Our H×r×y Era🥵

363 16 10
                                    

Bright menggapai pinggang Metawin setelah ia berhasil menyamakan langkah kekasihnya yang cukup cepat. Entah perasaan apa yang sedang ia alami sekarang setelah mendengar sedikit percakapan Win dengan sosok misterius dan tak bisa ia lihat wujudnya karena terhalang oleh tembok. Yang jelas, percakapan kekasihnya pasti sangat serius melihat raut wajah Win begitu tidak menyenangkan, seperti menahan amarah atau bahkan lebih dari itu.

"Ikut aku" Bisik Bright setelah berhasil memeluk Win dari belakang.

Untung saja sudut Club begitu sepi dan mereka sepertinya akan aman karena posisi mereka cukup intim saat ini. Tetapi sejujurnya Bright semakin tidak peduli jika orang lain tahu bagaimana sikapnya pada cucu Perdana Menteri ini. Toh pada kenyataannya, Win adalah miliknya seorang dan ia merasa berhak mengklaim serta menjaga pria yang sedang ia dekap begitu erat.

"Bri..." Tubuh Win menegang seketika saat mendengar suara parau menyiksa gendang telinganya, ia hanya mampu bergeming karena bisikan lembut Bright benar-benar mampu melumpuhkan sensor geraknya.

Bright menggiring Win ke sebuah sudut semakin dalam pada Club yang mereka datangi, membawa Sang Kekasih menuju satu pintu yang ternyata mengarah ke ruang bawah tanah. Win masih berdiam dan belum bisa mencerna perihal yang terjadi padanya detik ini, sampai kesadarannya kembali pulih dan ia segera menghentikan langkahnya tepat ditengah lorong yang menghubungkan dua pintu.

"Wait... Wait..." Win berhenti melangkah dan menyudutkan tubuh Bright ke tembok lalu melihat sekitaran tempat dimana ia berada "Kita terlalu jauh Bri, dan ku rasa hanya staff saja yang boleh menjejaki tempat ini, kita pulang saja ke Hotel atau rumahmu"

Win kembali berputar menghadap Bright ketika kekasihnya itu menarik bahunya, padahal ia sudah siap melangkah keluar.

"Aku tahu Win, dan tak akan ada masalah"

"This is not our place Bri, come back, Ok!"

Bright hanya tersenyum samar dan tak menghiraukan segala perkataan Win. Ia justru kembali merangkul Sang Kekasih kemudian segera membawa Win semakin dalam lagi menuju satu pintu lainnya.

"Bright Chivaree"

Tanpa aba-aba, Bright bergerak terlalu cepat dan langsung menerjang Win dengan sebuah ciuman panas yang bergelora. Pertahanannya hancur lebur saat melihat sorot mata kekesalan Win ketika meneriaki namanya. Rencana ingin memberi waktu untuk berbicara pada Win, dan sepertinya Bright lebih suka berkomunikasi lewat bahasa yang lain.

"This is not ours, but mine" Ucap Bright disela-sela ciuman brutalnya dan satu tangannya berhasil membuka sebuah pintu.

Bright segera memutus ciuman mereka secara sepihak, kemudian memutar tubuh Win untuk menghadap ke sebuah ruangan yang sudah terbuka.

"No way!!!" Win langsung menatap Bright dengan sengit "What is this?"

"Well... Kita sebut saja imaginary room" Jawab Bright tanpa beban sembari membawa tubuhnya duduk dengan santai di sebuah sofa mewah yang berada tepat disalah satu sudut ruangan.

"Jadi..."

"All the places are mine, Club, Restaurant, Gym and Spa, so congratulation Metawin Yu, ternyata kekasihmu bukan hanya seorang Sutradara sekarang tetapi juga Pengusaha" Ucap Bright dengan nada dibuat-buat sombong padahal rasanya ia sendiri terkesan geli, tetapi bukankah dirinya memang harus setara dengan Metawin dari segi karir, walaupun jika kita berbicara soal darah yang mengalir, mungkin saja Bright tetap dianggap rakyat jelata.

"Kau menakutkan Bright" Tukas Win setelah terdiam beberapa detik karena ia tak tahu lagi harus berkata apa tentang fakta yang baru saja ia terima.

Jika kalian berpikir keterkejutan Win adalah perihal semua kekayaan Bright yang baru saja diperlihatkan pria itu, sepertinya kalian salah besar. Karena satu hal yang membuat Metawin bergidik ngeri adalah, banyaknya foto yang terpajang dibeberapa sudut dan hampir seluruhnya adalah tentang dia di masa lalu.

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang