Lama Tersimpan

186 12 7
                                    

Setelah beberapa menit terbangun dari tidur dan sudah sepenuhnya sadar dari mabuknya semalam, Bright sedikit terkejut karena pertama kali matanya terbuka yang ia lihat adalah kekasihnya Win juga berada di ranjang yang sama dengannya. Itu berarti kejadian semalam dimana ia merasa Win memeluknya, menciumnya dan mereka sedikit berdiskusi ternyata bukan hanya halusinasi atau mimpinya saja.

Semua adalah fakta yang sedang ia coba ingat-ingat lagi karena Win seperti berbicara sesuatu soal.... Ah... Ternyata efek soju semalam benar-benar menganggunya pagi ini.
Saat mencoba bangun dari tidurnya, kepala Bright terasa seperti dihantam batu besar dan membuatnya sempat oleng lagi ke atas ranjang, untung saja ia masih bisa menahan diri agar tak jatuh ke atas tubuh Win yang sedang tertidur nyenyak.

Bright memilih bergerak untuk pindah ke sofa dahulu sebelum membersihkan diri karena semalam sepertinya Win hanya menggantikan bajunya saja. Seluruh tubuh Bright terasa lengket dan ingin segera dialiri air tetapi tenaganya masih belum terkumpul sempurna.

"Kau pasti merasakan sakit kepala hebat sekarang"

Mata Bright yang nyaris terpejam lagi mendadak terbuka ketika suara seseorang terdengar olehnya. Dan sekarang Win sedang berdiri sembari bertolak pinggang di depan sofa yang ia duduki.

"Babe..." Ucap Bright serak akibat dari banyaknya alkohol yang mengaliri tenggorokannya malam tadi.

"Sudah puas bersenang-senangnya?"

Win masih berdiri dan sekarang kedua tangannya ia lipat di depan dada.

"Kita impas kan?" Ucap Bright yang masih belum bergerak dari duduknya
"Kau bersenang-senang dengan Senator muda itu, sedangkan aku memilih mabuk saja untuk melupakan setiap sentuhan mesra yang kalian perlihatkan di depan mataku"

Win rupanya sedikit tertohok mendengar perkataan Bright. Padahal semalam ia sudah mengutarakan permintaan maaf tetapi dasarnya bedebah ini sedang mabuk, Win yakin jika semua kalimat yang ia ucapkan sama sekali tak diingat oleh kekasihnya.

"Bukankah seharusnya ada penjelasan tentang KEMESRAAN antara dirimu dan Senator Tian?" Bright sedikit menegaskan nada bicaranya karena setelah ditunggu beberapa menit, Win bahkan belum mengatakan apapun lagi.

"Hhhhh....." Win menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskan juga dengan kasar, ia lebih memilih untuk duduk di atas pangkuan Bright daripada harus menempati sofa kosong sebelah kekasihnya dan tak lupa sebuah kecupan singkat berlabuh di bibir seksi Bright untuk memberi kekuatan ketika menghadapi Cranky Director ini.

"Maggie B Thompson semalam sangat agresif sekali dan jika aku tidak mengambil alih tubuhmu, mungkin saat ini kau sudah teronggok naas di ranjang milik wanita itu dengan kondisi banyak tattoo abstrak yang akan menghiasi whole your body" Ucap Win setelah menyamankan tubuhnya di pangkuan Bright tak peduli jika kekasihnya ini menolak ataupun tidak.

"Mengalihkan pembicaraan" Bright mencebik kesal tetapi tangannya tetap saja aktif memeluk Win sembari mengusap pinggang Win naik turun dengan lembut, dan berakhir sangat bedebah karena dua bobba kenyalnya yang sekarang menjadi sasaran Bright.

Tetap mesum ternyata, mana mungkin Pervert Bright menyia-nyiakan kesempatan menjamah tubuhnya meski kondisi pria yang ia duduki ini sedang marah. Batin Win meronta sembari menahan desah yang nyaris keluar dan bisa saja memprovokasi birahi Sutradara Gila.

"Soal Tian... Sepertinya kita bertiga harus saling bicara saja, sebentar"

Win tiba-tiba saja turun dari pangkuan Bright untuk mengambil ponselnya. Setelah itu, Win melakukan panggilan untuk memastikan jika Tian masih ada di kamar hotelnya.

"Tian... Tolong tunggu aku sebentar lagi, ada yang ingin aku bicarakan dengan Tian" Ucap Win setelah Tian menjawab panggilannya "Nanti aku jelaskan semua, aku akan kesana sekarang" Win segera memutus panggilannya karena ingin segera menuju kamar yang di tempati Tian.

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang