♤♤♤♠︎♤♤♤
Ellena Van Rhine, wanita itu berjalan menenteng tas bawaannya. Dengan langkah kaki yang begitu berat, ia berjalan menuju ke dalam kediaman keluarga Van Rhine. Hingga ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang tengah sibuk menyirami tanaman yang ada di depan rumahnya.
Ellena mengencangkan syal leher yang ia kenakan. Wanita itu berlari kecil sembari memeluk, wanita yang ia sebut sebagai Mama.
"Mama!"
Nyonya Van Rhine terkejut dengan kedatangan Ellena yang mendadak. Ia memeluk dan mencintai putrinya yang sudah lama tak bertemu, mereka hanya bisa bertukar kabar melalui surat.
"Ben je alleen gekomen?" tanya Nyonya Van Rhine kebingungan. Ellena mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan ibunya. (Kamu datang sendirian?)
Ellena tak pernah menceritakan apa yang sudah ia alami selama setahunan ini kepada siapapun. Ia tak pernah mengatakan kalau Jonathan telah mencampakkan dirinya begitu saja, ia sangat takut kalau Papanya akan sangat benci kepada dirinya karena dia tidak bisa menjadi putri yang membanggakan.
Nyonya Van Rhine mengantar Ellena ke kamarnya dan menyuruh putri kesayangannya itu beristirahat.
"Dimana Papa?" tanya Ellena kepada Ibundanya.
"Dia akan datang besok pagi, ia sekarang ada pekerjaan di Buitenzorg."
Ellena mengangguk paham, Nyonya Van Rhine segera pergi menuju dapur untuk membuat masakan yang Ellena suka. Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke kamar Ellena yang membuat Ellena tidak jadi menanggalkan syal lehernya.
"Elle!" teriak Wanita muda yang merupakan saudaranya, Elizabeth. Saudara yang selalu Papanya banggakan, berbeda dengan dirinya yang tak pernah dianggap.
"Elizabeth!"
Keduanya berpelukan melepas rindu, Elizabeth dan Ellena duduk di ranjang sembari menceritakan kisah hidup mereka satu sama lain. Namun, Ellena tak pernah membahas apapun mengenai Jonathan.
"Is je relatie met Jonathan goed?" tanya Elizabeth dengan tiba-tiba. (Apa hubunganmu dengan Jonathan baik-baik saja?)
"Wat bedoel je? Natuurlijk gaat het goed met ons," sahut Ellena dengan sedikit tergagap. (Apa maksudmu? Tentu saja kami baik-baik saja.)
Elizabeth tersenyum lebar, ia memeluk Ellena dengan begitu erat serta menyemangati saudaranya itu. Elizabeth juga mengatakan kalau kehidupan pernikahannya dengan seorang yang ia cintai sangat bahagia dan menyenangkan. Ia berceloteh panjang lebar dengan penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You [END]
Historical Fiction"Biarkan aku mencintaimu dengan caraku," -Anonim Kisah cinta klasik berlatar Hindia-Belanda. Berkisah tentang seorang wanita Pribumi yang jatuh cinta pada Pria Belanda. Kisah cinta mereka tidak berjalan mulus, banyak halangan maupun rintangan yang m...