Variabel Yang Saling Terhubung

235 13 17
                                    

"Masih dengan huru hara yang sama dan pria yang sama, sampai kapan seperti ini Metawin Dimitriadis?"

Win menghela nafas berat, Metawin Yu, Metawin Opas, Metawin Dimitriadis adalah satu orang yang sama dan sekarang sedang bergelayut manja di lengan seseorang padahal usianya sudah sangat banyak, tetapi tingkahnya masih saja seperti bayi lima tahun jika dihadapan Support System 1.

"Kau tuh berat ih...."

Win tak bergeser sedikitpun meski terus saja diusir, ia tetap melingkarkan kedua tangannya ke lengan "Si Yang Paling Ku Sayang Number One" seperti itu lah julukan yang diberikan Win pada Sang Support System.

"Bright terlalu tak tergantikan, coba bayangkan bagaimana bentukannya sekarang..." Win mengubah cara duduknya menjadi saling berhadapan dengan lawan bicaranya "Bright itu tampan, kaya, tampan, kaya, tampan, kaya, baik hati, karirnya cemerlang, cinta padaku, sexy, hot, partner terbaik di ranjang dan segala bidang"

"Woiii.... Anak kecil dilarang berhubungan sex"

Win langsung merapatkan bibirnya ketika mendapat interupsi langsung.

"Tetapi umurku sudah banyak ya" Protes Win tak ingin kalah.

"Iya benar umur semakin banyak dan semakin besar juga huru hara yang kau ciptakan dengan Harabeoji"

"Madre......"

Win kembali bergelayut manja dan mode dewasa, tertutup, tak tersentuh yang selama ini menjadi tamengnya di depan orang lain seketika runtuh ketika sudah berhadapan dengan dua orang tersayangnya yaitu Ibunya dan Brightnya.

"Schatze... Rasanya sudah terlalu lama kita berdua melawan keluarga ayahmu" Ucap Sang Ibu sembari mengusap kepala Win dengan sangat lembut "Semenjak ayahmu dengan sangat kurang ajar pergi meninggalkan kita dan memilih tidur di dalam tanah seperti tumbuhan..."

"Mrs. Yu..."

Maynee justru terkekeh geli dengan protes yang diberikan anaknya. Bukan... Bukan karena dia tidak menghormati mendiang suaminya ketika bercanda dengan Win soal Sang Ayah, hanya saja itu adalah bentuk dari pertahanan diri Maynee agar kehancurannya bertahun-tahun lalu setelah kepergian Appa Win, tak kembali menjadi duri dalam daging untuk hidupnya saat ini.

Maynee ingat betul hembusan terakhir nafas Sang Suami dan suara-suara mesin di ruang ICU bersahutan, menunjukan kondisi Appa Win semakin menurun dan akhirnya meninggalkan ia di Dunia ini dengan seorang anak yang perilakunya absurd. Tetapi peninggalan yang berbentuk anak laki-laki ini lah obat mujarab seorang Maynee Dimitriadis selama nyawanya masih menyatu dengan raga.

"Aku tidak menyesal menikahi ayahmu, sungguh ia adalah pria terbaik dalam hidupku, hanya saja aku tak menyangka jika kekisruhan antara kakek dan nenekmu akan berdampak pada masa depan anakku"

"Mereka dan segala protokolernya benar-benar membuatku frustasi Madre"

"Itu karena kekasihmu seorang pria, kalau memilih wanita mungkin perangnya tidak akan sebesar sekarang dan harus aku lagi yang melibatkan diri" Maynee memarahi Sang anak dengan telunjuk yang bergerak berkali-kali di kening Win.

"Kau itu ibuku Mrs. Yu"

"Bright..."

Tanpa sengaja netra Win melihat seseorang sedang mematung di dekat pintu masuk kamarnya. Dan sekarang dugaannya mengarah pada Bright yang pasti mendengar kalimat terakhir Sang Ibu untuknya.

"Anak tampan... Kenapa hanya berdiri di sana, masuk lah dan duduk sini" Suara Maynee akhirnya memecah kesadaran Bright "Auntie sangat kaya loh, akan bersenang-senang kemana kita? Maldives? Cappadocia? Santorini?" Lanjut Maynee dengan gestur tubuh menggoda ala Milf genit yang ada di film American Pie.

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang