untuk pergi beristirahat karena Aldric memberi informasi jika besok akan ada meeting pagi dengan Bos Besar Label" Jelas Win.

"Oh My God... Benarkah?"

"Yup... Dan anda tentu tak bisa melawan ayah anda sendiri kan Nona Thompson?"

Maggie langsung mengangguk untuk membenarkan perkataan Win. Nail Thompson Sang Ayah adalah mahluk yang paling Maggie takuti apalagi jika mereka membahas soal pekerjaan.

Andai saja ayahnya tahu apa alasan Maggie sampai harus melibatkan diri di porject Korea ini, Maggie pasti langsung diberi ultimatum keras dan dipaksa mundur. Maggie harus patuh untuk sementara waktu dengan Pak Tuan Thompson sebelum ia benar-benar memenangkan hati Si Sutradara.

"Kau benar Win... Aku serahkan Bright padamu sekarang, tolong bawa dia ke kamarnya dengan penuh ke hati-hatian karena dia sedang mabuk berat"

Hell you Bitch! Suka-suka aku lah harus membawa berandalan ini dengan gaya seperti apa, tidak ada urusannya juga dengan dirimu.

"Tenang saja, aku akan memastikan Bright kembali ke kamarnya tidak kurang satu apapun, ok!"

Maggie mengangguk cepat "Terima kasih untuk malam ini Bri... Lain kali kita akan bercengkrama lebih dari ini, selamat malam Bright" Ucap Maggie sembari mengusap pipi Bright yang terlihat sedikit kemerahan karena mabuk dan setelahnya langsung meninggalkan kedua pria itu untuk masuk ke kamarnya.

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang