Halo! Jangan lupa Vote dan Comment ♡
Happy Reading♡°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Samira terpaku sejenak menikmati ciptaan Tuhan yang begitu indah di depannya. Jona melepaskan pegangannya lalu mengetuk kening Samira menggunakan jari tunjukkan, ketukan itu menyadarkan Samira dari lamunannya.
"E-eh? Maafkan saya, meneer," ujar Samira sembari menundukkan wajahnya yang bersemu merah. Samira merasakan malu dan salah tingkah secara bersamaan.
"Apa yang kau lakukan disini? Apa kau mengikutiku?" Jona menatap Samira dengan tatapan intimidasi yang tentunya membuat nyali Samira menjadi ciut. Samira baru menyadari bahwa pria Netherland di depannya ini dapat berbicara bahasa Indonesia dengan lancar.
"Apa kau tuli?" tanya Jona dengan nada yang begitu sinis. Samira menggelengkan kepalanya, ia berasalan kalau ia tersesat kesini. Namun, Jona bukanlah orang bodoh untuk dibohongi oleh Samira. Karena enggan untuk bertengkar di makam pada malam hari, Jona memutuskan untuk pergi meninggalkan Samira sembari menghela nafas panjang dan berusaha untuk mengontrol emosinya.
Samira yang melihat kepergian Jona setelah mendengar alasannya hanya bisa berdiri mematung. Samira memutuskan untuk mengejar Jona yang berjalan semakin menjauh.
"Meneer!" panggil Samira sembari berlari mengejar Jona. Jona menoleh melihat Samira yang tengah berusaha mengejarnya, pria itu mengernyitkan keningnya heran dengan tingkah aneh Samira.
"Ada apa?" tanya Jona tanpa menghentikan langkahnya. Samira berhasil menyusul Jona, kini mereka berjalan beriringan meninggalkan pemakaman.
"Terimakasih," celetuk Samira sembari menyunggingkan senyuman manis kepada Jona. Jona tak menanggapi ucapan ataupun senyuman yang dilontarkan oleh Samira. Pria itu mengalihkan pandangannya dari Samira dan berjalan seolah tak ada Samira di sampingnya. Keduanya berjalan dalam hening disinari oleh cahaya rembulan yang begitu indah di malam itu. Hingga Samira tiba di depan rumahnya dan berucap, "Meneer, jika kamu membutuhkan sarapan atau makanan yang enak, mampirlah kesini."
Jona melirik sekilas ke warung makan yang di maksud oleh Samira, tanpa mengucap sepatah kata pun Jona pergi meninggalkan Samira yang masih tetap tersenyum manis ke arah pria itu.
"Dia sangat mengagumkan," cicit Samira sembari menatap punggung Jona yang semakin menjauh. Setelah dirasa Jona benar-benar pergi, Samira berusaha untuk naik ke jendela kamarnya dengan susah payah. Kemudian Samira berjalan keluar dari kamarnya perlahan, ia berniat untuk ke dapur untuk mengambil air minum.
"Dari mana saja?"
Samira terlonjak kaget ketika mendengar seseorang yang tengah berdiri di belakangnya.
"Kemana saja? Kenapa kamu keluyuran malam-malam gini to, nduk?" Mbok Lastri menatap Samira dengan tatapan penuh intimidasi. Samira yang terlihat begitu gelagapan hanya bisa tersenyum penuh paksa, ia memegang pundak Mbok Lastri lalu berkata, "Aku hanya ingin keluar sebentar, Mbok. Aku merasa jenuh dan kesepian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You [END]
Historische Romane"Biarkan aku mencintaimu dengan caraku," -Anonim Kisah cinta klasik berlatar Hindia-Belanda. Berkisah tentang seorang wanita Pribumi yang jatuh cinta pada Pria Belanda. Kisah cinta mereka tidak berjalan mulus, banyak halangan maupun rintangan yang m...