Bright selalu terpaku pada bentuk tubuh Metawin Opasiamjakorn, pria yang baru ia ketahui memiliki banyak darah campuran yang Bright yakini ketika Win tercipta, Sang Kuasa pasti sedang dalam kondisi penuh kebahagiaan, karena itulah sosok Metawinnya memancarkan keindahan segala unsur lapisan bumi yang tak bisa dijabarkan satu per satu karena terlalu banyak.
Metawin bak Pangeran Negeri Dongeng yang memancarkan harmonisasi terbaik untuk semua rakyatnya, itu pikir Bright sejak dulu sebelum ia mengetahui jika di dalam diri kekasihnya memang mengalir darah Sang Kaisar Agung yang membuat dirinya seperti rakyat jelata, tetapi beruntung karena dicintai sebegitu besar oleh pria itu.
"Hei Sutradara mesum, apa yang kau lihat sejak tadi?" Win bertanya sekaligus menegur Bright yang tak sedikitpun menurunkan pandangan ke arahnya sejak ia keluar dari kamar mandi dan duduk di depan meja rias untuk mempertampan diri (Jangan sebut Win cantik, dia tetap saja seorang pria meski lebih suka di dominasi oleh Bright🤦♂️).
"Win..."
"Hmm?"
"Bagaimana caranya menjaga tubuh seperti yang kau miliki sekarang?" Tanya Bright setelah memandangi beberapa bagian dari tubuh Win yang menurutnya sangat..... Ah kalian pikir sendiri lah, aku tak ingin berbagi pikiran liar jika itu menyangkut kepunyaanku.
"Tubuh yang bagaimana maksudmu?" Win hanya menatap Bright melalui cermin tanpa harus repot-repot memutar tubuhnya, karena ia sedang sibuk menggunakan rangkaian skincare agar wajahnya tetap awet imut.
"Sexy, hot...."
"Kenapa? Kau berniat menjadi submissive untukku?" Win langsung memotong kalimat Bright.
"Neeiiii... My Rocket on the inside of your Dark Hole, that's my addicton" Ungkap Bright dengan senyum nakal dan gestur duduk setengah berbaring yang sengaja Bright lakukan, agar Rocket yang masih bersemayam di dalam celana jeansnya mendapatkan notice dari Win.
Win sedikit berdecih dan masih tetap menatap Bright lewat cermin. Dengan gerakan lembut, Win memutar tubuhnya menghadap Bright dan menggerakan jari telunjuknya sebagai isyarat agar Bright mendekat padanya.
"Come here Pervert Man" Ucap Win pada akhirnya karena Bright sama sekali tak bergerak.
Dan setelah terpana beberapa saat karena Win bersikap terlalu anggun yang membuat Bright blank sesaat, pada akhirnya Bright membawa tubuhnya untuk berjalan mendekati Sang Kekasih tanpa bersuara sedikitpun.
Win menggeser duduknya untuk memberi akses kepada Bright karena setelahnya ia menuntun Bright untuk duduk di atas meja rias dan berhadapan langsung dengannya.
Bagaimana gambaran mereka sekarang?
Ok
Ehmm....
Penasarankah kalian?
Tentu saja
Kalian kan....
Pada intinya Bright duduk diatas meja rias dengan sedikit membungkukan tubuh agar bisa melihat Win yang masih sangat nyaman di kursinya.
"Sayang...."
Suara Bright lemah, itu dikarenakan tatapan Win yang seharusnya biasa-biasa saja, tetapi untuk jiwa raganya seperti sebuah ajakan untuk membuat diri mereka berdua dan seisi kamar Hotel ini menjadi berantakan.
Win masih menatap Bright dengan tarikan di salah satu sudut bibirnya dan membuat Bright seperti mati kutu. Otaknya tiba-tiba saja mencari sebuah objek di dunia ini yang keindahannya bisa ia compare dengan Metawin Opas, tetapi pikiran Bright yang menjelajah dari Kutub Utara hingga Selatan tak juga menemui jawaban yang valid, jenis objek apa yang mampu mengalahkan keistimewaan Sang Kekasih ini dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Cinta?
Fiksi PenggemarSawadee Kha. Cerita ini mengandung unsur 21+++, so please be nice yorobun Vienna dikala salju sedang berada pada suhu terendahnya semenjak musim ini dimulai beberapa minggu lalu. Minus sepuluh derajat cukup membuat Metawin menggigil hebat saat menyu...