Let Life Surprise You

333 30 5
                                    

"Oh My Lord...."

"Ada apa?"

Dew buru-buru keluar dari meja barnya setelah melihat siapa yang baru saja berjalan mendekatinya dan tanpa kalimat pembuka apapun lagi, Dew langsung saja mendekap seseorang dengan sangat erat.

"Aku tidak percaya kau muncul di depanku sekarang" Dew melepas pelukannya untuk memastikan jika ia benar-benar tidak salah memeluk orang "Is it you? For real?" Tanya Dew sembari memutar-mutar tubuh orang itu dengan sangat bersemangat.

Win hanya menatap malas pria di depannya yang sejak tadi terlalu histeris bahkan ketika ia baru saja muncul di dalam Bar. Niatnya malam ini ingin sejenak menghibur diri, justru diberi sambutan yang lumayan berlebihan menurutnya.

"Masih saja tidak berubah" Ucap Win asal dan berjalan lagi menuju kursi di depan meja Bar "Satu Margarita" Lanjut Win menyebutkan pesanannya kepada salah satu Bartender yang bekerja.

"Kalian memang bukan pasangan biasa" Dew berucap kegirangan dan mendekati Win setelah mendengar pria itu menyebutkan nama sebuah minuman "Aku semakin sanksi jika kalian benar-benar berpisah"

"Kau bicara apa sih? Aku datang untuk menghibur diri justru dibuat kebingungan seperti ini" Protes Win karena merasa teman lamanya bersikap semakin aneh.

"Kalian datang ke tempat yang sama meski berbeda waktu, dan memesan minuman yang sama juga, kau tahu Metawin, apa yang ku lihat sekarang menimbulkan banyak pertanyaan, apakah kalian benar-benar sudah melangkah berbeda arah?"

Win mengerutkan keningnya karena semakin dibuat bingung dengan perilaku Dew "Kalian?" Sebelum melanjutkan kalimatnya Win menyesap sedikit Margarita yang baru saja disuguhkan oleh Bartender padanya. Win begitu menikmati setiap gerakan alkohol yang mengalir dari lidah hingga batang tenggorokannya "Dew, sejak aku datang ke Bar milikmu ini, sikapmu terlalu atraktif, tetapi tak masalah untukku walaupun aku bingung sebenarnya kau kenapa? Dan kau selalu menyebut kalian, sebenarnya kata itu kau tunjukan untuk siapa?"

Dew justru tersenyum semakin lebar setelah menyaksikan sendiri sikap yang ditunjukan oleh Win, entah karena pria itu benar-benar tak tahu apa maksud perkataannya, atau Win hanya sedang berusaha menutupi sesuatu yang tidak semestinya ditunjukan pada orang lain.

"Bagaimana kabarmu sekarang? Menjadi Violinist terbaik Vienna Philharmonic, apa sesibuk itu sampai melupakan jika kau masih menjadi warga negara Thailand?" Dew masih berusaha menahan diri untuk tidak memprovokasi Win tentang Bright, ia harus menyambut teman lamanya ini dengan sangat baik agar pria itu merasa nyaman dan pada akhirnya berlama-lama di Bar miliknya.

Terakhir kali bertemu Win, mungkin saat Dew sempat mengunjungi Vienna dan rasanya sudah sangat lama sekali. Win bahkan saat itu masih menjadi pemusik junior di Vienna dan tentu saja sepasang kekasih itu masih hidup harmonis bersama. Dew bahkan sempat merasa iri dengan kehidupan sederhana kedua temannya di negeri orang tetapi mereka selalu penuh dengan kehangatan.

Apa yang terjadi dengan Win dan Bright sebenarnya menjadi perhatian khusus oleh Dew, karena Bright pun tak menjelaskan secara serius mengenai hubungan kandas mereka. Tetapi sepertinya Dew memiliki ide yang lebih brilliant.

"Aku tidak sempat datang ke konser tunggalmu, maaf ya Win" Ucap Dew sungguh-sungguh karena sebenarnya ia tahu dari media jika Win akan tampil di Bangkok.

"Sudahlah, jangan terlalu banyak berbasa-basi, kau benar-benar terlihat aneh saat bersikap seperti itu" Win sejujurnya merasa sangat jengah dengan perilaku manusiawi Dew padanya. Karena sejak mereka saling mengenal di hari pertama saja, Dew adalah pria sangat usil dan seringnya justru merepotkan.

"Auu... Tentu saja aku harus menyambut kedatangan Superstar dunia ini dengan sangat baik, kapan lagi Bar sederhanaku didatangi pemusik sekelas The Beatles"

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang