Metawin sungguh tak bisa lagi menyembunyikan wajah kusutnya bahkan sejak awal keberangkatan mereka dari Vienna menuju Seoul. Yup! Hari ini adalah jadwal pekerjaannya x Sutradara Bright Vachirawit dimulai.
Win yang selama seminggu sebelum keberangkatan sangat antusias dengan perjalanan menuju ke tempat dimana kekasih tersayangnya berada mendadak lesu karena saat tiba di Vienna International Airport, kedua netranya langsung menuju satu arah pandang dimana Maggie Thompson juga sedang membawa kopernya mendekati tempat ia, Aldric dan seluruh timnya berdiri.
Seketika Win langsung melirik ke arah Sang Manager dan meminta penjelasan melalui ekspresi wajahnya, namun Aldric sama sekali tidak merespon dan justru memilih menyambut Maggie Bitch Thompson dengan penuh suka cita layaknya seorang anak kecil yang mendapatkan hadiah natal dari Santa Claus.
Tangan Win mengerat pada pagangan kopernya, ia benar-benar tak tahu lagi karena sepertinya perjalanan yang awalnya ia anggap akan menyenangkan ini seketika berubah menjadi Worst Travelling Ever, apalagi setelah Maggie dengan rona kesenangannya menjelaskan jika wanita itu sampai harus mengosongkan semua jadwal kerjanya hanya untuk mengikuti Win dan timnya ke Korea.
Setelah melakukan perjalanan belasan jam dengan satu kali transit. Win dan ke semua mahluk yang ikut dalam rombongan berhasil mendarat dengan selamat di Incheon, dan langsung disambut oleh matahari pagi dengan udara yang ternyata masih ada sisa dingin dari musim salju akhir tahun. Win lebih memilih berjalan paling belakang karena malas mendengar seluruh ocehan yang keluar dari mulut Maggie, dan ia akan menjawab sesingkatnya saja saat ditanya karena sampai sekarang moodnya tidak juga membaik.
Win seharusnya bisa mencuri kegiatan bersenang-senang dengan Bright disela-sela pekerjaan bersama mereka, tetapi ia yakin jika wanita penuh obesesi itu akan berusaha memonopoli kekasihnya agar Bright memberikan atensi pada usahanya. Wanita itu bahkan sampai rela melakukan perjalanan panjang hanya untuk bertemu kekasihnya.
Andai saja ini bukan di tempat keramaian dimana reputasi karirnya harus mati-matian dijaga, mungkin Win sudah memutuskan untuk melakukan ide gila dengan cara menghampiri Maggie Bitch Thompson lalu mendorongnya agar tak menghalangi jalan untuknya mencium Bright dengan rakus.
"Aku tidak menyangka Bri memenuhi permintaanku untuk menjemput langsung kesini, terima kasih ya" Ucap Maggie dengan rona wajah sempurna dikulit putihnya yang justru nyaris seperti milik keluarga Cullen.
Sesungguhnya Win merasa seperti tertikam karena kedatangan Bright di Bandara memang sengaja untuk menjemput mereka dan sama sekali tak Win ketahui. Bahkan percakapan terakhir mereka sebelum Win masuk ke dalam pesawat, Bright juga tetap tak menyampikan apapun. Wajar saja bukan jika Win langsung tersulut amarah saat melihat Sang Kekasih berdiri dekat pintu keluar Bandara dengan sebuket bunga mawar merah yang tiba-tiba saja melayang ke wanita siluman rubah itu.
"Kebetulan hari ini aku tidak memiliki jadwal pekerjaan, jadi tak ada salahnya datang untuk menyambut Tamu Agung"
Hueeekkkssss... Tamu Agung? Seorang rubah betina dianggap sespesial itu oleh kekasihnya. Dan lagi dalam rangka apa membawa karangan bunga segala, memangnya ia datang ke pemakaman.
Win terus saja mengucapkan kalimat kasar tanpa henti dalam hatinya... Dan tak sekalipun ingin memperhatikan interaksi antara Sang Kekasih dengan Sasaeng Fans pria itu.
Kenapa juga Vallery harus absen dalam perjalanan mereka, atau mungkin sebenarnya ini adalah sabotase yang dilakukan oleh Maggie agar bisa ikut bergabung dengan perjalanan mereka.
"Hei Little Devil, cepat bawa kopermu kesini, supaya bisa langsung dinaikan ke mobil" Tegur Aldric pada Win yang sejak tadi tak mengeluarkan reaksi apapun setelah mereka sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Cinta?
FanfictionSawadee Kha. Cerita ini mengandung unsur 21+++, so please be nice yorobun Vienna dikala salju sedang berada pada suhu terendahnya semenjak musim ini dimulai beberapa minggu lalu. Minus sepuluh derajat cukup membuat Metawin menggigil hebat saat menyu...