"Biarkan aku mencintaimu dengan caraku," -Anonim
Kisah cinta klasik berlatar Hindia-Belanda. Berkisah tentang seorang wanita Pribumi yang jatuh cinta pada Pria Belanda. Kisah cinta mereka tidak berjalan mulus, banyak halangan maupun rintangan yang m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo! Jangan lupa vote dan comment♡
Terimakasih udah nyempetin mampir♡♡
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Samira terbangun dari tidurnya karena Atmojo yang berkata kalau mereka tiba di stasiun yang ada di Soerabaja. Samira segera mengambil barang bawaannya, dan turun di stasiun kereta. Keduanya turun beriringan, Atmojo membantu Samira membawakan barang bawaannya.
Mereka segera berjalan keluar dari stasiun, Atmojo meminta Samira untuk menunggu di depan stasiun karena dia akan mencari delman untuk pergi ke rumah keluarga Jan Klaas. Samira duduk di salah satu bangku kayu yang terletak di sebelah pintu masuk menuju stasiun. Ia merasakan keadaan malam yang semakin sunyi, hanya terlihat segelintir orang yang ada di sana.
Samira sedikit takut ketika ia mendapati seorang pria yang mengenakan topi bergaya flat cap dan coat berwarna hitam. Samira merasa bahwa pria itu sedari tadi mengawasi dirinya, ia terlihat ketakutan karena Atmojo terlalu lama pergi meninggalkannya. Samira meremas tas kain yang ada dipangkuannya sembari melirik ke arah pria misterius itu. Ia merasa detak jantungnya semakin kencang, ketika ia hendak berdiri meninggalkan tempatnya, sebuah tangan menahannya dengan sedikit kencang.
"Kya!" teriak Samira dengan kencang, sehingga membuat beberapa orang di sana menoleh ke arahnya.
"Ada apa, Samira?" Atmojo terlihat begitu kebingungan, ia menahan lengan tangan kiri Samira.
"Kowe arep nyandi?" Imbuh Atmojo. (Kamu mau kemana?)
Samira menoleh ke tempat pria misterius tadi. Namun, di sana tak ada siapapun. Atmojo mencoba menenangkan Samira, ia paham bahwa Samira pasti masih terguncang akibat tragedi yang menimpanya tempo hari.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Samira tercengang ketika ia tiba di sebuah kediaman megah milik keluarga Jan Klaas. Atmojo dan Samira turun dari delman tepat di depan gerbang, dengan perasaan yang sedikit gugup, Samira berjalan mengekor di belakang Atmojo.
"Samira, nanti akan ada yang menjelaskan mengenai pekerjaan yang akan kamu kerjakan di rumah ini," ujar Atmojo.
Samira hanya membalas dengan anggukan singkat, mereka masuk lewat pintu belakang rumah. Di sana, terlihat ada seorang wanita yang cukup muda dan satu wanita paruh baya. Mereka berdua menyambut kedatangan Samira dan Atmojo.
"Saya Mbok Juminten," sapa seorang wanita paruh baya yang diketahui sebagai Mbok Juminten.
"Saya Samira," balas Samira sembari menyunggingkan senyumannya yang begitu menawan.