Bab Yang Sempat Dihapus WP🔞

391 14 3
                                    

"Bright"

"Wow.. Wow.. Wow.."

Bright yang sedang terpejam karena sangat mengantuk langsung membuka matanya saat celana jeansnya dibuka paksa oleh Win dengan cara yang brutal. Tangan Bright langsung saja mencegah perbuatan Win, karena ia melihat pancaran kekalutan di mata Sang Kekasih, dan Bright berpikir jika panggilan yang Win terima dari Tian beberapa menit lalu pasti yang menyulut kekacauan saat ini.

"Fuck me hard Bri until I said stop, please?"

Ucap Win dengah raut wajah putus asa bercampur dengan genangan air di kedua matanya.

Dan Bright yang melihat itu langsung saja terbangun dari tidurnya kemudian menarik tubuh Win untuk duduk dipangkuannya.

Win hanya menurut apa yang dilakukan Bright padanya karena mendadak seperti tak punya tenaga setelah pembicaraannya dengan Tian. Win terlalu kalut untuk bisa menerima permohonan Tian yang ia rasa sangat sulit sekali untuk ia wujudkan.

"I'll fuck you up really, tetapi bukan dengan kondisi dimana salah satu dari kita sedang tidak baik-baik saja, ingat... Sex di dalam hubungan kita hanya boleh menghasilkan sebuah kepuasan yang membuat cinta kita semakin kuat, bukan seperti ini Win, bukan dengan kemarahan atau semacamnya"

Win mendadak sesenggukan di dalam pelukan Bright, hal yang sudah lama tak pernah ia lakukan yaitu menangis. Bright adalah orang terakhir yang mampu membuat air matanya keluar karena perpisahan mereka dulu, dan sekarang pria itu juga yang menjadi alasan Win kembali berlinang.

"I love you Bri"

"I know Cry Boy, I love you too much and it's getting hard to handle"

Bright membalas pernyataan cinta Win dengan ketulusan sepenuh hati karena itulah faktanya, ia juga membiarkan Win menangis sampai sepuasnya karena tangisan mungkin saja bisa membuat segalanya nanti akan kembali baik.

***

"Better?"

Tanya Bright pada akhirnya setelah Win sudah mulai berhenti sesenggukan dan mengangkat kepalanya dari bahu Bright.

Sungguh Win terlihat sangat berantakan setelah menangis lebih dari 30 menit dalam dekapannya. Dan yang bisa Bright lakukan hanya memberi usapan lembut pada punggung Win berharap itu akan membuat kekasihnya jauh lebih tenang.

"Ehmm..." Angguk Win singkat sembari menghapus sisa air matanya.

"Belum ingin cerita?" Bright begitu hati-hati ketika bertanya karena takut itu akan membuat Win menjadi semakin kusut.

"Berikan aku sex terbaik dulu sebelum aku bicara" Pinta Win spontan yang tentu saja sangat mengagetkan Bright.

"Nope... No way... Kita tidak butuh itu sekarang" Tolak Bright langsung secara tegas.

Win tiba-tiba saja menyeringai, dan langsung mengubah duduknya yang tadi menyamping, sekarang justru berhadapan langsung dengan Bright. Tangan Win tak tinggal diam, karena jemarinya sedang bergerak lincah melepas satu per satu kancing baju yang ia pakai dengan mata tertuju pada netra milik Bright.

Setelahnya Win menjatuhkan shirt yang ia pakai begitu saja ke lantai. Sementara Bright belum bergerak atau merespon apapun dari semua tindakan Win di atas pangkuannya. Bright masih bertahan karena yang mereka butuh kan sekarang adalah bicara, bukan bergumul di atas ranjang dengan lengkingan suara desahan.

"Tidak tertarik?" Tanya Win seduktif dengan gerakan tangan yang menyentuh seringan bulu pada biceps milik Bright.

Setelah pelepasan Bright karena kelihaian mulut Win, kondisi Bright masih sama yang hanya menggunakan jeans tanpa atasan, niatnya tadi mereka ingin langsung beristirahat saja seharian ini di dalam kamar hotel, sebelum melakukan pekerjaan lanjutan, tetapi Win benar-benar menguji kesabaran Bright yang hanya setipis tisu curah.

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang