Overthinking

221 14 4
                                    

Metawin sebenarnya tak ingin terpengaruh dengan percakapan dirinya dan Aldric beberapa waktu lalu, tetapi si bajingan itu berhasil menyampaikan cerita secara dramatisir sehingga otaknya harus banyak berpikir. Atau sebenarnya apa yang disampaikan Aldric levelnya seperti berita biasa, hanya saja ia sedikit terusik dengan itu?

Ok! Mari sejenak kita menguping apa yang disampaikan Aldric pada Win selain soal keributan, karena Win tak pernah menyampaikan secara pasti kapan ia akan kembali ke Vienna, dan tingkah Win yang seperti itu membuat Aldric mendadak sakit kepala.

Flashback Mode On

"Hei Al... Bilang pada kekasihmu untuk bersabar sedikit, kita sudah deal soal jadwal liburku, kalau tiba-tiba ia memajukan rencana seenaknya, kita cari saja produser dan label baru" Ucap Win masih santai tanpa emosi karena ia tak ingin merusak mood berliburnya.

"Ya... Ya... Mengganti Produser dan Label? Insane Win... Untung saja kau sedang berada di Antah Berantah, kalau tidak awas saja.. Dan jangan sebut wanita itu kekasihku, dia bukan tipeku" Aldric memberi ancaman, walau pada kenyataannya dia tak berani melawan Win sama sekali. Meski terkesan pendiam dan tak banyak berulah, Win akan sangat mengerikan jika sedang marah. Aldric sudah pernah melihatnya sendiri, dan cukup sekali saja, ia tak ingin berada di situasi itu lagi.

"Vallery pasti akan mendengarkan permintaanmu, kau hanya perlu mengedipkan satu mata dan segalanya selesai" Win masih bertahan dengan pendiriannya untuk menikmati libur tanpa harus terlibat dengan pekerjaan apapun.

Sudah sangat lama Win terjebak dalam situasi kerja yang terlalu hectic. Terkadang ia bahkan merasa kebingungan sendiri apa yang harus ia lakukan di rumah jika sedang meliburkan diri. Karena bagi Win, tak ada lagi yang menarik perhatiannya selain musik dan Bright. Win sudah lama hidup ditemani kesendirian, ia bahkan menolak berteman dengan siapapun selain orang-orang yang terlibat dalam karir musiknya dan itupun hanya pada Aldric saja ia memberi ruang untuk mengenalnya lebih jauh.

"Vallery memang pemimpin di Label itu, tetapi kali ini bukan dia yang berwenang mengambil keputusan, aku sudah berbicara pada Vallery jika kau masih berlibur, tetapi wanita itu mengatakan kalau yang ingin kerja sama ini terlaksana secepat mungkin adalah sepupunya Maggie Thompson"

Aldric mencoba semakin detail lagi memberikan penjelasan agar Win mengerti situasinya.

"Why Maggie?" Tanya Win.

"Karena sepupu Vallery itu yang menginginkan Bright Vachirawit bekerja sebagai Sutradaramu, Vallery bahkan tak mengenal Bright sama sekali"

"But Why?"

"Karena itu adalah kesempatan emas untuknya mendekati Bright"

Win mendadak kaku mendengarnya. Another Thompson yang sekarang justru mengejar kekasihnya.

"Cihhhh.... Thompson siblings benar-benar mengerikan jika sudah menyukai seseorang" Win berkomentar untuk memberi penilaian berdasarkan apa yang ia lihat dari keturunan wanita keluarga Thompson. Yang Win bicarakan adalah Aldric dan Vallery, dimana Sang Wanita terlihat lebih agresif dan masih saja tak gentar walaupun Aldric tidak merespon sama sekali soal pribadi.

"Kau membicarakan Thompson yang mana?"

"Kedua Thompson bersaudara, Vallery dan Maggie yang sama-sama mengejar pria secara blak-blakan, buktinya kau sampai terus menghindar kan, eh atau jangan-jangan itu hanya strategimu saja agar tidak kehilangan penggemar?"

Win sepertinya menyadari sesuatu soal tingkah Aldric yang sering berbicara penolakan terhadap Vallery dengannya, tetapi tetap bermulut manis ketika di depan wanita itu.

Alasannya sangat klise, dan sudah bisa ditebak jika semua yang dilakukan pria itu semata-mata hanya untuk kemajuan karirnya. Jika Adric berbicara seperti itu beberapa tahun lalu, ia mungkin akan percaya, tetapi posisinya sekarang sudah aman, lantas harus bermulut manis untuk tujuan apalagi.

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang