Traveling Together

429 24 1
                                    

Win cukup terkejut dengan pilihan tempat yang akan Bright gunakan untuk syuting project baru pria itu. Dan sekarang mereka sedang berada di atas sebuah kereta menuju ke sana.

Sebenarnya tujuan awal mereka adalah bukan tempat yang akan mereka datangi saat ini, tiba-tiba saja segalanya dirubah oleh kekasih bazingannya itu didetik-detik terakhir sebelum mereka berangkat.

Alhasil Win yang sempat sedikit mengamuk, pada akhirnya menyerah saja. Mungkin Bright memang butuh teman untuk perjalanannya, mengingat tempat yang akan mereka datangi meski tak terlalu jauh dari Bangkok tetap saja lebih seru jika pergi dengan seseorang.

"Kau kepanasan?" Tanya Bright khawatir karena Win sudah sangat lama meninggalkan Bangkok dan memilih hidup di Negara dengan cuaca yang lebih banyak hawa dingin daripada panas.

Win memutar kepalanya yang semula menghadap ke jendela kereta karena sedang menikmati pemandangan, kini menatap Bright dengan penuh senyum.

"I love this place, the air, the vibes, the foods and... You" Ucap Win dengan nada nakal dikata terakhirnya.

Bright merona, meski ia adalah pria Alfa yang tangguh, tetapi rayuan Win sejak dahulu kala selalu mampu membuat darahnya mendidih dan sekujur tubuhnya meremang.

"Aku hanya takut karena kau tak terbiasa lagi hidup dengan vibes ini, look..." Bright memutar kepalanya dan menyisir gerbong yang mereka tempati "Keretanya terlalu penuh sampai harus ada yang berdiri, aku takut ini akan mengganggu kenyamanan kekasihku yang statusnya sekarang adalah seorang Superstar"

"Cihhh... Salahkan saja pria bernama Bright Vachirawit yang berlaku seenaknya ketika memilih tempat lain di detik-detik perjalanan kami" Ejek Win.

Bright mengedikan kedua bahunya "Entahlah, tiba-tiba saja aku mendapat ide lain setelah...."

"Berhenti sampai disitu" Win memberi peringatan agar Bright tak melanjutkan kalimatnya, karena wajah Bright sudah berubah menyebalkan.

"Setelah... Melihat postingan salah satu travel vloger sayang... Kita masih di dalam kereta tetapi pikiranmu sudah bertamasya kemana-mana" Kekeh Bright.

Win mencebik kesal, Bright memang selalu memiliki segudang alasan untuk berdebat dengannya.

"Sudah berapa tahun ya kita tidak menggunakan kereta saat berpergian di Bangkok?" Bright kini menerawang mengingat masa lalunya dengan Win diawal mereka menjadi sepasang kekasih.

Saat itu, keduanya hanya berstatus seorang pelajar ketika percintaan mereka baru dimulai. Mereka adalah teman satu angkatan walaupun berbeda kelas. Bright yang berada di kelas unggulan tanpa sengaja melihat Win di ruang musik yang kala itu sedang memarahi juniornya karena tanpa sengaja merusak biola kesayangan pria itu.

Sejujurnya saat melihat Sang Junior begitu takut akibat teriakan Win menggema hingga ke koridor sekolah, Bright merasa sangat kasihan, tetapi fokus Bright justru bukan pada wajah hampir menangis Si Junior, melainkan wajah Si Tukang marah yang tertempel beberapa plester di kening dan sudut bibirnya.

Bright berpikir jika Win adalah salah satu berandalan sekolah yang hobi dengan perkelahian, toh sebagai salah satu murid unggulan, Bright pasti tahu seandainya Win masuk ke dalam bagian dari mereka. Tetapi Bright justru tak pernah melihat Win di kegiatan belajar manapun, fixed! Win pasti adalah murid dengan segudang masalah jika dilihat dari penampilannya yang berantakan.

"Lain kali, jangan sentuh barangku dalam kondisi apapun, seharusnya kau mengerti karena ini sudah kesekian kalinya aku berteriak padamu, paham!" Tegas Win tak mempedulikan jika lawan bicaranya sedang menahan tangis.

Tanpa perlu repot-repot menunggu reaksi juniornya, Win melangkahkan kakinya begitu saja untuk keluar dari ruang musik, tetapi saat membuka pintu lebih lebar, Win melihat seseorang berdiri mematung di depannya "Meung..." Tegur Win langsung "Bisa kau menyingkir dari depan pintu ini? Jika kau ingin masuk, biarkan aku keluar dulu"

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang