"Tian..."
"Ssstttt... I'm here Doodle... I'm here"
Tian Yu kembali memeluk Win erat setelah mengusap air mata yang jatuh dari kedua mata indah kesayangannya. Tak peduli seberapa banyak pasang mata melihat pelukan erat mereka, yang terpenting sekarang adalah ia bisa memeluk Winnya lagi setelah sekian lama.
"I'm sorry Tian... I'm sorry..." Ucap Win disela-sela tangis yang tak bisa ia bendung lagi.
"Hei... Hei..." Tian Yu melepas pelukannya dan langsung menaruh telapak tangannya ke kedua pipi milik Win "It's ok... You did great... You're superstar now, and I'm proud of you, always"
Win langsung tersenyum mendengar semua kalimat baik yang diucapkan Tian padanya. Dan sekarang satu ruang hampa dihatinya yang sudah lama dibiarkan kosong tanpa cahaya, tiba-tiba saja dibuka oleh Tian lagi dan setelahnya kembali terang. Win buru-buru mengusap air matanya setelah selesai mencurahkan tangis pada Tian, ia segera memutar tubuh ke arah Aldric untuk meminta sesuatu.
"Aku butuh waktu untuk berbicara dengan pria ini, kau tidak perlu khawatir karena semua pekerjaan akan sesuai dengan jadwal, aku pastikan datang ke lokasi diantar olehnya nanti" Ucap Krist pada Aldric.
"Tidak apa-apa kan jika Tian mengantarku besok malam?" Kini giliran Tian yang ditanya oleh Win.
"Aku akan mengosongkan jadwal rapatku besok" Jawab Tian.
Win tersenyum penuh kesenangan meski apa yang diperlihatkan olehnya adalah tanda tanya besar untuk semua pasang mata yang sedang makan bersamanya, termasuk Bright yang statusnya disini bukan hanya sebagai Sutradaranya saja melainkan kekasih juga.
Win bahkan tak sekalipun memutar pandangannya ke arah pria yang kini sedang meremat gelas wine yang sedang ia pegang. Dunia Win saat ini hanya berputar pada dirinya dan Tian saja, seseorang yang bahkan tak pernah mereka semua lihat bersama Win selama ini.
"Kita ke kamar ku sekarang" Ajak Win langsung pada Tian dan lagi-lagi tanpa mempedulikan seseorang yang hatinya bahkan sangat tertikam sampai nyaris sekarat.
Tian hanya mengangguk dan langsung menggandeng Win untuk berjalan bersama menuju kamar si kesayangannya. Tetapi sebelum itu, ia membungkuk sopan pada semua orang yang tadi sedang makan bersama Win.
Tian yang memang memiliki attitude sangat sempurna apalagi statusnya adalah sebagai seorang Senator, tak pernah sekalipun bersikap arogan pada orang lain. Berbeda dengan Win yang sering sekali acuh tak acuh, Tian justru lebih bersahabat dan menyenangkan.
"Apa Win seorang gay?" Tanya Maggie tiba-tiba setelah Win dan prianya sudah pergi menjauh dari meja makan mereka.
"Apa Nona Maggie seorang Gayphobic?" Kini giliran Bright yang mengajukan pertanyaan lagi.
"Tidak, aku hanya terkejut saja karena selama ini tak pernah mendengar Win berkencan dengan mahluk jenis apapun dan sekarang... Bukankah mereka terlalu mesra jika hanya memiliki hubungan pertemanan biasa?" Maggie mencoba mengeluarkan analisanya tentang Win dan pria bernama Tian. "Bagaimana menurutmu Aldric?"
"Saya tidak suka mengurusi hubungan privasi Win dengan siapapun Nona Thompson, selagi Win tidak menciptakan skandal yang bisa merusak reputasi karirnya, saya baik-baik saja sekalipun Win berkencan dengan seorang pria" Tukas Aldric.
Sebenarnya ia juga terkejut dengan kemesraan Win yang tiba-tiba apalagi bersama seorang pria asing. Aldric tak pernah tahu bagaimana kehidupan Win selain soal musik, apalagi masalah percintaan, Win adalah orang yang selalu menutup rapat kisahnya. Tetapi jika dipikir ulang, selama ini dirinya tak pernah tahu latar belakang keluarga seorang Win Opas, yang ia pahami adalah Win seorang perantau dari Thailand yang sukses dengan karir musiknya di Vienna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Cinta?
FanfictionSawadee Kha. Cerita ini mengandung unsur 21+++, so please be nice yorobun Vienna dikala salju sedang berada pada suhu terendahnya semenjak musim ini dimulai beberapa minggu lalu. Minus sepuluh derajat cukup membuat Metawin menggigil hebat saat menyu...