Love Without Limits

349 29 2
                                    

Beberapa jam lalu Win mengirimkan pesan padanya untuk datang ke satu tempat yang juga milik seorang Dew Jirawat. Dan sekarang Bright justru masih duduk dengan wajah kebingungan, mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya, menggerutu sesekali karena instruksi yang Win berikan tidak terlalu jelas. Win hanya menulis datang ke mana dan pukul berapa tanpa tahu tujuan pertemuan itu.

Tetapi jika dipikir lagi, harusnya Win meminta dijemput saja untuk datang ke tempat milik Dew. Mengapa mereka harus pergi secara terpisah. Hotel tempat Win menginap dengan Apartemen Amber jaraknya hanya beberapa kilo meter, tidak jauh sama sekali. Dan tentu saja Bright tak merasa keberatan jika harus mengemudi ke sana.

"Bukankah Win sudah menjawab jika dia setuju untuk kembali padaku?" Bright berusaha mengingat satu per satu percakapan yang sudah mereka lalui, untuk memastikan jika ia tak bertepuk sebelah tangan "Atau aku salah mengerti ya?" Monolog Bright lagi.

Sepertinya ia harus mendatangi langsung pria nakal itu. Semua harus kembali jelas sebelum ia kembali ke Korea agar ia bisa menjalani aktivitasnya lagi dengan tenang.

"Aku akan bersiap sekarang untuk segera menemui Pujaan Hati, pakai baju yang bagus dan menawan. Kekasih dari seorang Violinist terkenal mana boleh terlihat urakan" Bright segera berlari menuju kamarnya, ia sudah tidak sabar bertemu lagi dengan Win.

***

Bright sekali lagi memastikan penampilannya sudah cukup mempesona. Dia tidak mungkin terlihat biasa-biasa saja sementara Restoran milik Dew adalah salah satu yang terbaik di Bangkok. Win memilih tempat yang sangat baik sekarang, mungkin karena pria itu sudah menjelma menjadi pria kaya.

Dahulu ketika mereka belum menjadi siapapun, kedai kaki lima adalah tempat terbaik untuk berkencan, walau harga makanan disana cukup murah, mereka tetap saja merasakan betapa nikmatnya semua makanan yang mereka santap, karena yang terpenting adalah kebersamaan mereka.

Namun kali ini, sepertinya mereka akan mewujudkan salah satu mimpi ketika kesuksesan sudah mampu mereka raih, yaitu makan di tempat terbaik dengan vibes sangat romantis. Sungguh rasanya Bright sudah tidak sabar untuk segera masuk dan menyambut cintanya kembali.

"Yes... Babe, I'll see you soon" Ucap Bright setelah keluar dari mobil dan kemudian berjalan untuk masuk ke dalam Restoran.

Ketika kakinya baru saja sampai di depan pintu masuk, Dew langsung mengarahkan dirinya untuk naik ke lantai dua. Restoran milik Dew memang terdiri dari dua lantai, dan tentu saja Bright hanya mengikuti instruksi temannya. Mungkin saja Win memang sudah memesan tempat untuk mereka, dan ngomong-ngomong ia tak tahu apakah Win sudah tiba atau belum.

Saat langkah Bright hampir sampai, telinganya samar-samar mendengar suara alunan biola, Castle In The Sky theme ( Laputa) yang begitu indah. Bright terus menaiki anak tangga sampai bagian akhir dan setelah sampai ke lantai dua, matanya langsung disuguhkan oleh penampilan Win di sebuah mini stage dengan pencahayaan dari beberapa lilin dan lampu temaram. Bright terus melangkah tanpa memutus kontak matanya dengan Win yang masih asik dengan biolanya.

"Oh... You here" Ucap Win setelah selesai memainkan bait lagu terakhirnya "Silahkan duduk" Titah Win pada Bright ke arah satu kursi yang sudah disiapkan dengan pemandangan langsung ke arah stage.

Win tersenyum senang melihat penampilan Bright malam ini yang begitu rapih dengan jas meski tanpa dasi. Ia cukup puas Bright mampu berpakaian sesuai dengan suasana tempat yang mereka datangi. Pria itu ternyata benar-benar banyak berubah, tidak lagi seenaknya dalam berpenampilan.

"Hai Bright" Sapa Win yang tak bisa lagi menutupi kebahagiaanya sekarang "Ini adalah bentuk satu permintaan maaf karena sudah mengingkari janjiku untuk tidak akan pernah memainkan lagu khusus kita di depan siapapun" Win memulai kalimatnya yang memang sudah ia persiapkan matang sebelum kejutan malam ini dimulai.

"Ya... Kau sangat tega malam itu" Balas Bright.

"I know, and I'm sorry for that... Karena itu kita ada di sini malam ini" Win mulai mengarahkan biolanya dan bersiap untuk memainkannya lagi "Love without limits, this song is for you from the deep of my heart, please enjoy"

Win memejamkan matanya sejenak dan menarik nafasnya agak dalam, setelah itu ia mulai menggerakan bow pada biolanya dan terdengarlah alunan musik yang sangat indah. Win begitu menghayati permainannya karena memang ia menciptakan lagu itu secara khusus, untuk menyampaikan perasaan hati yang sesungguhnya pada Bright sejak dahulu hingga sekarang.

Semua nada yang terdengar adalah ketulusan cinta yang ia miliki untuk satu-satunya pria yang berada di Singgasana tertinggi hatinya, mendapat tempat teristimewa dalam setiap perjalanan hidupnya, dari yang bukan siapa-siapa menjadi seseorang dengan nama besar dan karir cemerlang.

Win terus saja menghipnotis dengan semua gerakan anggun nan profesional sehingga musik yang tercipta layaknya keindahan surga. Dan setelah beberapa menit, pada akhirnya Win berhasil menyelesaikan misinya, kemudian kembali menatap Bright dengan mata penuh binar asmara.

Sebelum Win bergerak untuk menghampiri Bright, pria itu justru sudah bangkit dari duduknya dan berjalan semakin mendekat ke arah tempat ia berdiri sekarang. Dan Win tiba-tiba saja menutup mulutnya dengan kedua tangan saat Bright berlutut tepat di depannya dengan sebuah kotak kecil yang mengarah padanya.

"Akhirnya aku memberikan ini pada pemilik sesungguhnya, sesuatu yang sudah lama ku persiapkan tetapi belum sempat ku persembahkan. Win... Ehm... One of the most difficult tasks in life is removing you in my heart, I tried it so hard, really! But at the end, I'm coming back to you again and again, So... will you be mine maybe forever?" Bright mengungkapkan seluruh isi hatinya tanpa keraguan lagi, karena tekadnya sudah bulat jika ia ingin kembali lagi bersama cinta lamanya yang tak pernah ada kata selesai.

Win melabuhkan sebuah kecupan hangat pada kening Bright, dan setelahnya ia mengambil sesuatu yang diberikan oleh Bright kemudian tanpa berpikir panjang lagi, Win langsung memasangkannya ke jari telunjuknya yang ternyata terlihat benar-benar sangat bagus dan berkilau dijarinya.

Bright tak lagi berpikir panjang dan langsung menerjang Win dengan sebuah pelukan erat, begitu Win mengangkat satu tangannya dan memamerkan jemari yang terpasang cincin ke depan wajahnya. Tanpa harus dijawab dengan sebuah kalimat, Bright tahu jika keinginannya tak akan bertepuk sebelah tangan. Bright terlalu mengerti bagaimana Win dan kerena itu sekarang mereka saling memeluk satu sama lain.

"Terima kasih karena kau masih konsisten dan tidak memberikan cincin ini pada siapapun" Ucap Win disela pelukan mereka.

"Tidak ada yang pantas memakainya selain dirimu sayang, cincin itu seperti menolak jatuh ke tangan orang yang tidak tepat, dan lagi aku tidak ingin sampai berlutut hanya untuk meminta mereka menjadi kekasiku, saat bersamamu, itu ku lakukan secara spontan agar suasana romantisnya lebih terasa dan membuatmu sampai lupa bagaimana cara menolakku"

Bisik Bright dengan kalimat super panjang karena ia memang ingin lebih intim dengan Win meski tempat mereka sekarang sangat tidak pantas, tetapi karena sepertinya Win sudah menyewa satu rooftop hanya untuk momen mesra mereka, apa salahnya sembari menyelam minum air.

"Ehmmm... Merdu sekali suara setan"

Tukas Win dengan perasaan tak percaya jika seorang Bright yang pernah ia kencani dulu ternyata benar-benar berubah banyak, terutama dalam segi kepekaan terhadap pasangan yang sesekali ingin ditreat begitu romantis.

Jangan bertanya seperti apa pasangannya ini di zaman Megalitikum ya wahai para netizen, intinya Bright tidak semenyenangkan itu tetapi bisa membuatnya menjadi budak cinta. Aneh Bukan!



True love is like a diamond,
It is rare, beautiful and lasts forever

Anonymous

K

alo kata Win "Shine Bright like a diamond"

Bye🖐


Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang